Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

isbiyantoAvatar border
TS
isbiyanto
Bulan Ramadhan, Bulannya UMKM
Bulan Ramadhan memang bulan yang istimewa dan penuh barakah. Tidak saja dari sisi spiritual keagamaan namun juga dari sisi ekonomi dan finansial. Jika dari sisi spiritual keagamaan, sudah banyak ajaran agama baik al-Qur’an maupun Hadits Nabi yang menyebutkan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan.

Tapi tidak sedikit juga masyarakat Indonesia yang mendapatkan barakah ekonomi dan finansial di bulan Ramadhan. Lihat saja, hampir diseluruh pelosok tanah air, mulai dari perkotaan hingga pedesaan, bermunculan berbagai kegiatan ekonomi yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Masyarakat berlomba-lomba membuka usaha kecil dan menengah (UKM) seperti berjualan makanan berbuka puasa dan minuman-minuman segar.

Uniknya, kegiatan ekonomi ini tidak berlangsung setiap bulan melainkan hanya ada di bulan Ramadhan. Produk-produk yang dijual pun sebagian besar merupakan produksi UKM yang diproduksi sendiri, bukan merupakan produksi perusahaan tertentu.

Tidak saja bisnis makanan yang mendapatkan berkah, bisnis pakaian pun tak kalah hebatnya. Budaya masyarakat yang ingin terlihat tampil sempurna saat Idul Fitri tiba menyebabkan masyarakat berlomba-lomba untuk membeli produk-produk pakaian. Meski harus bersaing dengan industri-industri besar, namun tak sedikit pakaian yang diperjualbelikan merupakan produk UKM.

Bisa dibayangkan berapa triliun rupiah transaksi yang terjadi di masyarakat Indonesia setiap harinya selama bulan Ramadhan sampai Idul Fitri nanti? Berapa sumbangan UKM-UKM ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama sebulan itu?

Melihat realita tersebut, wajar jika kita menyebut bulan Ramadhan sebagai bulannya UKM. Namun, setidaknya dari realita itu menggambarkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup tinggi. Tingginya daya beli masyarakat menjadi bukti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga cukup baik. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi dibeberapa Negara Eropa yang terancam mengalami kebangkrutan.

Pemerintah semestinya tetap menjaga agar daya beli masyarakat tetap tinggi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka 6,5 persen seperti yang ditargetkan oleh pemerintah. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat harus segera di carikan jalan keluarnya. Seperti akhir-akhir ini, naiknya kedelai yang menyebabkan harga tahu dan tempe yang membumbung tinggi. Pemerintah harus mencarikan jalan keluar agar harga kedelai bisa tetap normal. Jika tidak, tidak hanya puasa masyarakat yang terganggu karena harus memikirkan naiknya harga pangan, tapi juga daya beli masyarakat akan menurun.

Disinilah pemerintah harus menunjukkan perannya. Jika tidak, kepercayaan masyarakat akan semakin hilang.[]
0
1.4K
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Lifestyle
LifestyleKASKUS Official
10.5KThread11.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.