Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Tetangga RI Perluas Izin Mangkal Militer AS, Mau Kepung China


Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketegangan antara Filipina dengan China di Laut China Selatan dan ancaman perang di Taiwan, tetangga Indonesia tersebut telah memperluas akses Amerika Serikat ke pangkalan militernya.
Dilansir Reuters, Kamis (2/2/2023), Washington akan diberikan akses ke empat lokasi lagi berdasarkan Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) 2014, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez dalam konferensi pers bersama.
Austin, yang berada di Filipina untuk berunding ketika, Washington berupaya memperluas opsi keamanannya di negara itu sebagai bagian dari upaya untuk mencegah tindakan apapun oleh China terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. 


"Aliansi kami membuat kedua negara demokrasi kami lebih aman dan membantu menegakkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Austin, yang kunjungannya mengikuti perjalanan Wakil Presiden AS Kamala Harris ke Filipina pada November, termasuk singgah di Palawan di Laut China Selatan.
"Kami membahas tindakan nyata untuk mengatasi kegiatan destabilisasi di perairan sekitar Filipina, termasuk Laut Filipina Barat, dan kami tetap berkomitmen untuk memperkuat kemampuan bersama untuk melawan serangan bersenjata," kata Austin.
"Itu hanya bagian dari upaya kami untuk memodernisasi aliansi kami. Dan upaya ini sangat penting karena Republik Rakyat China terus mengajukan klaim tidak sahnya di Laut Filipina Barat," tambahnya.
Lokasi tambahan di bawah EDCA menjadikan sembilan pangkalan militer yang dapat diakses oleh Amerika Serikat, dan Washington telah mengumumkan akan mengalokasikan lebih dari US$ 82 juta untuk investasi infrastruktur di lokasi yang ada. 


EDCA memungkinkan akses AS ke pangkalan militer Filipina untuk pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan, dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer, tetapi bukan kehadiran permanen.
Adapun, Austin dan Galvez tidak mengatakan di mana lokasi baru itu. Mantan panglima militer Filipina itu mengatakan Amerika Serikat telah meminta akses ke pangkalan di daratan utara Luzon, bagian terdekat Filipina ke Taiwan, dan di pulau Palawan, menghadap Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut China Selatan.
Sebelumnya, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. telah bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dua kali sejak kemenangan telaknya dalam pemilihan tahun lalu dan menegaskan kembali bahwa dia tidak dapat melihat masa depan negaranya tanpa sekutu perjanjian lamanya.

[table][tr][td]"Saya selalu mengatakan, menurut saya, masa depan Filipina dan dalam hal ini Asia Pasifik harus selalu melibatkan Amerika Serikat," kata Marcos kepada Austin.

Sementara itu, di luar markas militer, puluhan pengunjuk rasa yang menentang Amerika Serikat mempertahankan kehadiran militer di negara itu meneriakkan anti-AS. slogan-slogan dan menyerukan agar EDCA dihapuskan.

sumber[/td]
[/tr]
[/table]

kajianinternal
kajianinternal memberi reputasi
1
744
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.