Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rakitpcmendingAvatar border
TS
rakitpcmending
Ramai-ramai Asing Kabur, RI Catat Rekor Terburuk 14 Tahun



Jakarta, CNBC Indonesia- Transaksi finansial Indonesia mencatatkan defisit sebesar US$ 8,91 miliar pada 2022. Defisit tersebut adalah yang pertama kali sejak 2008 atau di saat dunia tengah diguncang Krisis Finansial Global.

Defisit pada transaksi finansial jarang dialami Indonesia. Sepanjang 2004-2022 atau 19 tahun terakhir, hanya dua kali Indonesia mencatatkan defisit pada transaksi finansial yakni pada 2008 dan 2022.


Transaksi finansial atau financial account merupakan komponen dari Neraca Pembayaran yang mencatat lalu lintas investasi, baik investasi langsung (foreign direct investment/FDI) maupun investasi portofolio. Transaksi mencatat baik investasi dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) ataupun swasta.

Kondisi tidak bisa juga terjadi pada penyebab defisit transaksi finansial pada 2022. Neraca tersebut mengalami defisit karena besarnya arus modal asing yang keluar dari investasi portofolio, terutama obligasi.

Padahal selama bertahun-tahun, investasi portofolio selalu menjadi andalan untuk menyelamatkan neraca transaksi finansial sekaligus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Secara historis, pada masa-masa transaksi berjalan mencatatkan defisit, investasi portofolio lebih kerap membukukan surplus dalam jumlah besar sehingga NPI pun menjadi surplus.

Pada saat Krisis Finansial Global 2008 ataupun goncangan di pasar keuangan sangat besar pada 2018, investasi portofolio masih positif.

Kondisi sebaliknya terjadi pada tahun lalu. Transaksi berjalan membukukan rekor tertingginya yakni US$ 13,2 miliar tetapi transaksi finansial justru defisit karena besarnya lubang defisit pada investasi portofolio.

Besarnya defisit transaksi finansial terjadi setelah asing ramai-ramai menarik investasi portofolionya dari pasar keuangan Indonesia.


Kondisi ini dipicu meningkatnya ketidakpastian global akibat perang Rusia-Ukraina, ancaman resesi, hingga tren kebijakan moneter ketat di sejumlah negara maju.

"Berbagai risiko perekonomian global memicu peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global sehingga menyebabkan investor asing mengalihkan dana dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) ke aset lebih likuid (fenomena cash is the king)," tulis BI dalam laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Kuartal IV-2022.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...buruk-14-tahun

Ya ora opo2, surat berhargane dipegang orang Indo bae.
scorpiolama
aldonistic
viniest
viniest dan 9 lainnya memberi reputasi
8
2.8K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.