Sumber Gambar

Setelah gelaran Piala Dunia resmi berakhir, kini giliran ASEAN menggelar kompetisi bergengsi mereka yakni AFF Cup yang kini disponsori oleh Mitsubishi. Indonesia sendiri sudah mengemas dua kemenangan dari Kamboja dan Brunei Darussalam dan kemarin Indonesia berkesempatan melakoni laga melawan Thailand. Pesaing terberat Indonesia di grup A.

Pertandingan melawan Thailand bisa dibilang big match-nya asia tenggara. Di mana keduanya dikenal memiliki kemampuan sepakbola yang hampir setara. Tak heran jika pertemuan keduanya kadang menjadi sengit dan tensinya menjadi tinggi.

Ketegangan itu bukan hanya terjadi di dalam lapangan. Rupanya hal serupa sampai kepada para fans dan suporter. Sampai-sampai perseturuan bisa saja terjadi di luar stadion seperti di jalan-jalan misalnya. Seperti yang terjadi kemarin.


Sumber Gambar

Kedatangan bus Thailand di Gelora Bung Karno mendapat sambutan yang kurang mengenakkan dari suporter Indonesia. Teriakan-teriakan terdengar dari luar bus, hingga puncaknya salah satu suporter Indonesia melempar batu ke arah bus Thailand hingga pecah.

Asisten pelatih Thailand memotret dan membagikan gambar bagaimana keadaan kaca bus Thailand yang pecah itu. Beruntung, tidak ada pemain Thailand yang terluka akibat insiden ini. Mereka hanya mengkomplain keamanan stadion saja.


Sumber Gambar

Maaf sebelumnya, bukan maksud mengungkit yang sudah berlalu. Kita tahu bulan Oktober lalu telah terjadi tragedi Kanjuruhan yang memakan korban jiwa hingga ratusan orang. Semua berawal dari apa? Dari kerusuhan suporter. Apakah suporter Indonesia tidak belajar dari pengalaman menyakitkan tersebut?

Tahun 2022 belum berganti lho dan perilaku negatif seperti ini sudah terjadi lagi. Sasarannya tim nasional negara lain pula. Dengan adanya insiden ini suporter Indonesia sudah memberikan kesan yang jelek kepada timnas Thailand dan mungkin semua orang Thailand jika berita ini sampai naik di media negara mereka.

Lagian apa sih salahnya mereka sampai dilempar begitu? Mereka cuma datang dan mau bertanding. Justru bersyukur mereka datang karena kalau tidak nanti para suporter tidak jadi nonton gimana? Laga dibatalkan gimana? Palingan rusuh lagi.


Sumber Gambar

Gelora Bung Karno memang dikenal angker bagi para tim Asia Tenggara karena atmosfer suporternya yang dikenal militan. Bermain di stadion legendaris ini dengan keadaan full memang menjadi pressure bagi para tim lawan.

Tapi bukan dengan cara seperti ini cara kita memberikan pressure kepada mereka.

Gimana menurut kalian gan? Apakah tragedi Kanjuruhan belum cukup untuk mengajari mereka?

Sumber: Link Referensi
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi