ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Mengapa Light Novel Sulit Untuk Terbit di Indonesia?


Kapan terakhir Anda ke toko buku? Atau … kapan terakhir Anda membaca buku? Yeah, apa pun jawabannya Anda pasti akan sadar bahwa peredaran Light Novel Jepang di Indonesia amatlah sedikit. Di Indonesia sendiri pasar untuk sesuatu yang berbau jejepangan sudah cukup besar. Kita bisa melihat anime subtitle Indonesia, event cosplay, hingga manga cetak yang memiliki sudut tersendiri di toko buku.

Namun, Light Novel adalah sebuah permasalahan yang sama sekali lain.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan minat baca terendah di dunia sehingga bukan hal yang aneh jika industri buku tidak lagi sepanas dulu. Judul buku yang semakin berkurang setiap tahunnya membuat industri seolah dimonopoli oleh nama-nama yang sama selama beberapa tahun terakhir. Kondisi yang tidak bergairah ini pun menunjukkan dampak terhadap penyebaran Light Novel di Indonesia.



Jika tidak ada pembaca maka apa jaminan Light Novel ini akan laku? Kira-kira seperti itulah pendapat para penerbit buku di Indonesia. Novel biasa saja sudah jarang yang laku, apalagi Light Novel dari negara penjajah?

Minat baca bukan satu-satunya masalah, masalah lain adalah harga buku cetak yang sudah kelewat mahal.

Menerbitkan buku terjemahan dari negara lain bukanlah perkara gampang. Selain masalah kerumitan lisensi, pembagian royalti juga akan berpengaruh pada harga buku. Menerbitkan buku terjemahan berarti keuntungan juga harus dibagi dengan penerbit asli dari negara asal dan penulis. Penerbit lokal yang ingin untung pastinya akan membebankan hal tersebut ke harga buku yang menyebabkan harga buku terjemahan menjadi lebih mahal dibanding buku lokal. Kalau sudah terlalu mahal, siapa yang mau beli?



Bahasa juga merupakan sebuah kendala. Kalau buku itu terjemahan dari Amerika mungkin masalahnya tak akan terlalu rumit, tetapi Light Novel yang merupakan terbitan Jepang memiliki bahasa yang begitu kompleks dan sulit disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Bahasa Jepang jauh berbeda dengan bahasa lain karena menggunakan hiragana, katakana, dan kanji yang jumlahnya tidak terbatas.

Menerjemahkan satu kata dari Jepang ke Indonesia memerlukan usaha yang ekstra. Selain itu, tak peduli sehebat apa translatornya, makna sebenarnya dari kanji Jepang tak akan bisa tersampaikan dalam bahasa Indonesia. Belum lagi kalau penulis suka bermain kata dengan kanji yang mereka gunakan. Otomatis translasi Indonesia akan terasa amat berbeda dengan makna aslinya.



Dan satu faktor terakhir adalah … ilustrasi. Yang satu ini mungkin hanya masalah sensor, tetapi saya tahu sebuah judul Light Novel bagus yang sampai sekarang belum memiliki versi bahasa Indonesia karena ilustrasi Light Novel tersebut menggambarkan gadis-gadis yang kelewat montok untuk ukuran anak Sma.

Ada banyak Light Novel yang mengandalkan fan service untuk menarik lebih banyak pembaca, sayangnya hal semacam itu tidak terlalu diterima di negara ini. Jika cover sebuah Light Novel mengeksploitasi aurat secara berlebihan maka … well, ucapkan selamat tinggal pada translasi.

Konten Sensitif


Dan begitulah ceritanya mengapa industri Light Novel sulit untuk berkembang di Indonesia. Pasarnya mungkin ada, tetapi tak ada jaminan untuk memberi keuntungan pada penerbit. Bagaimanapun buku itu sendiri adalah sebuah bisnis dan bukan hobi semata. Kalau tidak untung yang wassalam.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 07-03-2023 02:10
goeltom25338186
mkids538750
maleo.pejuang
maleo.pejuang dan 18 lainnya memberi reputasi
19
6.5K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Anime & Manga Haven
Anime & Manga HavenKASKUS Official
6.5KThread8.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.