Mungkin kamu sudah tahu apa yang terjadi ketika benda yang basah dicelupkan ke dalam minyak panas. Itu pasti meledak dan terbakar, bukan? Tetapi, apakah kamu pernah mendengar tentang hal yang terjadi ketika kamu menggoreng es? Apakah itu mungkin? Dan jika iya, apa yang akan terjadi? Mari kita bahas tentang ilmu kimia di balik proses deep-frying es.

Jadi, apa yang terjadi ketika kamu mencelupkan es ke dalam minyak panas? Pada dasarnya, es akan berubah menjadi uap air seketika. Ketika es dicelupkan ke dalam minyak panas, suhu minyak akan mencapai suhu yang cukup tinggi untuk mengubah es menjadi uap air dalam hitungan detik. Hal ini terjadi karena suhu es sangat rendah (-18 derajat Celcius), sedangkan suhu minyak sangat tinggi (rata-rata 180 derajat Celcius). Kondisi ini membuat es langsung mengalami proses sublimasi, yaitu perubahan bentuk dari padat ke gas.

Namun, hal ini bukan berarti bahwa kamu bisa langsung memakan es goreng tersebut. Ketika es sublimasi, uap air yang dihasilkan akan berinteraksi dengan minyak panas dan menghasilkan gelembung gas. Gelembung gas inilah yang dapat menyebabkan minyak panas berceceran dan menyebabkan bahaya kebakaran.

Jadi, mengapa es dapat terbakar ketika dicelupkan ke dalam minyak panas? Itu terjadi karena adanya reaksi kimia antara gas yang dihasilkan oleh es dan oksigen di udara. Reaksi ini menghasilkan panas dan cahaya, yang kemudian dapat memicu terjadinya kebakaran.

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa es tidak terbakar ketika disimpan di dalam freezer, meskipun suhunya sangat rendah. Itu karena suhu dalam freezer hanya mencapai -18 derajat Celcius, sementara suhu minyak dalam deep-fryer mencapai 180 derajat Celcius atau bahkan lebih. Selain itu, es dalam freezer terlindungi oleh lapisan udara di sekitarnya yang berfungsi sebagai isolator termal. Namun, ketika es dicelupkan ke dalam minyak panas, lapisan udara tersebut hilang dan es langsung terpapar oleh suhu yang sangat tinggi.

Lalu, apa yang terjadi ketika kamu mencelupkan es kering ke dalam minyak panas? Es kering atau dry ice, sebenarnya tidak mengalami proses sublimasi seperti es biasa. Sebaliknya, dry ice langsung berubah menjadi gas karbon dioksida ketika terkena suhu tinggi. Ketika dry ice dicelupkan ke dalam minyak panas, gas karbon dioksida yang dihasilkan akan menghasilkan gelembung gas yang sama seperti pada proses deep-frying es biasa. Namun, karena dry ice tidak menghasilkan uap air, kemungkinan terjadinya kebakaran tidak sebesar pada deep-frying es biasa.

Deep-fried ice cream mungkin merupakan makanan yang paling terkenal sebagai hasil dari eksperimen deep-frying es. Namun, sejarah deep-fried ice cream tidak terlalu jelas. Beberapa sumber mengatakan bahwa makanan ini berasal dari Jepang pada tahun 1893, sementara sumber lain mengatakan bahwa deep-fried ice cream berasal dari Amerika Latin.

Meskipun deep-fried ice cream mungkin terdengar sangat menggoda, penting untuk diingat bahwa deep-frying apapun, termasuk es, dapat menyebabkan minyak panas bercipratan dan menimbulkan bahaya kebakaran. Oleh karena itu, deep-frying harus dilakukan dengan hati-hati dan hanya di tempat yang aman.

Jadi, apakah es dan minyak panas merupakan musuh yang tidak bisa dipisahkan? Secara teori, mungkin iya. Namun, jika kamu ingin mencoba eksperimen deep-frying es, pastikan kamu melakukannya dengan hati-hati dan di tempat yang aman. Dan, selalu ingat untuk menghindari bahaya kebakaran.


Referensi tulisan: What Happens When You Deep Fry Ice?