Sumber Gambar

Sudah hampir satu minggu tragedi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung terjadi. Pelaku yang menggunakan bom panci itu berhasil meledakkan diri dan menewaskan satu orang personil kepolisian. Hal ini cukup mengejutkan banyak pihak.

Banyak opini beredar di sosial media menanggapi kejadian ini. Netizen berkomentar bebas sambil melihat fakta-fakta baru yang ditemukan terkait dengan kasus ini. Diketahui pelaku bom bunuh diri itu sendiri merupakan seorang mantan napi kasus terorisme.

Salah satu opini datang dari eks teroris, Umar Abduh. Ia menyatakan bahwa apa yang terjadi di Polsek Astana Anyar sudah disetting oleh oknum tertentu dengan maksud pengalihan isu kasus Sambo yang sampai hari ini masih berlangsung sidangnya.


Sumber Gambar

Apakah ini bentuk pembelaan atas temannya sesame eks teroris? Apakah pernyataannya ini tidak memiliki dasar yang kuat? Tentu tidak.

Ada beberapa opini dan alasan Umar yang menurut TS menarik untuk dibahas kembali. Tapi juga tidak bisa dipercaya 100% karena belum jelas kebenarannya.

Pertama, sudah jelas di motor pelaku terdapat kertas yang menyatakan sikap tidak setuju dengan RKUHP. Ia bahkan menyebut kata syirik dan juga mengutip salah satu ayat dari surat Al-Quran. Seharusnya polisi bisa peka dan curiga dengan tulisan itu dan melarang pelaku masuk.

Tapi akhirnya, pelaku bisa masuk dan melancarkan aksinya. Oke, mungkin si polisi kurang teliti atau kurang peka. Ini soal pengalaman dan kesigapan, bisa saja terjadi.


Sumber Gambar

Kedua, si pelau merupakan eks narapidana terorisme yang seharusnya dalam pantauan polisi. Bagaimana bisa ia melakukan teror bom bunuh diri sementara seharusnya ia masih dalam pantauan polisi.

Jadi menurutnya, kasus bom ini dibuat sebagai bentuk pengalihan publik dari kasus Sambo.

Tapi apakah si pelaku masih dalam pengawasan polisi? Bisa jadi tidak.

Umar juga menambahkan bahwa dalam terorisme ada istilah ‘operasi jaring’ yaitu ketika seorang teroris dari kelompok tertentu direkrut untuk menjalankan misi demi kepentingan pihak tertentu. Dan dalam kasus ini, ia beropini bahwa semua ini demi kepentingan kasus Sambo.

Well, semua itu masih sekedar opini dari seseorang yang memang pernah terjun langsung di dunia hitam terorisme. Tidak bisa dibuktikan dan dijadikan acuan. Tapi semua orang bebas beropini termasuk dia, jadi kita simak saja.


Sumber Gambar

TS masih berpendapat bahwa pelaku memang memiliki niat untuk melakukan teror bom karena seperti yang sudah TS bahas kemarin. Ada istilah lone wolf, bisa saja pelaku bergerak seorang diri dalam aksinya ini.

Gimana menurut kalian gan? Bisakah opini Umar ini jadi bahan pertimbangan?

Sumber: Link Referensi
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi