Berita seperti ini cukup mengejutkan aku lagi, setelah kemarin ada berita seorang wanita mempermainkan anak di bawah umur, ini ada seorang kakek dan menantu anaknya, selingkuh. Aku hanya terkejut, karena aku pikir hanya ada di film Jepang kejadian seperti ini. Parahnya lagi, yang di film jepang itu hanya settingan. Nah ini? Nggak sama sekali. Nggak settingan. Paling tidak untuk saat ini. Bisa aja sih disetting, tapi apa iya settingan wajah ibunya tidak disamarkan.


Untuk berita selanjutnya, mari kita tunggu bersama-sama. Tapi, mari sejenak berpikir, apa iya seorang kakek-kakek masih tidak bisa mengontrol kondisi alaminya tersebut? Atau memang ada penjelasannya secara ilmiah dan bisa dikontrol? Dan ternyata, orang-orang yang memasuki usia di atas 65 tahun masih memiliki keinginan untuk berhubungan badan dengan lawan jenis agan aganwati.



Untuk masalah yang berhubungan dengan ibadah, aku tidak mau mengomentari dan membahasnya. Tapi, aku mau membagikan hasil survey yang dibagikan oleh BBC, bahwa ada 2.002 orang berumur di Inggris yang menunjukkan bahwa 52% orang berusia di atas 65 tahun merasa mereka tidak merasakan aktivitas seks yang cukup, dan hampir sepertiganya senang melakukan hubungan seks pada kencan pertama.
Memang sih, survey ini tidak bisa digunakan di Indonesia, karena survey ini dilakukan di Inggris. Tapi, apakah mungkin survey seperti ini bisa dilakukan di Indonesia? Pendapat pribadiku sih, sepertinya tidak bisa. Mengapa? Karena urusan kelamin seperti ini masih sangat tabu dibahas di Indonesia. Apalagi sudah kakek nenek, bagi orang Indonesia pada umumnya, hal seperti ini sudah tidak pantas lagi dibahas ataupun didiskusikan. Jadi seandainya ada survey, kemungkinan hasil surveynya juga cukup tinggi errornya.

Aku barusan juga membaca-baca beberapa sumber yang bisa dipercaya kredibilitasnya, kalau orang yang sudah tua itu juga butuh hubungan seksual. Ini untuk membangun keintiman dengan pasangandan tujuan utamanya adalah kebahagiaan berdua. Hubungan badan dalam usia lanjut bisa memberikan manfaat jika dilakukan secara tepat. Frekuensinya tidak berlebihan dan yang diutamakan adalah kualitas, bukan kuantitas. Jadi, baik bagi para orang tua mengetahui hal ini sejak dini. Karena jika tidak memahami hal ini, bisa jadi boomerang bagi diri sendiri. Karena kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi dan tidak tahu cara mengendalikannya akan berdampak negatif bagi diri sendiri, bahkan lingkungan.

Kejadian tersebut terjadi di Madura, meskipun belum ada berita lanjut di mana tepatnya, dari bahasa komunikasinya, kemungkinan itu terjadi di Madura. Atau Jember, atau probolinggo, mungkin. Karena daerah ini banyak sekali orang berbahasa Madura.