Sumber Gambar

Makanan memang menjadi salah satu kebutuhan yang tentu semua orang membutuhkannya. Setiap orang memiliki makanan kesukaannya sendiri-sendiri, mulai dari makanan ringan hingga berat. Bahkan jika sudah suka terhadap satu makanan, seseorang bisa sangat posesif dan melindungi makanannya agar tidak dimakan orang lain.

Salah satu makanan yang banyak digemari adalah sate usus. Olahan usus ayam yang ditusuk dengan tusuk sate dan digoreng itu biasanya jadi pelengkap makan ayam goreng atau pun bubur ayam. Jujur, TS sendiri suka sate usus. Karena memang enak dan gurih, apalagi yang garing. Sama seperti F, pria 30 tahun asal Surabaya yang akan TS bahas berikut ini.

F memang menyukai sate usus. Namun sayangnya, suatu hari F menyadari bahwa sate usus miliknya telah dimakan seseorang sehingga membuatnya kesal. Ternyata orang yang memakan sate usus miliknya adalah warga Tambaksari berinisial FH yang merupakan pamannya sendiri. Meski itu pamannya sendiri, ia tetap saja marah.


Sumber Gambar

Lantas F memarahi sang paman dan mencaci maki dengan kata-kata kasar. Tak terima dimaki keponakannya, FH lantas naik pitam. Ia mengambil sebilah celurit dan mengancam akan membunuh F. Sang keponakan yang takut pun tak bisa melawan lagi. Tapi belum berhenti sampai di situ, karena masih kesal akhirnya F menempuh jalur hukum.

F melaporkan pamannya FH ke kantor polisi, tepatnya di Polsek Kembangan. FH lantas ditangkap dan diinterogasi di Polsek Kembangan. TS sendiri masih belum menemukan akhir dan inti dari permasalahan ini. Karena menurut keterangan yang ada FH dijerat dengan Pasal Perbuatan Tak Menyenangkan. Tapi di lain sisi Ipda Agung Suciono malah menyebut bahwa perbuatan FH ini tidak memenuhi unsur pidana.

Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini. Bahwa kalau makan apa-apa itu harus bilang dulu. Jangan asal makan makanan meski pun itu ada di rumah sendiri. Karena belum tentu makanan itu bebas di makan. Tidak semua makanan adalah hak dan milik kita, jadi pikir-pikir lagi. Atau bilang dulu ke siapa pun yang ada di rumah.


Sumber Gambar

TS sendiri selalu laporan ketika ingin makan sesuatu di rumah. Bahkan orang tua TS sampai sebal, karena setiap mau makan TS selalu laporan. Bukan karena bawel, tapi karena TS memang tidak merasa memiliki makanan itu sehingga harus laporan dulu. Agak lebay, tapi menurut TS itu merupakan salah satu etika yang perlu orang lain tahu.

Kasus antara F dan FH ini baiknya tidak sampai ke jalur hukum. Masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan, toh belum ada korban luka juga. Jadi terlalu dini untuk melaporkan maslaah seperti ini ke polisi. Tidak semua hal harus diselesaikan dengan hukum, kan?

Menurut kalian, haruskah FH dipenjara?


Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi