mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Anggota parlemen PNG sesalkan perlakuan Pemerintah Indonesia pada Lukas Enembe

 
Anggota parlemen Papua Nugini sesalkan perlakuan Pemerintah Indonesia pada Lukas Enembe


Menurutnya, cara polisi Indonesia menangkap Lukas Enembe sangat tidak sopan dan tidak dapat diterima.

January 26, 2023
Nugini
Gubernur Papua, Lukas Enembe memasuki pesawat yang menerbangkannya ke Jakarta - Dok. Polri
Jayapura, Jubi – Anggota parlemen Papua Nugini dari Vanimo, Belden Namah menyesalkan cara penangkapan dan penahanan Gubernur Papua, Lukas Enembe oleh pemerintah Indonesia. Namah, yang daerah pemilihannya berbatasan dengan provinsi Papua di Indonesia, menyuarakan keprihatinan atas apa yang dia gambarkan sebagai ‘perlakuan tidak manusiawi terhadap Gubernur Enembe. Dia mengatakan cara penangkapan dan penahanan Enembe sangat tercela, tidak manusiawi dan merupakan gejala penganiayaan bersejarah terhadap penduduk asli Melanesia di Papua oleh Indonesia.

“Enembe adalah seorang pemimpin asli Papua yang telah menjadi gubernur provinsi tersebut sejak 2013. Beliau telah membawa pembangunan sosial, ekonomi dan infrastruktur yang luar biasa bagi masyarakat provinsi Papua. Perubahan di ibukota provinsi Jayapura saja, luar biasa,” kata Namah awal pekan ini.

Ia melanjutkan jika baru-baru ini dia melihat foto Gubernur Enembe sakit dan diborgol di kursi roda. Dan menurutnya, cara polisi Indonesia menangkapnya sangat tidak sopan dan tidak dapat diterima.

Namah menambahkan ini bukan pertama kalinya para pemimpin asli Papua diperlakukan seperti ini.

Mengapa pihak berwenang Indonesia selalu menargetkan para pemimpin Papua menggunakan taktik ancaman dan intimidasi serta penindasan seperti penangkapan dan pengawasan terus-menerus? Saya meminta Pemerintah Indonesia untuk menghentikan tindakan intimidasi dan penindasan terhadap para pemimpin Papua ini.

Biarkan mereka bebas mengekspresikan diri dan memimpin rakyatnya,” ujar Namah.

Namah menyerukan kepada Pemerintah Papua Nugini untuk mengambil sikap tegas terhadap perlakuan pada Lukas Enembe atas dasar kemanusiaan dan solidaritas Melanesia.

Polisi Indonesia menangkap Enembe pada 10 Januari di sebuah restoran di Jayapura atas penyelidikan terkait korupsi sebelum menerbangkannya pada hari yang sama ke Jakarta. Enembe diketahui sedang sakit parah dan meskipun ada permintaan dari dokternya yang berbasis di Singapura, aksesnya ke dokternya ditolak meskipun dia meminta pihak berwenang Indonesia untuk menemaninya.

Namah juga mengungkapkan kekhawatiran atas laporan bahwa seorang simpatisan Enembe memprotes penangkapan di kantor polisi tempat dia ditahan dan tertembak mati dalam bentrokan dengan polisi.

“Sulit bagi saya untuk menutup mata terhadap masalah ini karena ikatan tradisional dan keluarga masyarakat saya yang melampaui Vanimo Green hingga Papua. Saya mengangkat masalah ini juga sebagai Anggota Parlemen untuk pemilih Vanimo-Green River dan sebagai Ketua Komite Permanen Parlemen untuk Pertahanan dan Luar Negeri dan sebagai pemimpin Melanesia yang peduli,” sambung Namah.

Namah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komisi Hak Asasi Manusia Internasional untuk menyelidiki masalah ini, dan terutama bagaimana Enembe, Gubernur Provinsi Papua diperlakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Kita harus memastikan Hak Asasi Manusia Pemimpin Papua dan rakyatnya dijaga dan dihormati setiap saat dan dengan segala cara oleh otoritas Indonesia,” katanya. (*)

https://jubi.id/nasional-internasion...-lukas-enembe/

Belum ada sikap dari pemerintah PNG hingga sekarang soal seruan intervensi kasus Lukas Enembe
areszzjay
muhamad.hanif.2
nomorelies
nomorelies dan 3 lainnya memberi reputasi
2
1.9K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.