Hi sobat otomotif,

Kendaraan baru di Indonesia memang terus bertambah, hal itu menandakan ekonomi di masyarakat saat ini sebenarnya masih sehat-sehat saja.

Apalagi konsumen di Indonesia suka latah, lihat tetangga punya brand terbaru ikutan beli. Jadi hal ini yang dimanfaatkan oleh pihak peoduksi agar jualannya laku.

Lantas sesuai judul thread, kenapa disarankan jangan beli motor baru yang berbahan bakar bensin, mending yang second atau bekas saja, apa alasannya?

Jadi begini dua produsen besar di Indonesia saat ini Yamaha dan Honda masih bertahan dengan menjual motor berbahan bakar bensin mereka, harganya juga cukup fantastis mereka seakan menerapkan perangkap harga agar harga jual kembali produk yang mereka buat harganya tetap stabil.



Maka dipasaran motor bekas, harga semua motor juga terkatrol naik antara 1 hingga 2 jutaan, hal itu dikarenakan harga jual motor terbaru juga ada kenaikan yang lumayan. Dan alasan simplenya karena adanya 'inflasi'.

Contoh seperti salah satu brand yaitu Vario, saat ini ada dua kelas yang diperkenalkan yaitu Vario 160 yang harganya mendekati Rp 30 jutaan sedangkan Vario 125 yang mendekati Rp 24 jutaan. Dua variant terbaru dari Vario ini punya penampilan yang cukup berbeda, dan harganya cukup mahal dari series Vario lainnya ketika pertama kali muncul.

Efeknya harga motor bekas Vario 125 tahun 2012, ini adalah awal Vario injeksi hadir kalau di tahun 2020 ke bawah sempat dijual di angka Rp 7 jutaan kini di akhir tahun 2022 terkatrol naik di angka Rp 8 jutaan.



Lantas bagaimana konsumen harus melihat pasar sekarang ini?

Kita kembalikan lagi ke fungsi dari motor itu tadi, untuk apa? Apakah untuk multi fungsi, gaya, atau hanya sekedar punya dan investasi?

Kalau mementingkan gaya dan investasi, maka belilah produk baru dan usahakan jarang dipakai tapi perawatan tetap berjalan. Agar harga di beberapa tahun kemudian akan naik secara drastis, layaknya RX King yang harganya menggila.

Tapi kalau mementingkan fungsi untuk saat ini, belilah produk bekas secara cash yang masih bagus secara mesin dan penampilan. Dengan harga yang sudah turun dapat menghemat jutaan dibandingkan produk baru, kenapa seperti itu?



Sebab 10-20 tahun lagi motor listrik akan menjamur, layaknya matic saat ini awalnya memang pasar lambat menerimanya. Namun, sekarang semua pakai matic kalau gak matic gak asyik.

Nah, anggap saja motor bekas yang kamu beli itu untuk transport mengumpulkan uang selama 10 tahun kedepan, yang akan digunakan untuk menbeli motor listrik kekuaran terbaru yang tentunya akan lebih murah, lebih stabil dan akses baterenya juga sudah banyak ditemukan dimana-mana.

Percepatan teknologi itu sekarang ini hanya hitungan tahun sudah berubah, dari zaman core2duo dengan soket LGA 775 yang dulu tahun 2007an adalah masa jayanya, kini di tahun 2022 sudah masuk generasi ke-12 dengan Intel Core i9 dengan soket: LGA 1700. Bayangkan rentang 10 tahun perkembangan teknologi semakin jauh dan lebih canggih.



Apalagi kalau kita berkaca pada peoduk smartphone, makin gila perubahan yang dibuat oleh sebuah telepon genggam. Sangat cepat sekali perubahannya, dimana dulu hanya bisa telepon dan sms sekarang komputer compact sudah ada ditangan, dapat menjalankan berbagai macam fungsi.

Karena mulai saat ini produk motor listrik sudah mulai menjamur, dan beberapa harga motor listrik yang awalnya mahal sudah ada yang dijual terjangkau.

Seperti Ather 450X buatan India yang dibandrol Rp 30 jutaan, lalu ada Davigo Space buatan lokal yang dijual diharga Rp18,7 juta. Minerva juga siap tempur dengan motor listrik di harga Rp 16,5 juta.



Lalu ada Selis Eagle Prix diharga Rp 14 juta, produk China juga tak mau kalah saing mengeluarkan Uwinfly yang harganya Rp 9,9 jutaan.

Yang nenarik perhatian adalah Alva One yang modelnya mirip Honda PCX, dimana harganya juga bersaing dengan yang asli di harga Rp34,9 juta on the road (OTR) DKI Jakarta. Dapat dikendarai sejauh 70 km/jam dengan kapasitas baterai 60V/45Ah.

Tentu munculnya motor listrik ini kalau sudah menjamur membuat dua pabrikan Yamaha dan Honda langsung rubah haluan, karena untuk Honda sendiri sudah ada U-Go direntang harga Rp 39 jutaan.



Sebenarnya Yamaha juga sudah ada jagoannya di kendaraan listrik yaitu Yamaha E-01, namun harganya masih gila di angka Rp 214 jutaan. Untuk harga yang terjangkau ada Yamaha e-Vino, di angka Rp 35 jutaan.

Kenapa dua pabrikan ini harganya mahal? Karena import full, jadi kedua pabrikan motor ini dibawa secara utuh (CBU) oleh importir umum. Untuk itu harganya terkatrol menggila, kalau bukan import untuk U-Go sendiri harga hanya dikisaran Rp 17 jutaan.



Maka tunggu 10 tahun lagi, harga motor listrik akan saling menjatuhkan bisa saja produk China juaranya seperti smartphone saat ini yang sudah dikuasai oleh mereka. Dan Produk Jepang Sony, Sharp, Fujitsu tersingkir oleh BBK grup, Xiaomi dan Infinix.

Kalau perusahaan Jepang tak mengambil momentum duluan, bisa saja mereka akan tertatih-tatih dimasa depan.



Apa pendapatmu tentang hal ini?


Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3, 4
Pic : google










Tambahan kaskuser