Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vanlorAvatar border
TS
vanlor
Sulit Akses Kredit Perbankan, Banyak Pengusaha Mikro Terjerat Pinjol
Sulit Akses Kredit Perbankan, Banyak Pengusaha Mikro Terjerat Pinjol

IPOL.ID-Peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Muhammad Andri Perdana, mengungkapkan, banyak pengusaha mikro di Jakarta yang terjerat pinjaman online (pinjol). Hal ini disinyalir karena sulitnya akses kredit dari perbankan.

“Kita lihat kemarin Asosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia menyatakan bahwa banyak pelaku usaha UMKM, terutama yang mikro, terjerat pinjaman online karena tidak bisa mendapatkan akses KUR di perbankan. Ini kedepannya harus dicegah, terutama di Jakarta yang mana jumlah usaha mikronya sangat tinggi,” ujar Muhammad kepada wartawan, Kamis (9/2/2023).

Menurutnya, kenaikan laba dan penyaluran kredit yang diklaim Bank DKI kemarin merupakan hal yang lumrah. Pasalnya, kenaikan laba dan penyaluran kredit itu banyak didorong dari tingginya likuiditas bank dan cost of fund dari dana pihak ketiga yang rendah.

“Ini tidak hanya terjadi di Bank DKI namun juga pada keseluruhan sektor perbankan. Nah yang perlu diperhatikan adalah kondisi ini akan mulai berubah pada tahun ini, yang mana sudah mulai banyak dorongan untuk menaikan bunga deposito,” katanya.

Untuk itu, lanjut Muhammad, Bank DKI sebaiknya lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor mikro karena mereka menjadi sektor yang sangat membutuhkan pendanaan di era pemulihan pandemi ini. KUR saat ini, ungkapnya, lebih banyak dimanfaatkan pada UKM yang tergolong sudah mapan karena plafon KUR yang tinggi di Rp100 juta.

“Padahal mereka sudah masuk pada segmen komersial dan tidak pantas mendapatkan subsidi KUR yang lebih banyak usaha mikro yang membutuhkannya. Usaha mikro kita ini jumlahnya 98,7% dari seluruh UMKM kita, sehingga apabila sektor ini runtuh, maka dampaknya akan berpengaruh ke setiap sektor,” jelasnya.

Sebelumnya, Bank DKI menutup tahun 2022 dengan capaian kinerja keuangan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari peningkatan penyaluran kredit sepanjang tahun 2022 tumbuh sebesar 23,53% menjadi Rp48,37 triliun pada Desember 2022, dari Rp39,16 triliun di tahun sebelumnya.

Adapun pertumbuhan kredit ini didukung dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan membaiknya indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 1,75% pada Desember 2022 dari 2,98% pada Desember 2021.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menjelaskan bahwa, peningkatan kinerja Bank tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka.

“Bersamaan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DKI melakukan Transformasi 5.0 secara menyeluruh dengan akselerasi kinerja penyaluran kredit dan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, sebagai komitmen mendorong pemulihan ekonomi Indonesia meskipun masih ada tantangan ketidakpastian global,” ujar Fidri melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Ia melanjutkan, peningkatan penyaluran kredit Bank DKI tersebut didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year (yoy). Kredit mikro mengalami kenaikan 54,22% menjadi Rp2,56 triliun pada 2022 dari Rp1,66 triliun di 2021. Segmen kredit ritel mengalami peningkatan 40,30% menjadi Rp1,29 triliun pada 2022 dari Rp922,44 miliar di periode tahun sebelumnya.

Sementara itu, segmen kredit konsumer tumbuh 13,61% menjadi Rp19,81 triliun pada Desember 2022 dari Rp17,43 triliun di Desember 2021. Kredit dengan skala lebih besar pun tumbuh sangat baik, seperti kredit sindikasi tumbuh secara signifikan sebesar 70,29% dari Rp3,71 triliun menjadi Rp6,31 triliun di Desember 2022. Kredit komersial tumbuh 15,40% menjadi Rp16,51 triliun pada tahun 2022 dari Rp14,30 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan kredit menengah tumbuh 67,28% dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,89 triliun di Desember 2022.

Fidri menambahkan, Bank DKI terus memperluas inklusi keuangan, salah satunya melalui digitalisasi pasar. Hal ini dilakukan dengan implementasi aplikasi JakOne Abank sebagai layanan perbankan inklusif, QRIS sebagai sistem pembayaran, dan fasilitas digital lainnya dalam ekosistem pasar. Sebagai gambaran, Perumda Pasar Jaya saat ini mengelola 154 pasar di Jakarta, dengan lebih dari 200 ribu pedagang dan 2 juta pengunjung setiap hari. Dengan karakteristik dan potensi bisnis yang dimiliki tersebut, Bank DKI memiliki ruang untuk tumbuh signifikan melalui berbagai produk dan layanan digital, seperti JakOne Mobile, JakOne Pay, JakOne Abank, termasuk pengajuan Kredit Mikro secara online melalui fasilitas Digital Lending. Di tahun 2022, Bank DKI berhasil menyalurkan 100% kuota Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp1,15 triliun kepada 6.023 pelaku UMKM untuk meningkatkan pemberdayaan bisnis, sebagai bentuk komitmen Bank DKI terhadap sektor UMKM. (Peri)


Sumber

Ya iyalah KUR plafonnya ada yang sampe 500jt, yang ngeembat ya pengusaha segmen commercial banking, yang mikro ga bakal kebagian emoticon-Leh Uga Mana tiap tahun disubsidi 450T lagi ini KUR emoticon-Leh Uga
nomorelies
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan nomorelies memberi reputasi
2
1.2K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.