Dalam doktrin Angkatan Laut AS, mereka telah juga mengoperasikan kapal jenis semi-submersible, merupakan kapal yang mampu membawa kapal perang di atas deknya. US Navy sendiri memiliki MV Blue Marlin yang disewa dari perusahaan swasta di Norwegia. Jenis kapal ini bisa digunakan untuk mengangkut kapal berukuran besar seperti korvet, frigat sampai destroyer.

Fungsi utama kapal berukuran raksasa ini digunakan untuk mengangkut kapal perang yang membutuhkan perbaikan atau perawatan serta kapal yang tak dapat bergerak karena rusak untuk dibawa menuju fasilitas galangan kapal untuk diperbaiki. Dengan memakai kapal submersible bisa menghemat banyak waktu dan biaya.

Jika US Navy masih menyewa kapal milik swasta, maka Angkatan Laut China (PLAN) telah memiliki dua unit, yang sudah memakai registrasi militer. Mengutip artikel South China Morning Post, pada 5 Januari 2022 lalu PLAN telah melanjutkan fase sea trial untuk kapal semi-submersible terbaru yang diberi nama Yinmahudan memiliki nomor lambung 834. Fase sea trial itu juga diliput oleh televisi negara CCTV.



Dalam fase uji coba yang diliput CCTV, tampak Yinmahu diuji dengan membawa muatan hovercraft Zubr Class yang diperoleh dari Ukraina. Kapal tersebut total sudah melakukan perjalanan sejauh 1.000 mil laut ke beberapa lokasi yang dirahasiakan. Televisi pemerintah China mengatakan kapal perang dengan bobot 100.000 ton dapat diangkat di dok kering milik Yinmahu. Artinya kapal induk China yang bernama Liaoning berbobot 70,5 ribu ton bisa dibawa oleh Yinmahu. Sejauh ini, belum ada spesifikasi lengkap mengenai kapal terbaru ini yang dirilis.

Yinmahu bukanlah kapal pertama yang beroperasi di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. Platform pertama yang berwujud sama diluncurkan China pada 2015, dan disebut Donghaidao dengan nomor lambung 868. Kapal ini resmi bertugas pada 10 Juli 2015, upacara penugasan kapal berlangsung di Pangkalan Angkatan Laut Zhanjiang di Provinsi Guangdong.



Menurut laporan media China, kapal ini punya panjang 175 meter dan lebar 32 m. Kapal pertama juga bisa membawa hovercraft Zubr. China diketahui mengoperasikan setidaknya empat hovercraft, dua diperoleh dari Ukraina dan dua lainnya dibuat secara lokal di China.

Penugasan Donghaidao dengan Armada Laut Selatan dan kemampuannya untuk mengoperasikan Zubr, secara signifikan meningkatkan kemampuan amfibi PLAN di Laut Cina Selatan, secara signifikan memperluas jangkauan Zubr sejauh 300 mil. Donghaidao bersama tiga Landing Platform Dock Kelas Yuzhao (Type 071) saat ini ditugaskan ke Armada Laut Selatan.

Selain digunakan militer, kapal jenis semu-submersible juga banyak digunakan perusahaan swasta, misalnya untuk membawa rig pengeboran hingga kilang gas/minyak.







Referensi Tulisan: USNI News& South China Morning Post
Sumber Foto: sudah tertera