Setiap orang tua sudah pasti ingin melihat anaknya bahagia dan mendapatkan yang terbaik, tetapi bukan berarti semua hal harus dipandang dari kaca mata orang tua dan mengabaikan pandangan anak itu sendiri.

Terlebih ketika memilih pasangan. Beberapa orang tua dengan egois menolak pilihan anaknya. Bertindak tegas atau bahkan memaksakan kehendak saat si anak memilih seseorang yang dirasa kurang tepat dalam pandangan orang tua.

Orang tua seperti itu lupa kalau putra putri mereka bukan anak kecil lagi. Melainkan, seseorang yang sudah dewasa dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri.

Sebenarnya tidak masalah bagi orang tua yang ingin mengarahkan anaknya. Asal tetap pada konsep yang tepat, serta tidak berlebih-lebihan. Cukup berikan nasihat dan arahkan tanpa ada paksaan.




Pernikahan adalah perjalanan yang panjang. Bukan sehari dua hari, lalu usai, kemudian lanjut lagi dengan perjalanan yang baru. Tidak. Tidak seperti itu.

Kita sebagai anak seharusnya bisa membedakan baik buruknya sesuatu yang akan kita perbuat. Dan mulailah beranikan diri menghadapi resiko tanpa bergantung penuh kepada siapapun, termasuk orang tua.

Saat memilih pasangan, memang perlu melibatkan orang tua di dalamnya. Bagaimana mereka menilai seseorang yang akan menjadi pendamping hidup kita tersebut. Namun, keputusan terakhir tetap kita yang menentukan.

Kita yang menjalani biduk pernikahan, kita juga yang akan hidup berdampingan dengan pasangan. Gunakan perasaan, logika, dan iman. Apakah keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang tepat atau bukan.



Kalian setuju dengan thread di atas? Atau malah sebaliknya? Yuk, tinggalkan jejak di kolom komentar!

Sumber : Opini Pribadi
Picture : Pixabay