cuacarino123740Avatar border
TS
cuacarino123740
Si Paling Anti Stasiun Manggarai


“Kalau aku pribadi tipe yang ada banyak banget orang itu nyampe kantor udah pusing. Jadi, mending dihindari dulu Stasiun Manggarai.”

Foto: Kesibukan di Stasiun Manggarai (Pradita Utama/detikcom)

Sabtu, 25 Februari 2023
Seperti sebuah pepatah populer yang mengatakan, ada banyak jalan menuju Roma. Gerry Panjaitan juga meyakini, perjalanan menuju kantornya di Kawasan Sudirman tak lagi harus melewati stasiun Stasiun Manggarai. Ia bisa saja memilih opsi lain seperti menaiki bus TransJakarta atau mengendarai kendaraan roda dua sendiri.

Gerry merupakan salah satu pengguna setia KRL Commuter Line sejak tahun 2013. Berbagai macam suka duka sebagai pengguna KRL sudah ia lalui. Mulai dari dorong-dorongan sampai gangguan sinyal kereta yang membuat pegawai bank negeri ini beberapa kali terlambat masuk kantor.

Tak ada satu pun kejadian itu yang membuat Gerry berhenti menaiki KRL. Namun, untuk kali ini, Gerry sudah tidak tahan lagi. “Dulu sekali naik kereta dari Bogor ke Sudirman sudah cukup. Sekarang harus turun dulu di Manggarai, ganti peron dan pindah ke KRL arah Tanah Abang,” ujar Gerry kepada detikX.

Masalahnya, transit dan pindah peron di Stasiun Manggarai bukan perkara mudah. Konon katanya hubungan antar teman saja bisa retak hanya gara-gara berpindah peron di Stasiun Manggarai. Jika sudah menginjakan kaki di Manggarai, maka hanya ada istilah 'Elu-elu, gue-gue'.

Fasilitas seperti lift dan eskalator yang seharusnya mempermudah perpindahan arus penumpang malah tidak berfungsi maksimal. Gerry terpaksa menaiki tangga yang sudah dipenuhi ribuan pejuang nafkah lainnya. “Kadang pekerjaan di kantor nggak seberapa berat. Tapi waktu di perjalanan ini yang bikin saya bahkan bisa sampai stres. Yang bikin kebijakan nyobain dulu biar ngerasain gimana capeknya kita,” keluh Gerry.



Saking antimelewati Stasiun Manggarai, Gerry nekat membawa motor dari rumahnya di Bogor ke Sudirman. Melelahkan memang, tapi setidaknya ia tak perlu berjibaku di Manggarai.

“Naik motor secara biaya lebih mahal, tapi memang lebih efesien, sih. Cuma capek juga di perjalanan. Belum lagi polusi, panas, hujan sama macet. Tiap hari ngebatin di jalanan sampai bikin saya nggak fokus kerja.”

Mungkin atasan Gerry kasian dengan dirinya yang setiap hari terlihat makin lusuh saja. Baru tiga bulan berpindah haluan ke transportasi roda dua, Gerry dimutasikan ke kantor cabang di Purwokerto, Jawa Tengah. “Alhamdullilah banget nggak perlu stres lagi di Jakarta. Saya dimutasi malah senang. Sekarang saya masih naik motor kalau ke kantor. Tapi di sini ke mana-mana dekat dan nggak macet. Dari tempat tinggal ke kantor yang baru perjalanan nggak sampai 20 menit,” ucap Gerry girang.

Bukan hanya Gerry yang tak ingin lagi transit di Stasiun Manggarai. Dina Amalia Permatasari juga memilih alternatif transportasi TransJakarta ketimbang harus berdesak-desakan di Stasiun Manggarai. Ia rela naik TransJakarta meski waktu tempuh yang dilalui menjadi lebih lama dari pada sebelumnya.

“Kebetulan saya tinggal di Depok. Jadi berangkat dari rumah sehabis subuh pukul 05.00 WIB lewat. Transit Stasiun Manggarai, lalu saya transit lagi ke Stasiun Jatinegara. Lalu saya lanjut naik TransJakarta dari Jatinegara dan itu sampai kantor pukul 07.30 WIB, sih,” ucap Dina menceritakan rutinitasnya setelah diwajibkan transit di Stasiun Manggarai. Dina tidak tahan dengan keruwetan dan kepadatan yang setiap kali selalu terjadi di Stasiun Manggarai.

“Tiap orang beda-beda, ya, ada yang namanya dengan banyak orang itu nggak masalah, ada juga yang dengan banyak orang itu jadi pusing gitu. Kalau aku pribadi tipe yang ada banyak banget orang itu nyampe kantor udah pusing. Jadi mending dihindari dulu Stasiun Manggarai,” ungkap Dina.

Sejak akhir 2022, Ia memilih turun di Stasiun Cawang atau Tebet dan melanjutkan perjalanan dengan Trans Jakarta. “Sebenarnya, sih, dari Cawang itu lebih ribet, ya, transitnya, karena naik TransJakarta itu lebih lama dari pada kereta. Cuma daripada lewat Manggarai penuh, mendingan turun di Cawang, sih. Aku ngerasa lebih capek kalau disuruh transit di Stasiun Manggarai. Ya, karena desak-desakannya itu.”

Sementara Rineska yang ditemui detikX di Stasiun Manggarai Rabu, 22 Februari 2023 lalu, mengaku tak punya pilihan lagi selain melewati Stasiun Manggarai. Dari Palmerah, ia hendak bekerja dengan menumpangi KRL jurusan Nambo. Untuk itu setiap hari ia mesti transit di Stasiun Manggarai.

“Setiap hari harus lewat Stasiun Manggarai dulu. Mau pulang, juga mau berangkat. Pasti harus transit di Manggarai,” ucapnya ditemui saat sedang transit di Stasiun Manggarai.

Bagi Rineska, tak ada jenis transportasi lain yang lebih murah ketimbang KRL. “Kalau misal naik tranportasi umum dari tempat aku itu sama aja. Mau naik bus, naik kereta, tuh, pasti akan kayak gini juga. Akan berdiri, akan capek. Jadi, ya, nggak ada lagi dan naik kereta bisa lebih murah daripada bus,” katanya pasrah.

Reporter: Cut Maulida Rizky
Redaktur: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Sumber : Detik.com

Curhatan netizen.di sumber artikel


pilottempur1718
bukan.bomat
bukan.bomat dan pilottempur1718 memberi reputasi
2
2.7K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.