• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Avro Vulcan - Pesawat Bomber Kebanggaan Angkatan Udara Inggris saat Perang Dingin

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Avro Vulcan - Pesawat Bomber Kebanggaan Angkatan Udara Inggris saat Perang Dingin
Quote:


Bagi Agan yang eksis di era Perang Dingin, pasti tak asing dengan nama pesawat pembom seperti B-52, Tu-95, Tu-160 hingga B-2. Akan tetapi tidak banyak orang yang mengenal nama Avro Vulcan, padahal pesawat pengebom buatan Inggris ini juga lahir semasa Perang Dingin. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas sejarah singkat dari pesawat ini, mari kita simak di bawah emoticon-Cendol (S)



Sejarah Singkat


Pada masa Perang Dingin, dunia seakan sedang diambang kehancuran, di mana Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet dan Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat berlomba-lomba membuat senjata nuklir. Akan tetapi, senjata yang dimaksud itu untungnya tak pernah digunakan. Pada masa itu, untuk mengirim bom nuklir ke wilayah lawan, Soviet dan Amerika telah merancang pesawat pengebom yang mampu menempuh jarak ribuan kilometer ke masing-masing wilayah.

Di Blok Barat, Inggris yang punya jarak lebih dekat dengan Soviet juga punya keinginan membuat pesawat pengebom jarak jauh yang bisa membawa muatan bom nuklir. Akan tetapi, Amerika tidak sepenuhnya mendukung niatan Inggris tersebut. Inggris kemudian membuat bom nuklir serta wahana pembawa bom sendiri tanpa bantuan Amerika.

Keputusan itu diambil karena melalui undang-undang US Atomic Energy Act of 1946 (Mc Mahon Act), Amerika melarang transfer ilmu tentang pembuatan bom atom ke negara lain. Selain itu, negara yang pernah mengirim para ahlinya dalam pembuatan bom nuklir AS (Manhattan Project) juga dilarang mendapat ilmu tentang bom atom. Hal itu dilakukan karena Amerika sudah tahu betapa mengerikannya efek bom nuklir, sebagai pengguna pertama bom tersebut, efek yang ditimbulkan sungguh mengerikan.

Akibatnya, Amerika melarang transfer ilmu tentang bom nuklir ke negara lain, termasuk sekutunya sendiri. Setelah Perang Dunia 2, Amerika punya pandangan jika bom atom digunakan sebagai sarana penggertak (detterent) saja. Tetapi, hal tersebut tidak bisa menghentikan negara lain untuk membuat bom nuklir, dan salah satu negara itu adalah Inggris.

Quote:


Untuk membuat bom atom sendiri dan platform pembawanya, Inggris yang sudah dapat izin parlemen lalu meluncurkan proyek bernama "British atomic weapon on programme and nuclear detterent."Program itu berjalan ketika Inggris menyerahkan surat perintah kepada "Air Staff Operational Requirement OR.1001" pada Agustus 1946.

Perintah itu mengamanatkan untuk membuat bom nuklir dengan panjang 7,37 m; tinggi 1,5 m; dan berat 4,5 ton. Bom yang berbentuk layaknya rudal itu harus bisa dijatuhkan pada ketinggian 6.100 meter hingga 15.000 meter. Kementerian Perbekalan Inggris (Ministry of Supply) lalu memberikan desain pesawat bomber B.35/46 kepada industri penerbangan Inggris untuk segera dibuatkan prototype-nya.

Tim OR.1001 lalu memilih desain B.35/buatan Avro, mereka lalu mengeluarkan perintah OR.229 yang berisi gambaran dari spesifikasi yang harus dimiliki bomber tersebut. Beberapa syarat itu yakni pesawat mampu membawa bom atom seberat 4,5 ton, terbang sejauh 2800 km, kecepatan terbang 930 km/jam, ketinggian terbang 11000 - 15000 m, serta berat maksimum saat terbang 45000 kg. Pesawat juga harus bisa membawa bom konvensional seberat 9,1 ton. Pemerintah Inggris lewat perintah OR.230 memberi permintaan rumit, di mana pesawat bisa menembus jarak 3700 km dan membawa muatan sebanyak 91000 kg.

Quote:


Proyek untuk membuat Spesification B.35/46dengan kode OR.229 dimulai pada April 1947, yang dilakukan oleh perusahaan Avro dibawah pimpinan direktur teknik Roy Chadwick dan perancang pesawat Stuart Davis. Prototype pesawat itu diberi nama Avro 698. Desain prototype ini dibuat berdasarkan desain pesawat swept wing rancangan Dr. Alexander Lippisch dari Jerman yang dibuat semasa Perang Dunia 2. Desain Jerman ini kemudian disempurnakan ahli penerbangan Amerika setelah perang usai.

Menurut ahli penerbangan AS, swept wing punya sudut 45 derajat, tim Chadwick kemudian menambah berat serta menghilangkan ekor pesawat. Modifikasi itu menghasilkan desain baru yang diberi nama swept back flying wing (sayap delta) dan menambahkan fin (vertical stabilizer). Dengan desain ini, berat pesawat bisa dikurangi sampai 50%. Bomber bersayap delta itu lalu dipasangi 4 mesin, masing-masing 2 mesin di sisi kanan dan kiri dan 2 ruang bom (bomb bays).

