Vladimir Putin mungkin akan menyesali keputusannya untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina, operasi militer yang bertujuan menghentikan ekspansi NATO dan AS di wilayah timur itu kini justru merugikan Rusia. Pasalnya Finlandia yang selama 7 dekade dikenal dengan sikap netralnya, saat ini telah resmi menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang ke-31.

Seperti yang diberitakan oleh Reuters, pada Selasa, 4 April 2023; Finlandia telah resmi menjadi anggota NATO. Negara ini resmi menjadi anggota setelah Hongaria dan Turkiye memberi persetujuan untuk bergabung. Sebelumnya, kedua negara ini telah menolak Finlandia sebagai anggota baru. Tetapi pada akhir bulan Maret 2023, keduanya akhirnya memberi persetujuan.

Sementara itu Swedia yang juga ingin mendaftar anggota NATO masih belum dapat izin, pasalnya Hongaria dan Turkiye belum menyetujuinya, sementara 28 anggota yang lain sudah menyetujui bergabungnya Swedia ke NATO. Tanpa persetujuan seluruh anggota, Swedia masih belum bisa jadi anggota NATO.



Diantara Swedia dan Finlandia, Putin sendiri pun pasti tidak mau jika Finlandia yang menjadi anggota NATO. Pasalnya negara ini punya perbatasan yang panjang dengan Rusia, yakni mencapai 1.340 km. Di masa lalu semasa Perang Dunia 2, Finlandia berhasil membendung invasi Uni Soviet ke negaranya. Setelah itu, mereka masih mau menjalin hubungan baik dengan Uni Soviet/Rusia. Bahkan saat Perang Dingin berkecamuk antara blok Barat dan Timur, Finlandia masih memilih untuk netral.

Tetapi sikap netral Finlandia berubah setelah Rusia meyerang Ukraina pada Februari 2022 lalu, pada 18 Mei 2022 negara ini mengajukan diri sebagai anggota NATO. Pada 5 Juli 2022 NATO menandatangani protokol aksesi Finlandia, pada akhir September 2022, 28 anggota NATO menyetujui bergbungnya Finlandia ke dalam aliansi. Sementara Hongaria dan Turkiye menolaknya, baru pada akhir bulan lalu kedua negara menyeujuinya. Lalu, seperti apa kekuatan militer Si Anak Baru ? Mari kita lihat selengkapnya dibawah




Sebelum bergabung ke NATO, Finlandia sendiri sebenarnya sudah memperkuat militernya Gan, hal itu dilakukan untuk mempertahankan diri seandainya Rusia menginvasi negara mereka. Setelah runtuhnya Soviet, Finlandia juga masih menerapkan wajib militer. Berbeda dengan beberapa negara Eropa lainnya yang tidak lagi memberlakukan wajib militer.

Finlandia memiliki sekitar 23.000 personel militer, seandainya pecah perang mereka bisa menggandakan jumlah personelnya menjadi 280.000 personel yang diambil dari wajib militer. Angkatan Darat adalah cabang terbesar militer Finlandia dan bertanggung jawab atas operasi berbasis darat serta mempertahankan integritas teritorial negara. Di sisi anggaran pertahanan, Finlandia mengalokasikan US$6 miliar (Rp 90 triliun) setiap tahunnya guna memperkuat militernya. Bahkan sebelum bergabung menjadi anggota NATO, mereka merupakan salah satu negara Eropa yang paling siap berperang dengan Rusia. Negeri Beruang telah menjadi landasan ideologi dan militer Finlandia.Dan mari kita bahas lebih dulu kekuatan angkatan daratnya.



Angkatan Darat Finlandia terutama menggunakan main battle tank (MBT) Leopard 2A4 dan 2A6, yang diperoleh dari Jerman. Total ada 239 MBT yang mereka miliki, dengan 179 dalam keadaan siap tempur. Tank-tank ini memberikan daya tembak dan perlindungan yang signifikan untuk pasukan darat. Angkatan Darat juga mengoperasikan berbagai IFV dan APC, termasuk Patria AMV, BMP-2, CV-90 dan seri Sisu XA. Kendaraan ini dirancang untuk mengangkut dan mendukung pasukan infantri selama operasi tempur.

Angkatan Darat Finlandia memiliki sekitar 100 unit sistem artileri, dan digadang-gadang jadi negara yang memiliki daya tembak artileri terkuat di Eropa. Dan sistem rtileri unggulan yang dimiliki antara lain 39 unit K9 Thunder buatan Korea Selatan serta 29 unit M270 Multiple Launch Rocket Systems (MLRS). Finlandia juga memiliki howitzer tarik K98 Tampella. Pasukan darat Finlandia juga menggunakan campuran sistem pertahanan udara jarak pendek dan jarak menengah, termasuk sistem rudal darat ke udara NASAMS 2, Crotale NG, dan MANPADS RBS 70 dan RBS 90.

