Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

santrilakilakiAvatar border
TS
santrilakilaki
Kota Santri Darurat Kekerasan Seksual
Kota Santri Darurat Kekerasan Seksual

Cianjur - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) menyebut Cianjur darurat kekerasan seksual. Pasalnya tercatat di awal Januari 2023 sudah terjadi 2 kekerasan seksual, bahkan di tahun sebelumnya terjadi 22 kasus kekerasan seksual dengan pelaku didominasi orang terdekat korban.

Sekadar diketahui, dua kasus pelecehan atau kekerasan seksual pada awal tahun ini yakni kasus pencabulan anak di bawah umur oleh ayah tiri yang terjadi di Kecamatan Sukaluyu pada Sabtu (7/1) lalu.

Kedua, pelecehan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di Kecamatan Haurwangi pada Kamis (12/1), seorang kakek tega mencabuli dua cucunya yang masih berusia 9 tahun dan 4 tahun.

Selain dua kasus itu, Ketua Harian P2TP2A Cianjur Lidya Umar, mengungkapkan selama 2022 tercatat 22 kasus kekerasan seksual terhadap anak.

"Dengan tingginya kasus, ditambah di tahun ini padahal baru 15 hari tapi sudah terjadi dua kasus. Menurut saya Cianjur ini darurat kekerasan seksual terhadap anak," kata Lidya, Rabu (18/1/2023).

Lidya menuturkan jumlah tersebut kemungkinan baru kasus yag muncul dipermukaan, sebab kasus kekerasan seksual layaknya fenomena gunung es.

"Kasus kekerasan seksual terhadap anak ini seperti fenomena gunung es. Yang dilaporkan itu hanya sebagian kecil saja. Saya yakin masih banyak kasus serupa yang tak dilaporkan ke kita ataupun ke kepolisian," ujarnya.

Lidya mengungkapkan masih banyak orang tua yang tak melaporkan kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur karena malu. "Tidak sedikit yang diselesaikan secara kekeluargaan, karena malu melaporkan. Selain itu juga ada ketidaktahuan dari masyarakat terkait apa saja bentuk kekerasan atau pelecehan seksual," kata dia.

Lidya mengungkapkan bahwa sebagian besar pelaku pelecehan atau kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur di Cianjur, adalah orang-orang terdekatnya.

"Miris namun faktanya begitu, pelecehan justru pelakunya adalah orang terdekat. Ada ayah kandung, ayah tiri, kakeknya, hingga paman. Pelaku-pelaku ini akan mudah lakukan pelecehan karena anak merasa dekat dengan mereka," kata Lidya.

"Biasanya korban akan diiming-imingi dulu, diberi jajanan, kemudian mudah disuruh-suruh. Seperti yang di Haurwangi ini kan korbannya diajak jajan dulu, setelah itu baru melakukan aksinya," tambahnya.

Dia menambahkan pelecehan seksual, terutama pada anak di bawah umur menyebabkan korban mengalami trauma hebat berkepanjangan. Bahkan tidak sedikit korban yang kerap terbangun pada malam hari karena ketakutan aksi kekerasan seksual terulang.

"Seperti pada kasus pencabulan oleh kakeknya yang terjadi di Kecamatan Haurwangi. korban sangat depresi karena pencabulannya terjadi beberapa kali. Dari keterangan orang tua korban, anaknya jadi sering bangun malam, teriak takut. Mereka trauma," ungkap Lidya.

Dia berharap pemerintah dan aparat terkait ikut melakukan sosialisasi untuk mencegah pelecehan seksual. "Perlu ada keterlibatan pemerintah dari tingkat kabupaten hingga ke RT dan RW, terutama kaitan sanksi hukumnya, supaya ada efek jera dari pelaku," pungkasnya.

https://www.detik.com/jabar/berita/d...n-seksual/amp?
pilotamoy141
.bindexee.
asusseries
asusseries dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.2K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.