Assalamu'alaikum

Semua tahu bahwa manusia memang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk, lebih mulia dari hewan karena dikaruniai akal.

Hanya saja, manusia mulia akan menjadi seburuk-buruk makhluk bahkan lebih rendah dari hewan. Semua itu tidak mustahil, karena memang benar-benar ada di bumi fana ini.

Ada beberapa manusia dengan kesongongannya karena merasamemiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, seperti:



Ada orang-orang yang suka sekali merendahkan orang lain lantaran merasa dirinya memiliki pendidikan tinggi, dari perguruan tinggi ternama atau berada dilingkungan orang-orang berpendidikan.

Padahal, sejatinya kepandaian yang dimilikinya sekalipun semua adalah karunia dari Allah yang maha Rahman. Lantas layakkah ia berlaku sombong? Berhakkah ia merendahkan orang lain? Kemudian merasa semua kesuksesan adalah hasil upaya dan kerja kerasnya?

Jika itu yang dirasa, ketahuilah bahwa anda telah melupakan dan mengesampingkan yang Maha Kuasa dan yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu.

Sebagian besar orang memandang bahwa orang terkenal itu adalah istimewa. Tetapi tidak demikian dihadapan yang maha kuasa.

Bukankah Uwais Al Qorni yang penduduk bumi tidak mengenalnya, justru penduduk langit yang mengenal dan memuliakannya.

Satu lagi, pemuda yang dihinakan oleh penduduk bumi yang bernama Julaibib, tidak diindahkan namanya oleh makhluk di bumi, tetapi justru ia mulia di sisi Tuhannya.

Lalu, masihkah orang menganggap kemuliaan itu dari terkenalnya seseorang?

Orang yang berpikiran picik saja yang memandang kemuliaan dari kekayaan yang dimiliki.

Jika memang dengan kekayaan itu orang dikatakan mulia. Lihatlah bagaimana akhir dari kehidupan Qorun? Dia terkubur dengan harta kekayaannya. Hingga kini saat ada yang menemukan harta dari dalam tanah, maka disebutlah harta karun.

Lalu, dengan contoh semacam itu, maukah anda kaya seperti Qorun? Atau mungkin ada yang berpikir dengan kekayaan yang dimiliki akan sanggup mengundurkan ajalnya?

Mungkin dengan kekayaan ia mampu menyuappara malaikat, sehingga ajal dapat ditunda, seperti ia berani menyuap penegak hukum demi terbebas dari hukum?

Jika ada manusia yang memandang kemuliaan itu dari kedudukan, jabatan atau posisi yang dimiliki.

Ketahuilah bahwa fir'aun itu adalah manusia yang paling berkedudukan. Lalu, bagaimanakah sejatinya orang berkedudukan di sisi yang maha kuasa?

Sesungguhnya, jabatan yang dimiliki seseorang itu adalah amanah, dan amanah itu harus dipertanggung jawabkan di hadapannya kelak.

Ringan tangan di sini maksudnya paling sering membantu, paling suka memberi dan berdonasi.

Berhati-hati saat memiliki rasa seperti ini. Karena apa? Rasa seperti ini seperti api yang melalap kayu bakar, habis.

Beramal, lalu ingin nampak, dengan cara membuat status baik fb, ig, wa atau media sosial lainnya. Karena ingin mendapatkan pujian, tentu tidak akan ternilai di hadapan-Nya.

Tetapi semua kembali ke hati dan niat. Urusan niat itu adalah urusan hamba dengan Tuhannya. Tidak ada manusia lain yang dapat mengetahuinya. Dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa yang tahu. Seperti itulah gambaran sebuah niat.

Tidak perlulah meninggi ataupun melangit, karena khawatir kalau jatuh, maka sakitnya tuh di sini.

Untuk apa melangit? Karena kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Manusia di sisi Allah itu semua sama, yang membedakan hanya ketakwaannya.

Silahkan memilih mau menjadi manusia mulia di sisi Tuhan atau manusia yang memilih mencari keridaan manusia semata?

Baiklah, semoga sedikit thread ini dapat memberikan pencerahan juga pengingat kita semua.

Wassalamu'alaykum

Penulis : nibrasulhaq
Narasi : Oppri
Sumber gbr : google, pinterest, dokpri