Proyek bomber bersayap delta ini dirancang oleh berbagai perusahaan mulai dari Avro Lincoln sebagai pemimpin proyek (berbasis di pinggiran kota Manchester), AW and Handly Page sebagai juara dua dalam program ini membuat wind tunnel dan desain cadangan, serta terakhir EE and Vickers untuk memenuhi kebutuhan perangkat ringan pesawat.


Uji Coba Penerbangan


Proyek penyempurnaan desain pesawat diberi nama proyek nomor 698, ada dua prototype yang dibuar yakni VX 770 dan VX 777. Pihak pabrikan juga menyiapkan prototype cadangan, yakni VX 784 dan VX 790. Sebelum membuat prototype VX 770 yang asli, pihak pabrikan membuat prorotype dari kayu yang diberi nama Avro 707.

Pesawat uji Avro 707 dibekali sepasang mesin kembar Avro 110 yang bisa melesatkan pesawat sampai kecepatan Mach 0,85 dan ketinggian terbang 18.290 m. Tetapi pesawat ini batal diterbangkan karena muncul permintaan membuat versi prototype langsung memakai bahan metal. Setelah selesai dirakit, pesawat Avro 707 berbahan metal yang berukuran mini ditenagai oleh sepasang mesin RR Dwerent. Memiliki kecepatan 15,57 knot serta bisa menembus kecepatan maksimal Mach 0,85.

Avro 707 kemudian melaksanakan uji taxi di fasilitas uji Avro di Woodfort. Pada 4 September 1949, untuk pertama kali Avro 707 VX 784 sukses terbang di fasilitas uji terbang MoD Boscombo Down. Pada 6 September 1949, Avro 707 lalu tampil di acara air show di Farnborough. Namun, pada 30 September 1949, pesawat jatuh di dekat kota Blackbushe dan menewaskan pilot uji Letnan Penerbang Eric Asler.

Dari investigasi, pilot melakukan kesalahan pada pengereman dan menyebabkan pesawat berada dalam posisi stall. Karena pesawat jatuh akibat kesalahan pilot, proyek ini tetap dilanjutkan. Pada Mei 1950, prototype ketiga bernama WD 280 diproduksi, versi ketiga ini lebih cepat dari Avro 707. WD 280 kemudian berganti nama menjadi VX 790 dan punya nama resmi 707B. Pada 6 september 1950, Wing Commander Roly Falk membawa 707B ke Farnborough untuk static show.

Quote:


Pada 30 Agustus 1952, prototype pesawat yang diberi kode VX 770 yang dikembangkan dari prototype 698 sukses melakukan penerbangan pertama, pesawat berwarna putih itu diterbangkan Roy Falk. Pesawat sudah dilengkapi kursi lontar dan memakai 4 mesin Roll Royce RA3 Avon. Setelah terbang perdana, pesawat langsung diboyong ke Farborough Air Show dan mendapat sambutan meriah dari Society of British Aircraft Constructors (SBAC).

Awalnya pesawat akan dinamai Ottawa oleh Avro, sebagai penghargaan atas kerja sama Avro Inggris dan Avro Kanada. Tetapi nama itu ditolak. Kepala Staf RAF (Angkatan Udara Inggris) dan Air Council lalu memberi nama Vulcan yang berarti dewa api dan perusak dalam mitologi Yunani. Prototype kedua Vulcan yang bernama VX 777 terbang pada September 1953 memakai mesin Bristol Olympus 100. Setahun kemudian Pemerintah Inggris memberi kontrak untuk produksi 25 unit Vulcan B Mk 1.


Penugasan Bersama Skadron RAF


Vulcan pertama seri produksi diserahkan kepada RAF pada Juli 1956, dan ditempatkan di No 230 Operational Conversion Unit (OCU). Pada perkembangannya, Vulcan mendapat beberapa peningkatan mulai dari perangkat air refueling, radar jamming, radar peringatan dini serta mesin yang lebih cepat dan kuat. Sementara untuk bom nuklir yang dibawa Vulcan adalah Blue Danube, sementara senjata lain yang bisa dibawa adalah rudal anti kapal dan roket berpemandu. Pada awalnya Vulcan memakai warna putih, kemudian pada perkemabangannya warna itu dirubah menjadi corak loreng dengan warna abu-abu, hijau dan cokelat.

Sekilas tentang Blue Danube, adalah bom fisi tipe ledakan yang menggunakan plutonium dan uranium sebagai bahan bakar. Dirancang sebagai senjata dengan daya ledak 40 kiloton, tetapi selama fase pengujian dikurangi 3 kiloton. Bom itu memiliki panjang 7,366 meter dan memiliki diameter 1,575 meter; serta sistem ledakan plutonium/uranium 32 lensa berbentuk bola berdiameter 1,524 meter. Bom itu punya bobot 4.536 kilogram.