Angkatan Darat Finlandia memiliki beberapa sistem senjata anti-tank, seperti Spike-LR, Spike-MR, dan NLAW. Sementara senjata perseorangan yang dimiliki terdiri dari senapan serbu RK 62 dan RK 95 TP, senapan sniper Sako TRG, dan senapan mesin PKM. Mereka juga mengoperasikan helikopter NH90 untuk keperluan transportasi dan utilitas.




Untuk daya gempur dari udara, Angkatan Udara saat ini memiliki 55 unit F/A-18 Hornet yang dilengkapi dengan rudal AIM-9 Sidewinder dan AGM-158 JASSM. Finlandia kini juga sudah memesan 64 unit F-35A untuk menggantikan F/A-18 Hornet. Pengiriman pertama F-35A pesanan Finlandia dijadwalkan pada 2026, sementara pada tahun 2030 seluruh pesawat sudah selesai dikirim. Finlandia kini juga menawarkan area yang luas di wilayah Lapland untuk latihan pertempuran udara bagi anggota NATO.




Angkatan Laut Finlandia memiliki empat kapal komando, delapan kapal rudal, 13 kapal penyapu ranjau, serta beberapa kapal pendarat yang lebih kecil. Finlandia juga sudah memesan 4 kapal korvet baru bernama Pohjanmaa Class yang dibuat di dalam negeri, rencananya pemotongan baja pertama bakal dilakukan pada musim gugur 2023.

Punya garis pantai sepanjang 4.500 km di Laut Baltik, tentu Finlandia membutuhkan kapal perang baru untuk meronda kawasan yang juga berbatasan dengan Rusia tersebut. Seandainya Swedia juga diterima jadi anggota, maka area sekitar Laut Baltik akan menjadi "Danau NATO" karena negara di wilayah tersebut adalah anggota organisasi ini.




Rusia tentu tak terima dengan masuknya Finlandia sebagai anggota NATO, Rusia kemudian menanggapi dengan memperingatkan akan terpaksa mengambil "tindakan pembalasan" untuk mengatasi apa yang disebutnya ancaman keamanan yang diciptakan oleh keanggotaan Finlandia. Rusia juga memperingatkan bakal menambah pasukan di dekat Finlandia jika NATO mengirim pasukan atau peralatan tambahan ke negara anggota ke-31 itu.

Sementara aliansi tersebut mengatakan bahwa, masuknya Finlandia tidak akan menimbulkan ancaman bagi Moskow. Dan tetap bersikeras jika aliansi mereka hanya bertujuan untuk pertahanan saja dan bukan untuk menyerang Rusia.

Sementara itu, bergabungnya Finlandia dengan NATO bisa dibilang merupakan pilihan terakhir bagi negara ini Gan. Karena menjadi negara netral bukan berarti ada jaminan negara mereka akan aman-aman saja, apalagi setelah pecah perang antara Rusia dan Ukraina. Dan ketakutan akan jadi target serangan selanjutnya tentu mulai muncul di benak warga dan pejabat pemerintah Finlandia.



Di sisi lain, pengalaman pahit ketika diinvasi Soviet pada masa Perang Dunia 2 pada akhirnya membuat Finlandia tidak mau mengambil risiko untuk saat ini dan di masa depan kelak. Seperti yang sudah ditulis di atas, meski pasca invasi hubungan kedua negara baik-baik saja, akan tetapi Finlandia tak mau terlena. Sejatinya mereka terus mempersiapkan militernya untuk kemungkinan terburuk, bahkan setelah Soviet runtuh dan berganti jadi Federasi Rusia, Finlandia tak pernah mengendorkan kewaspadaannya terhadap tetangganya itu.

Dibawah payung NATO, Finlandia pun dipastikan mendapat jaminan keamanan. Karena berdasarkan Pasal 5 dari perjanjian Atlantik Utara, mewajibkan negara-negara anggota untuk membantu negara anggota mana pun yang terkena serangan bersenjata.

Tapi di sisi lain, bergabungnya mereka jadi anggota NATO bisa jadi meningkatkan ketegangan di perbatasan Rusia. Peningkatan pasukan Rusia di perbatasan mungkin harus diperhatikan dengan cermat oleh Finlandia. Pasalnya Rusia akan memperkuat militernya di barat dan barat laut sebagai tanggapan atas bergabungnya Finlandia dengan NATO.








Referensi Tulisan: newsweek.com, Reuters,
Sumber Foto: sudah tertera