Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Dulu Ada Eddy Tansil, Geger Kini Kasus Indosurya Rp 106 T


Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 24 Januari 2023, Hakim Ketua Syafrudin Ainor memutuskan dalang penipuan koperasi Indosurya, Henry Surya, tidak bersalah. Dia dinyatakan bebas dari segala tuntutan hukum pidana setelah menggelapkan uang nasabah triliunan rupiah. Besarnya uang kerugian menjadikan kasus ini sebagai kasus penipuan terbesar dan cukup banyak menarik perhatian publik di Indonesia.

Kasus koperasi simpan pinjam (KSP) Indosurya Simpan Pinjam (ISP) menjadi kasus penipuan terbesar dengan total nilai kerugian Rp 106 triliun. Mirisnya, puluhan ribu korban sampai saat ini belum mendapatkan uangnya kembali. Sementara itu, kedua terduga kasus yaitu June Indria dan Henry Surya, telah divonis bebas.

Kasus skandal keuangan yang banyak menyedot perhatian publik sebetulnya bukan hal baru di Indonesia. Sepanjang sejarah, sudah ada kasus penipuan yang sangat mengejutkan publik. Sebut salah satu legenda aksi tipu-tipu itu adalah Eddy Tansil.

Eddy Tansil lahir pada 1948 di Makassar. Selama era Orde Baru, dia menekuni dunia bisnis. Sam Setyautama dalam Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia (2008) menyebut mulanya dia berbisnis perakitan becak lalu menjadi agen perusahaan dan perakitan motor. Dia bergerak lewat Tunas Bekasi Motor Company.

Bisnisnya kemudian moncer. Lewat bisnis itu dia memiliki gurita bisnis besar yang tentunya menambah pundi-pundi pendapatannya. Memasuki tahun 1990-an, Eddy mendirikan PT Golden Key Group, perusahaan petrokimia.

Dalam investigasi Tempo berjudul Ini Dia Eddy Tansil, Eddy Tansil lantas mengajukan kredit kepada Bank Pembangunan Indonesia alias Bapindo untuk mendanai PT Hamparan Rejeki, anak usaha PT Golden Key Group. Dalam proses pengajuan itu, Eddy diduga meminta rekomendasi Menteri Koordinator Politik Keamanaan, Sudomo, Menteri Keuangan J.B Sumarlin, dan Tommy Soeharto. Ketiganya memang mitra bisnis Eddy.

Karena dibekingi oleh orang kuat dan berpengaruh, Bapindo pun meloloskan kredit. Inilah awal dari kasus penipuan terbesar yang jadi catatan kelam di masa Orde Baru.


Sejak 1991, Bapindo sudah berulang kali memberi kredit kepada Eddy. Saat Eddy ingin memperluas proyeknya, Bapindo dengan mudah memberi pinjaman. Pada 1994, Bapindo sudah memberi kredit sebesar Rp 1,7 triliun. Jumlah ini sangat besar pada zamannya. Belakangan diketahui kalau itu semua hanyalah tipu muslihat Eddy Tansil. PT Hamparan Rejeki tidak pernah ada, alias fiktif. Eddy menjebol Bapindo untuk kepentingan pribadinya. Seluruh uang masuk ke kantong pribadinya.

Dalam Menyingkap Misteri Harta Eddy Tansil, dia memiliki aset Rp 1,5 triliun. Konon aset ini bertambah drastis usai dia menipu negara.

Kasus ini baru menjadi perbincangan publik pada 1994. Eddy Tansil langsung menjadi buruan negara. Masih mengutip investigasi Tempo berjudul Ini Dia Eddy Tansil, Tommy Soeharto sebetulnya ikut andil di perusahaan fiktif itu. Namun, karena mengundurkan diri sebelum kasus meledak, nama dia tidak terlalu terseret.

Pada 1995, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Eddy Tansil 20 tahun penjara, denda Rp 30 juta dan uang tebusan Rp 500 miliar. Selain itu dia juga diminta menggantikan uang negara Rp 1,3 triliun. Eddy kemudian ditahan di LP Cipinang.

Belum genap dua tahun sejak ditahan, Eddy Tansil kembali berulah. Ulah ini yang kemudian menambah kebobrokan pemerintah Orde Baru.

Pada 4 Mei 1996, Eddy Tansil berhasil kabur dari LP Cipinang. Dia awalnya meminta izin untuk berobat ke rumah sakit. Namun, itu hanya dalih semata. Kenyataannya dia pergi ke luar negeri bersama keluarganya.

Menurut Benny Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008), dia kabur usai menyuap para pejabat dan pegawai lapas. Pencarian pun dilakukan di seantero negeri. Namun, hasilnya nihil. Sejak tanggal 4 Mei itu, batang hidung Eddy tak pernah terlihat lagi. Dia hilang bak ditelan bumi. Ada yang menyebut dia sudah tewas. Ada pula yang mengatakan dia berada di China dan mengembangkan bisnisnya di sana.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...a-rp-106-t/amp

Kemajuan suatu bangsa dan korupsi ibarat minyak dan air
muhamad.hanif.2
accretia8
bukan.bomat
bukan.bomat dan 5 lainnya memberi reputasi
0
1.4K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.