Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

santrilakilakiAvatar border
TS
santrilakilaki
Siswa Minum Miras di Yogya Dipesantrenkan, Pesantren Cocok Didik Anak Nakal

Sebanyak 16 siswa SMP Negeri 3 Berbah, Sleman, DIY, dimasukkan ke pesantren untuk dibina karena kepergok meminum minuman keras (miras). Mereka akan dibina di pondok pesantren selama satu pekan dengan harapan bisa membuat mereka lebih baik dari sebelumnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Aswaja Nusantara, Mlangi, yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama, Muhammad Mustafied, mengatakan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang bukan hanya mendidik pengetahuan tapi juga keimanan, nilai, karakter atau akhlak, dan kecakapan dalam hidup.

Dengan tujuan itu, harapannya pondok pesantren dapat menghasilkan output orang-orang yang memiliki iman kuat, berwawasan keislaman mendalam, berakhlakul karimah, serta kompeten dalam mengamalkan keilmuannya.

“Jadi kalau masyarakat memasukkan anak-anaknya untuk dididik secara moral akhlak agar jadi lebih baik, itu tidak salah,” kata Muhammad Mustafied saat dihubungi Pandangan Jogja @Kumparan, Sabtu (7/1).

Saat seorang anak dimasukkan ke pesantren karena kenakalannya, misalnya karena minum miras, hal tersebut menurut dia juga tidak jadi soal. Selama keluarga memahami bahwa perbaikan akhlak di pesantren dilakukan secara komprehensif.



Dalam perjalanannya, pondok pesantren memang menerima siapapun yang masuk karena pesantren ingin menjadi bagian dari rahmatan lil ‘alamin. Bahkan, saat ini Gus Tafied juga sudah makin banyak pondok-pondok pesantren yang fokus mendidik kalangan tertentu seperti santri difabel, santri lanjut usia, bahkan santri penyintas narkoba dan minuman keras.

Meski begitu, bukan berarti pesantren adalah tempat untuk ‘membuang’ anak-anak yang bermasalah.
“Ini mispersepsi. Pesantren tempat mendidik generasi muda yang baik-baik itu juga banyak, meskipun memang ada yang menerima santri segmented seperti korban narkoba dan minuman keras,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Badan Pembina Pesantren Modern Muhammadiyah Green School (MGS) Yogyakarta yang juga Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah Wilayah DIY, Ghoffar Ismail.

Dia mengatakan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang memang cocok untuk membina anak-anak yang butuh perhatian khusus. Mereka yang secara akhlak masih banyak yang harus diperbaiki, ketika dididik di pesantren dan bertemu dengan anak-anak yang sudah lebih baik, maka dia bisa terbawa menjadi lebih baik.

Justru dengan anak yang berbeda-beda, pesantren akan menjadi semacam miniatur kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Sebab di dalamnya ada yang akhlaknya sudah baik, tapi ada juga yang masih harus diperbaiki.

“Dan enaknya di pesantren itu ada pembimbingnya, ada ustadznya, ada kiainya, yang secara langsung menangani selama 24 jam,” kata Ghoffar Ismail.



Meski begitu, pesantren juga punya hak untuk menerima calon santri atau tidak. Beberapa pesantren yang sudah memiliki standar tinggi dan diminati banyak calon santri, maka biasanya mereka juga memiliki standar tertentu anak seperti apa yang bisa diterima.

Tapi banyak juga pesantren lain yang kekurangan santri, sehingga siapapun bisa masuk, termasuk anak-anak yang butuh perhatian lebih. Meskipun pesantren tersebut mesti menanggung konsekuensi untuk bekerja lebih keras dalam mendidik santri-santrinya.

“Misalnya konsepnya berarti bukan hanya mendidik dalam arti pengajaran saja, tapi juga pendampingan, perhatian, kasih sayang. Pesantren itu harus paham ketika dia berani menerima anak-anak yang butuh perhatian, maka dia harus memberikan perhatian lebih,” lanjutnya.

Dalam agama Islam, meminum minuman keras menurutnya memang termasuk perbuatan dosa, namun had atau hukumannya termasuk paling ringan daripada yang lain seperti zina atau mencuri. Tinggal didalami lagi, apakah belasan siswa tersebut sudah menjadikan minum miras sebagai kebiasaan, sesekali, atau sekadar ikut-ikutan saja.

Karena termasuk ringan, maka masih besar kemungkinan mereka akan berubah dengan lingkungan dan pendidikan yang lebih baik.

“Bahkan pesantren Suryalaya yang ada di Tasikmalaya itu khusus untuk penyintas narkoba, dan memang ada penanganan khusus,” ujar Ghoffar Ismail.

https://kumparan.com/pandangan-jogja...agkYJXnOw/full
accretia8
aloha.duarr
.bindexee.
.bindexee. dan 7 lainnya memberi reputasi
-2
1.6K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.