Bom dibekali empat sirip pemandu yang dapat ditarik, sirip bisa drentangkan hingga 2,764 meter setelah meninggalkan ruang bom pesawat. Panjang selubung bom (lebih dari dua kali lipat senjata AS sejenis) dan sirip pemandu yang besar membuat Blue Danube sangat stabil secara aerodinamis. Total ada 20 unit Blue Danube yang diproduksi.

Quote:


Setelah resmi bertugas, Vulcan melaksanakan berbagai misi untuk tujuan damai dan perang. Dalam misi damai (non tempur), Vulcan pernah menempuh jarak Inggris-Sydney dan Inggris-AS. Dalam misi pelatihan tempur, Vulcan bekerja sama dengan USAF dalam beberapa latihan mulai dari Strike Command dan Operation Skyshiled.

Vulcan juga sempat dikerahkan dalam beberapa konflik, semisal selam konflik Malaysia-Indonesia (1960-1964) beberapa Vulcan disiagakan di Negeri Jiran tersebut untuk disiapkan mengebom Jakarta, jika konflik kedua negara semakin meruncing. Pada pertengahan 1970, Vulcan juga dikirim ke Cyprus saat kerusuhan terjadi di negara itu.

Sementara dalam Perang Falklands melawan Argentina, Vulcan dapat tugas untuk menghancurkan pangkalan udara Port Stanley. Misi itu dilakukan pada 1 Mei 1982, waktu itu Vulcan menempuh jarak 6.259 km dan terbang dari Pulau Ascension. Selain itu, Vulcan juga berhasil menyerang sistem pertahanan udara, pangkalan radar dan senjata anti pesawat milik Argentina. Dalam misi ke Falklands, RAF mengirim 5 unit Vulcan yang telah ditingkatkan. Dan berikut adalah spesifikasi dari Avro Vulcan:


Quote:



Perjalanan Akhir Sang Dewa Api


Setelah usainya konflik dengan Argentina dan runtuhnya Soviet, Vulcan lebih banyak tampil static show dalam event kedirgantaraan. RAF sendiri mengoperasikan Vulcan sampai tahun 1992, tetapi mulai tahun 1986 beberapa pesawat mulai dipensiunkan secara bertahap. Beberapa Vulcan juga telah dijual ke perusahaan C Walton Limited untuk kepentingan komersial. Sementara itu melalui lembaga Vulcan To The Sky Trust, satu pesawat dengan kode XH 558 tetap bisa diterbangkan sampai tahun 2015. Total ada 134 unit Vulcan yang doproduksi dan semuanya dioperasikan oleh RAF. Berikut ini adalah beberapa Vulcan yang masih tersisa:


1. Avro Vulcan XH 558



Foto: Wkimedia Commons

Pesawat ini sejatinya melakukan penerbangan terakhir pada 2013, tetapi berkat dukungan para penggemar dunia penerbangan di Inggris, Vulcan XH 558 tetap bisa terbang sampai 2015. Tanggal 15 Mei 2015 adalah hari terakhir penerbangan Vulcan. Pesawat tak lagi diterbangkan karena pihak swasta yang mengelola operasional Vulcan tak mampu memenuhi kebutuhan perawatan pesawat yang mahal. Hal itu diperparah dengan suku cadang yang tak lagi diproduksi. Pesawat kini disimpan di Bandara Doncaster Sheffield, pesawat pindah ke sana sejak 2011.



2. Avro Vulcan XM 655



Foto: Wikimedia Commons

Pesawat dengan kode XM 655 saat ini dimiliki oleh Wellesbourne Mountford Airfield dan telah dikelola oleh 655 Maintenance & Preservation Society sejak tahun 1998, yang menjaga pesawat dalam kondisi taxiable (bisa beroperasi/bergerak di darat). Pada hari Jumat tanggal 16 September 2022, XM655 mengalami kecelakaan di landasan pacu yang berada di Lapangan Udara Wellesbourne Mountford. Saat melakukan ground run sebagai latihan untuk pertunjukan publik di hari Minggu, indikator kecepatan udara mengalami masalah. Membuat pesawat sulit dikendalikan hingga keluar landasan pacu, untungnya pilot tidak cidera dalam insiden ini. Pesawat ini hanya melakukan uji taxi (melaju di darat) dan tidak lagi bisa terbang.




3. Avro Vulcan XL 426



Foto: Wikimedia Commons

Vulcan XL 426 dirawat oleh lembaga amal Vulcan Restoration Trust sejak 1993 dan menjalankan taxi reguler di Bandara Southend London setiap tahun, Pesawat ini bertugas di Royal Air Force dari tahun 1962 hingga 1986. Meski sudah tak bisa terbang lagi, akan tetapi uji taxi yang masih dilakukan Vulcan XL 426 dan Vulcan XM 655 bisa mengobati rasa rindu warga Inggris kepada salah satu pesawat rancangan dalam negeri yang sempat eksis di era Perang Dingin.



Referensi Tulisan: BAE Sytems& Majalah Angkasa No.4 Januari 2013
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 28-12-2022 15:01
koi7
henryjoo
crestec.ind7332
crestec.ind7332 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
5K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.