“Nanti engkau akan begitu tamak pada kekuasaan. Namun kelak di hari kiamat, engkau akan benar-benar menyesal” (HR. Bukhari no. 7148). Begitulah sabda Nabi Muhammad untuk mengingatkan manusia agar tidak tamak terhadap kekuasaan.

Sejak pengumuman nama Panglima TNI yang diusung Presiden dan pelaksanaan Fit and Proper Test Laksamana Yudo Margono di DPR RI, persaingan berebut kursi KSAL Baru kian memanas di internal TNI AL, yang terlihat dari guliran 3 nama yang dikerahkan secara aktif di Media Massa, yakni :

i. Rektor Unhan Laksamana Madya Amarulla Octavian

sumber : TRIBUN

ii. Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Nurhidayat

sumber : TRIBUN

iii. Komandan Kodiklatal Letnan Jenderal (Mar) Suhartono

sumber :  TRIBUN

Bergulirnya upaya mengangkat profil dari ketiga nama tersebut di Media Massa, menunjukkan adanya pergerakan terorganisir dari Rektor Unhan, Komandan Pushidrosal, dan Komandan Kodiklatal, untuk menguasai kursi KSAL Baru. Namun, sang Rektor Unhan tampaknya yang paling aktif untuk mengangkat dirinya di media massa, apabila kita mengacu dari jumlah pemberitaan dalam seminggu terakhir.

Agaknya, keunggulan Rektor Unhan kuasai Media Massa ini mengundang reaksi dari dua pesaingnya itu (Komandan Pushidrosal dan Komandan Kodiklatal), terlihat dari Viralnya Foto Rektor Unhan dan selingkuhannya check in di hotel yang menyebar luas di Media Sosial, bahkan hingga menjadi sorotan pemberitaan Media Massa.

Sudah barang tentu kubu yang membongkar perselingkuhan Rektor Unhan ada di antara kubu Komandan Pushidrosal dan kubu Komandan Kodiklatal. Jika foto Rektor Unhan Berselingkuh itu valid, bukan hoax, maka posisi Rektor Unhan bukan saja tereliminasi dari perebutan Bursa KSAL Baru, tetapi juga terancam dipecat dari TNI AL. Dulu ada kasus serupa dimana seorang Perwira TNI AL (Letda Marinir) yang berselingkuh, atas pelaporan istri, dan kini sedang diadili di Pengadilan Militer, dimana dalam peraturan Militer, perselingkuhan terancam Pemecatan Tidak Hormat.

sumber : TRIBUN

Panasnya perebutan Bursa KSAL Baru yang berlangsung panas karena diwarnai pengerahan tim Media Massa dan Media Sosial oleh Rektor Unhan, Komandan Pushidrosal, dan Komandan Kodiklatal, hingga serangan isu perselingkuhan di Media Sosial, tampaknya membuat Calon Panglima TNI Yudo Margono lagi-lagi menekankan bahwa penunjukkan nama KSAL baru adalah Hak Prerogatif Presiden', yang bertujuan meredam perilaku ambisius dari persaingan antara Rektor Unhan, Komandan Pushidrosal, dan Komandan Kodiklatal.

Sejatinya, ada 9 nama Perwira Tinggi TNI AL yang bersaing untuk menempati posisi KSAL diantaranya :

1. Pangkogabwilhan I Laksamana Madya Muhammad Ali (AAL 1989) : Sisa 28 Bulan

2. Wakil KSAL Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono (AAL 1988) : Sisa 10 Bulan

3. Rektor Unhan Laksamana Madya Amarulla Octavian (AAL 1988) : Sisa 10 Bulan

4. Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Nurhidayat (AAL 1988) : Sisa 12 Bulan

5. Pangkoarmada RI Laksamana Madya Herru Kusmanto (AAL 1988) : Sisa 15 Bulan

6. Sekjen Dewan Ketahanan Nasional Laksamana Madya Harjo Susmoro (AAL 1987) : Sisa 2 Bulan

7. Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia (AAL 1987) : Sisa 7 Bulan

8. Komandan Kodiklatal Letnan Jenderal (Mar) Suhartono (AAL 1988) : Sisa 16 Bulan

9. Irjen TNI Letnan Jenderal (Mar) Bambang Suswantono (AAL 1987) : Sisa 7 Bulan

Merujuk pada kondisi terkini, agaknya pilihan Presiden mengerucut pada sisa 2 nama saja, kecuali Presiden hendak melakukan terobosan kultural dan politik, maupun tutup mata soal isu perselingkuhan yang sedang viral. Alasannya sederhana, yakni :

a. Masa Pensiun Sekjen Dewan Ketahanan Nasional Laksamana Madya Harjo Susmoro yang tersisa 2 bulan, dan masa pensiun Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia yang tersisa 7 bulan, otomatis akan membuat keduanya tereliminasi, karena alasan masa jabatan yang lebih pendek dari masa jabatan Panglima TNI Yudo Margono.

b. Secara kultural TNI AL, Marinir tidak dapat menjadi KSAL, sehingga jika tidak ada terobosan kultural dari Presiden, nama Komandan Kodiklatal Letnan Jenderal (Mar) Suhartono dan Irjen TNI Letnan Jenderal (Mar) Bambang Suswantono otomatis tereliminasi.

c. Secara politik, etikanya tidak boleh ada pergantian pucuk pimpinan Hankam di tengah proses berjalannya Pemilu, dimana periode Pemilu dan Pilpres Serentak di 2024 berlangsung sejak Februari 2024 hingga pelantikan Presiden baru pada Oktober 2024. Karenanya, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Nurhidayat yang masa pensiunnya tersisa 12 Bulan, dan Pangkoarmada RI Laksamana Madya Herru Kusmanto yang masa pensiunnya tersisa 15 Bulan, dimana keduanya akan pensiun di tengah Pemilu 2024, maka otomatis akan tereliminasi dari Bursa KSAL, kecuali ada terobosan politik dari Presiden soal ini.

Tiga sistem eliminasi di atas, sebetulnya menyisakan perebutan Bursa KSAL Baru pada 3 nama saja, yakni Rektor Unhan, Wakil KSAL, dan Pangkogabwilhan I. Namun jika viralnya foto perselingkuhan Rektor Unhan valid dan bukan hoax, maka otomatis akan mengeliminasi Rektor Unhan dari peta Bursa KSAL Baru, sehingga mengerucutkan pilihan Presiden pada 2 nama tersisa : Wakil KSAL dan Pangkogabwillhan I.

Mana pun pilihan Presiden, baik Wakil KSAL, maupun Pangkogabwilhan I, penulis meyakini hasilnya akan baik, karena :

a. Kedua nama tersebut terlihat tidak ambisius mengejar kursi KSAL Baru seperti yang terlihat pada pergerakan kubu Rektor Unhan, Komandan Pushidrosal, dan Komandan Kodiklatal

b. Juga tidak memerlukan terobosan kultural dan politik.

c. Serta memiliki masa pensiun yang memadai, dimana Wakil KSAL hampir berbarengan dengan Panglima TNI Yudo Margono, sedangkan Pangkogabwilhan I masih memiliki masa pensiun yang panjang.

Orang yang gila kekuasaan tidak akan bisa menjalankan amanatnya dengan baik, sabda Nabi Muhammad.