• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Apakah Agama Mengubah Penganutnya Jadi Lebih Baik Atau Lebih Buruk?

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Apakah Agama Mengubah Penganutnya Jadi Lebih Baik Atau Lebih Buruk?
Ini pemikiran pribadi saja, yang timbul setelah ketemu berbagai orang dengan latar belakang agama yang berbeda-beda.

Pengalaman ini kemudian jadinya menimbulkan pertanyaan, "Apakah agama mempengaruhi karakter dan pembawaan seseorang?

Kalau mempengaruhi, pengaruhnya baik atau buruk?"

Kalau dilihat sekilas saja, memang rasanya agama itu mempengaruhi penganutnya. Pasti ada khasnya seseorang yang menganut agama A, B, C, dst.

Kalau kita peka, kadang-kadang kita bisa menebak agama seseorang, meskipun seseorang itu tidak memakai atribut agama tertentu dan tanpa harus bertanya, "Agamanya apa?"

Namun setelah makin banyak bertemu macam-macam orang, saya menemui, ternyata tebakan saya itu sering juga salah.

******


Gbr diambil dr unsplash.com

Lama saya berusaha berpikir dan menduga-duga, mengapa dan salahnya di mana. Pada akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan sementara (yang bisa saja salah).

Menurut pemikiran saya, agama sebenarnya tidak secara aktif mengubah seseorang. Baik itu mengubah seseorang menjadi lebih baik, atau mengubah seseorang jadi lebih buruk.

Memang setiap orang yang mendalami sebuah agama, dia datang untuk mencari sebuah jawaban, pegangan, panduan, dsb.

Akan tetapi karakteristik dari ajaran agama yang multi-dimensi dan multi-tafsir, membuat mereka yang datang ke satu agama tertentu (agama apa pun itu), akan mendapatkan beberapa opsi/pilihan jawaban/tafsir yang berbeda.

Kemudian orang akan memilih tafsir/jawaban yang paling sesuai dengan dirinya.

Maka ketika si A dengan sifat pendendam, datang mencari jawaban tentang bagaimana memperlakukan seseorang yang menyakiti hatinya, ke agama A. Dia akan lebih memilih ayat tentang keadilan Tuhan, bagaimana Tuhan akan menghukum orang yang bersalah.

Doanya akan berisi, tuntutan keadilan, berharap Tuhan akan menjatuhkan nasib sial, dst.

Di saat si B yang punya sifat pemaaf, datang mencari jawaban tentang seseorang yang menipu dia, ke agama yang sama, agama A. Dia memilih mendengarkan ayat tentang kemurahan Tuhan.

Doanya jadi berisi, permohonan agar Tuhan membantu dia membersihkan hatinya dari kebencian, memohon agar orang yang menipu dia ditobatkan dari kesalahannya, dst.

-----

Jadi bukan agamanya, tetapi orang/penganutnya-lah yang kemudian secara aktif, menentukan bagaimana agama yang mereka anut itu akan mengubah mereka.

Sehingga agama (apapun itu) lebih seperti cermin.

Dia cuma mengungkapkan yang tersembunyi dari penganut-penganutnya.

Sama-sama penganut agama A, yang satu mukanya jutek, kelakuannya suka menapir-napirkan orang lain, menyombongkan agama yang dia pilih (padahal sebenarnya yang dia sombongkan adalah dirinya sendiri), dst.

Yang satu lagi, ada yang mukanya lembut, bicaranya enak didengar, rendah hati dan suka tertawa.

Bukan agama A-nya itu yang jelek, atau yang bagus.

Sifat manusianya saja memang yang satu itu bagus, yang satu lagi busuk.

Sumber referensi : Opini pribadi
iblast867583
gothic84
nomorelies
nomorelies dan 5 lainnya memberi reputasi
6
3.1K
96
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.