Sumber Gambar

Membeli barang secara COD memang semakin marak di zaman sekarang. Bukan hanya praktik COD yang marak juga orang-orang yang tidak paham mengenai bagaimana sistem COD dilakukan. Karena umumnya barang harus dibayar sebelum paket dibuka, dan kalau ada yang tidak sesuai maka komplain ke toko bukan ke jasa ekspedisi.

Sayang banyak yang belum paham sistem tersebut dan mengira kalau barang tidak sesuai maka bisa ditolak. Kalau kalian mengikuti thread TS, maka kalian akan melihat kasus-kasus seperti ini banyak terjadi. Ada yang sampai diancam tombak, ada yang ditusuk, ada yang dikeroyok. Macam-macam nasib apes yang dialami oleh kurir COD.

Nah, jika kita perhatikan orang-orang yang melakukan aksi penolakan paket ini kebanyakan masyarakat kampung yang kurang edukasi mengenai sistem COD. Banyak juga yang bilang hal tersebut merupakan contoh SDM rendah. Tapi kali ini hal yang hampir sama dilakukan oleh oknum kepala sekolah. Seorang kepala sekolah memaksa membuka paket yang belum dibayar.


Sumber Gambar

Dalam sebuah video, tampak seorang wanita yang disebut sebagai kepala sekolah lagi membuka paket. Perbuatan kepala sekolah itu bisa dibilang cukup membuat si kurir ketar-ketir karena masalahnya paket itu belum dibayar. Sedangkan si ibu kepsek ini sudah membukanya saja. Si kurir sudah mencoba menjelaskan tapi si ibu ngotot.

Menurutnya, di tempatnya memang begitu. Seharusnya pembeli melihat dulu barang yang dipesannya, sesuai atau tidak. Kalau memang sesuai maka akan dibayar, bila tidak ya dikembalikan. Mungkin tempat yang dimaksud itu pasar kali ya wkwk. Mendengar hal itu, si kurir makin ketar-ketir. Kalau ada yang salah, bisa-bisa gajinya 3 hari dipotong. Karena kesal ia lalu merekam si kepsek tersebut.

Dari sini sudah kelihatan bahwa masalahnya bukan di SDM rendah atau orang kampung/pelosok. Tapi soal edukasi yang belum semua orang pelajari mengenai COD. Masih banyak orang yang mungkin malas untuk membaca lebih jauh soal peraturan COD. Atau mungkin edukasi dari toko online-nya ke customer masih kurang? We don’t know.


Sumber Gambar

Kalau ngomongin SDM, ya ini kepsek gitu lho. Melihat barang sesuai atau tidak sebelum membeli itu benar. Tidak salah. Kalau transaksi yang dilakukan di luar sistem COD. Intinya ya di sistem! Sistem dan aturan main ini masih banyak yang orang tidak tahu gitu lho. Dan kalau dikasih tahu pun susah, sebagai pelanggan mereka lebih semaunya sendiri.

Tidak memikirkan bagaimana nasib kurir dan lain sebagainya. Padahal dengan tidak meratanya pengetahuan mengenai sistem COD ini, yang dirugikan pada akhirnya si kurir juga. Jadi apabila eS E N S O Rmerce dan online shop sudah menjangkau banyak tempat untuk COD. Jadi seharusnya edukasinya juga lebih merata dong.

Jangan cuma semangat keruk cuannya, tapi perlu diingat bahwa yang mereka pekerjakan juga manusia. Perlu sejahtera dan makmur hidupnya. Semua itu merupakan tanggungjawab orang yang mempelajakannya. Termasuk dalam hal ini, mengedukasi banyak orang juga membuat pekerjanya semakin aman dan nyaman dalam menjalankan tugas. Sehingga keuntungan pun datangnya ke pengusahanya juga.


Sumber Gambar

Kembali ke kasus ibu kepsek ini. Usai videonya diviralkan oleh si kurir, ibu kepsek ini beritikad baik untuk meminta maaf melalui sebuah video. Ia mengaku memang memiliki kekurangan dalam memahami sistem COD sehingga tidak paham. Ia juga menjelaskan kalau paket tersebut tetap ia terima dan berharap tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi.

Ya setidaknya si kepsek memberi contoh ke pada yang lain mengenai tata cara terima paket COD yang benar. Kalau mau lihat dulu barangnya, ya belanja saja di pasar. Lebih aman dan fair bagi kedua belah pihak. Anti miskomunikasi dan sudah pasti barangnya sesuai dengan yang ditampilkan.

Hal-hal seperti ini, sayangnya masih sering terjadi di per-COD-an tanah air. TS jadi penasaran apakah di luar negeri ada sistem cod juga atau tidak. Kalau ada apakah hal seperti ini terjadi jga di sana. Atau malah di luar sana aman-aman saja kali ya. Ya semoga saya semuanya tetap aman deh supaya hal yang terjadi di Indonesia cukup ada di Indonesia saja.



Menurut kalian, sudah tepatkah si kurir memviralkan kelakuan kepsek ini?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi