Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

efootballAvatar border
TS
efootball
Etilen Oksida Mi Instan: Indonesia Aman, Negara Lain Bahaya, Kok Bisa?
Jakarta, CNN Indonesia -- Taiwan dan Malaysia menarik Indomie Rasa Ayam Spesial dari pasaran karena mengandung etilen oksida yakni zat kimia pemicu kanker. Ahli menyebut etilen oksida pada mi instan adalah residu pestisida.

Ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Dominikus Raditya Atmaka mengatakan etilen oksida bukan bahan tambahan pangan, melainkan residu pestisida.

"EtO (etilen oksida) sendiri seharusnya tidak ada dalam makanan karena bukan merupakan bahan tambahan pangan. Yang seringkali terdeteksi adalah residu EtO non volatile," kata Raditya dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (3/5).

Residu pestisida atau etilen oksida masih menempel pada bahan baku produk yang berasal dari hasil pertanian. Mi instan menggunakan tepung terigu yang dibuat dari gandum sehingga residu etilen oksida masih menempel pada gandum.

Menurut dia, tiap negara memiliki regulasi berbeda menyoal batas kandungan etilen oksida pada produk pangan. Dirinya menilai kalau setiap negara memiliki regulasinya masing-masing terkait batas aman bahan makanan untuk setiap sajian. Hal ini tergantung akan tingkat kesehatan populasi dan jenis penyakit yang lazim ada dalam negara tersebut.
Maka bisa saja kadar di Indonesia akan aman, namun tidak di negara lain.

"Eropa misalnya, EtO yang diperbolehkan maksimal 0,1 mg/kg sedangkan di Indonesia masih belum terdapat regulasi yang pasti terkait EtO. Sama halnya dengan siklamat yang digunakan sebagai pemanis buatan, di Indonesia masih diperbolehkan digunakan sedangkan di Amerika sudah tidak karena tingginya kasus kerusakan organik."

Di Indonesia, berdasar Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 229 tahun 2022 tentang Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida, residu pestisida atau etilen oksida sebesar 0,01 mg yang diizinkan pada produk mi, pasta, dan mi instan.

Sementara itu, Taiwan dan Malaysia tidak memberikan takaran spesifik akan jumlah etilen oksida yang diizinkan. Namun di negara-negara Uni Eropa, etilen oksida dilarang dalam produk pangan.

Akan tetapi, kata Raditya, konsumsi etilen oksida dalam jumlah kecil tidak akan memberikan dampak buruk buat kesehatan.

"Jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan sering maka dapat menyebabkan kerusakan organik seperti sirosis hati dan lainnya," ujarnya.

Sementara itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mengklaim produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan pangan lokal dan internasional.

Melalui sebuah keterangan resmi, Direktur ICBP Taufik Wiraatmadja mengatakan produknya telah diekspor ke berbagai negara selama lebih dari 30 tahun. Perusahaan pun, lanjutnya, memastikan produk sesuai aturan dan pedoman keamanan pangan baik yang berlaku di Indonesia maupun negara tujuan ekspor.

"Kami tegaskan sesuai dengan keterangan yang dikeluarkan oleh BPOM RI, mi instan Indomie kami aman untuk dikonsumsi", imbuhnya.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...a-kok-bisa/amp

Welkam to wakanda, negeri para pemberani dan tahan sakit emoticon-Cool
nomorelies
aldonistic
bukan.bomat
bukan.bomat dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2K
49
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.