Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LordFaries4.0Avatar border
TS
LordFaries4.0
Lebih Efektif Relokasi Warga atau Geser Depo Plumpang? Ini Kata Pakar

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi dua opsi solusi terkait kebakaran depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara (Jakut). Dua opsi tersebut ialah lokasi depo digeser atau relokasi warga.
Ketua Umum Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia (AAKI), Trubus Rahardiansyah, menilai relokasi warga dari zona bahaya merupakan opsi paling efisien.

"Menurut saya relokasi saja, karena jauh lebih mudah. Kalau memindahkan depo, anggaran bisa triliunan dan itu akan berpengaruh pada distribusi BBM di DKI Jakarta. Jadi, efeknya bisa jauh lebih luas," kata Trubus kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).

Menurutnya, relokasi warga sebaiknya dilakukan dalam waktu cepat. Sebagai solusi jangka pendek, menurutnya, warga di zona bahaya depo Plumpang sebaiknya disewakan tempat tinggal sementara.

"Untuk jangka pendek bisa dikontrakin aja dulu di rusun yang tak jauh dari situ. Tapi yang jelas, mereka harus direlokasi. Pilihannya hanya itu, karena kita harus berpikir jangka panjang," ujar dia.

Trubus menjelaskan, selain memakan biaya besar, pemindahan depo membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dia juga melihat ada potensi bahaya jika dilakukan pemindahan depo.

"Kalau mindah depo kan bisa lama, cost juga besar sekali. Belum lagi adanya potensi kebakaran lagi, meledak lagi. Kan bisa aja ketika dibongkar malah meledak lagi. Berbahaya bagi masyarakat di sekitarnya lagi," jelas analis kebijakan publik dan tata kota Universitas Trisakti ini.

Sementara untuk solusi jangka panjang, pemerintah bisa membangun rumah susun (rusun) sebagai tempat tinggal warga yang direlokasi dari zona bahaya. Dia mengatakan pembangunan rusun lebih bermanfaat dan biayanya lebih murah.

Dia mengingatkan tanah di sekitar lokasi tersebut secara legalitas milik Pertamina. Di sisi lain, lanjutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus menyelesaikan tanah yang masih menjadi sengketa.

"Menurut saya, masyarakat yang harus dipindah. Toh masyarakatnya nggak punya ikatan, karena mereka membangun rumah di tanah yang bukan kepemilikannya kan," ujar dia.

"Itu kan tanahnya punya Pertamina. Sebagian lagi sebenarnya ada tanah-tanah yang masih jadi sengketa juga, kan nggak jelas juga kepemilikannya. Jadi itu juga harus diselesaikan oleh DKI," tambahnya.

Dia menilai pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) kawasan oleh Anies Baswedan pada Sabtu (16/10/2021). IMB kawasan tersebut hanya berlaku 3 tahun sejak diberikan.

Menurutnya, kebijakan memberi IMB kawasan di tanah bersengketa tidak tepat. Terlebih, lokasi tersebut masuk zona bahaya karena jaraknya yang dekat dengan depo BBM.

"Itu (IMB Kawasan) jadi legalitas buat mereka. Itu kan awalnya janji kampanye ya yang mana waktu itu masyarakat menuntut untuk bisa IMB selama-lamanya. Maunya kan seperti itu. Kemudian akhirnya diputuskan diterbitkan IMB Kawasan," ujar dia.

Trubus mengatakan kondisi tersebut menjadi beban bagi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Menurutnya, Pemprov DKI mesti menyelesaikan sengketa tanah dan merelokasi warga dari lokasi bahaya.

"Jadi, memang tidak tepat itu. Nah, sekarang karena Pak Pj nggak punya beban kampanye, janji politik nggak ada. Jadi saatnya sekarang harus dibenahi itu. Jangan membiarkan lagi seperti itu. Artinya, rumah atau permukiman berdekatan dengan depo itu," katanya.

Dia memberi contoh upaya relokasi warga seperti yang dilakukan di Kampung Akuarium, Pademangan, Jakut. Lokasi relokasi warga juga diingatkan untuk dibangun di lokasi aman.

"Kalau mau dibikin baik kan bisa saja seperti Kampung Akuarium itu. Jadi dibikin seperti itu meski itu tanah Pemprov. Nah, yang di dekat depo Plumpang itu seharusnya dibikin seperti itu yang enggak jauh dari situ. Apa bentuknya Rusunawa atau apa yang penting mereka bisa menyewa dengan harga terjangkau. Jadi tidak seperti sekarang ini membiarkan rumah berderet-deret di Tanah Merah," bebernya.

Kebakaran terjadi pada Jumat (3/3), sekitar pukul 20.20 WIB. Pipa bahan bakar di depo Pertamina Plumpang yang terbakar itu berlokasi di Jalan Tanah Merah Bawah, RT 012 RW 009, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakut.

Sebanyak 19 orang tewas akibat kebakaran tersebut. Selain itu, ada puluhan orang yang terluka serta ratusan orang mengungsi di sejumlah titik akibat rumahnya terimbas kebakaran.

https://news.detik.com/berita/d-6605...ni-kata-pakar.

emoticon-cystg
Polling
0 suara
Lebih efektif mana bre?
knceng
nomorelies
4l3x4ndr4
4l3x4ndr4 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.3K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.