Memang industri hiburan satu ini selalu saja ada peminatnya. Bukan hanya bagi kaum adam saja, kaum hawa berbondong-bondong untuk terjun ke dunia hiburan ini. Kalau kaum adam sebagian besar sebagai konsumennya, kalau kaum hawanya, sebagian besar sebagai produsennya. Apa lagi kalau bukan Only Fans. 

Pakaian wanita memang menjadi satu pembahasan yang pelik bagi masyarakat Bumi ini. Bagi wanita yang merasa berpakaian adalah hak pribadi, berpakaian apapun dan bagaimanapun bukanlah hak orang lain untuk mengaturnya. Sedangkan bagi masyarakat sebagaian lainnya, berpakaian memiliki aturan dan cara tersendiri. Karena berpakaian tidak hanya menutupi tubuh saja, tapi ada nilai yang ingin dicapai di dalamnya. Dan sumber konflik pakaian ini adalah masalah nilai ini. Beberapa orang lain beranggapan nilai 'seperti ini' sah-sah saja, sedangkan bagi orang lainnya lagi, nilai tersebut adalah sesuatu yang tidak pantas dipublikasikan di tempat umum. Nilai ada kemungkinan berbeda bagi orang yang berbeda.

Agak unik memang kalau melihat orang yang sudah merasa punya power seperti ini. Merasa lebih dari yang lainnya dan merasa paling benar. Dia mengunggah curahan hatinya di instagram dan seolah dia korban yang diperlakukan tidak adil.

Dan menganggap orang-orang yang melihatnya dengan tatapan sinis tersebut karena dia terlalu hot. Itulah mengapa disebut sebagai hot phobia, phobia terhadap orang-orang yang hot. Kalau aku pribadi sih bukan phobia, tapi bisa menikmati pemandangan yang indah.


Tapi, ternyata ada pengguna instagram yang benar-benar cermat.  Ada dugaan Chaves ini membuat drama bahwa dia sebagai korban. Padahal di trolynya terdapat pakaian seperti jaket atau jas panjang. Ya, terkadang drama memang dibutuhkan untuk menarik perhatian orang lain.