Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon anggota legislatif (bacaleg) Partai Perindo Yusuf Mansur mengklarifikasi rekam jejaknya di masa lalu, termasuk dalam kasus dugaan wanprestasi.

Yusuf Mansur mengatakan telah memenangkan sebagian besar kasus yang menjeratnya. Salah satunya, kasus dugaan dugaan wanprestasi investasi tabungan tanah.

"Tahun 2002 yusuf mansur dituntut karena program tabungan tanah. Ini juga menang," kata Yusuf Mansur kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/5).

Dia menyampaikan hanya satu kasus yang tersisa, yaitu dugaan wanprestasi investasi batu bara. Namun, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memenangkannya dalam putusan sela.

Yusuf Mansur juga mengklarifikasi isu yang menyebut dirinya marah-marah karena tak dapat Rp1 triliun untuk Paytren. Dia menjelaskan ada orang yang memotong video tersebut.

"Enggak ada cerita saya marah-marah, enggak ada. Saya nyontohin, nyontohin, kemudian bicara tentang tauhid, tentang iman, 'Ayo bangun, jangan ngandelin duit!' Begitu saya bilang, bukan saya nyari duit," ujarnya.

Yusuf Mansur pun meluruskan beberapa pemberitaan soal dirinya mengerahkan jemaah ke Bank Muamalat pada Februari 2018. Dia berkata gerakan itu dibuat untuk melawan isu ketidakpercayaan terhadap Bank Muamalat.

Saat itu Bank Muamalat diambang krisis karena pembiayaan macet dan cekaknya permodalan. Usai Mina Padi Investama batal masuk dan suntik modal, Bank Muamalat perlu kembali berburu investor baru untuk menyelamatkan diri.

Dalam konteks itu, Yusuf pun mengajak ribuan jemaah untuk membuka akun di bank tersebut. Yusuf Mansur menegaskan gerakan itu bukan penipuan, melainkan aksi menyelamatkan bank syariah milik Indonesia.

"Atas izin Allah SWT ini memudahkan langkah ke depan di mana pemerintah menyatukan tiga bank syariah menjadi satu bank besar yang beraset Rp300 triliun," tuturnya.

(dhf/wis)

cnnindonesia