- Beranda
- The Lounge
OPLAS DAN LGBT : BENARKAH MANUSIA PUNYA HAK MEMILIH JATIDIRI ?
...
TS
albyabby91
OPLAS DAN LGBT : BENARKAH MANUSIA PUNYA HAK MEMILIH JATIDIRI ?
OPLAS DAN LGBT : Benarkah Manusia Punya Hak Memilih Jatidiri?
Oli London berkulit putih, tapi mengklaim dirinya adalah seorang Korea. Oli menghabiskan Rp. 2,7 miliar untuk 15 kali operasi agar mirip Jimin dari band BTS. Oli berkata bahwa ia transracial, “Saya seorang Korea, dan orang harus menerimanya.” Menurutnya, semua orang punya hak untuk memilih rasnya.
Tentu saja hal ini mengundang tertawaan, “Kamu bukan orang Korea, tidak peduli berapa banyak operasi yang kamu lakukan.” Perempuan kulit hitam yang mewawancarainya menambahkan, “Saya tidak bisa berdiri lalu duduk dan berkata, ‘Ah, saya mendadak jadi orang kulit putih.’”
Ada hal-hal yang harus kita terima dan tidak bisa diubah karena itu pemberian Tuhan sejak lahir, seperti ras. Orang menghargai ras, tetapi mengapa jenis kelamin yang didapatkan dari lahir tidak dihargai, bisa diubah-ubah? Mengapa ras dianggap mutlak, tetapi gender dianggap “aturan sosial” (social construct)?
Sebenarnya dasarnya adalah kepercayaan pada Tuhan. Ketika seseorang berkata tidak ada Tuhan yang menciptakan pria dan wanita, maka ia bisa mengatur hidupnya sesuai keinginannya. Gerakan LGBT dimulai di negara barat, contohnya Amerika, di mana sekolah dilarang mengajarkan tentang penciptaan manusia oleh Tuhan, diganti dengan evolusi. Sudah lama Tuhan dihapuskan. Tanpa Tuhan, orang boleh ganti ras, ganti gender, melakukan seks dengan siapa saja tanpa harus menikah dll. Tidak ada yang mengatur, dan tidak ada kebenaran yang absolut, seperti kata Oli London, “Aku menghidupi kebenaranku, dan melakukan apa yang membuatku bahagia.”
Repotnya, pandangan ini dipaksakan untuk diterima di negara yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang percaya akan penciptaan manusia oleh Tuhan. Asosiasi psikiater USA menyurati psikiater Indonesia untuk menerima LGBT. Menurutnya itu hak manusia, tetapi bagaimana dengan hak Tuhan untuk menetapkan, dan hak kita untuk percaya pada-Nya?
KEBOHONGAN TIDAK MENJADI KEBENARAN, SALAH TIDAK MENJADI BENAR, JAHAT TIDAK MENJADI BAIK, HANYA KARENA SAYA BERPENDAPAT DEMIKIAN.
Sumber :
Diolah dari ulasan seorang psikolog
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oli_London
Oli London berkulit putih, tapi mengklaim dirinya adalah seorang Korea. Oli menghabiskan Rp. 2,7 miliar untuk 15 kali operasi agar mirip Jimin dari band BTS. Oli berkata bahwa ia transracial, “Saya seorang Korea, dan orang harus menerimanya.” Menurutnya, semua orang punya hak untuk memilih rasnya.
Tentu saja hal ini mengundang tertawaan, “Kamu bukan orang Korea, tidak peduli berapa banyak operasi yang kamu lakukan.” Perempuan kulit hitam yang mewawancarainya menambahkan, “Saya tidak bisa berdiri lalu duduk dan berkata, ‘Ah, saya mendadak jadi orang kulit putih.’”
Ada hal-hal yang harus kita terima dan tidak bisa diubah karena itu pemberian Tuhan sejak lahir, seperti ras. Orang menghargai ras, tetapi mengapa jenis kelamin yang didapatkan dari lahir tidak dihargai, bisa diubah-ubah? Mengapa ras dianggap mutlak, tetapi gender dianggap “aturan sosial” (social construct)?
Sebenarnya dasarnya adalah kepercayaan pada Tuhan. Ketika seseorang berkata tidak ada Tuhan yang menciptakan pria dan wanita, maka ia bisa mengatur hidupnya sesuai keinginannya. Gerakan LGBT dimulai di negara barat, contohnya Amerika, di mana sekolah dilarang mengajarkan tentang penciptaan manusia oleh Tuhan, diganti dengan evolusi. Sudah lama Tuhan dihapuskan. Tanpa Tuhan, orang boleh ganti ras, ganti gender, melakukan seks dengan siapa saja tanpa harus menikah dll. Tidak ada yang mengatur, dan tidak ada kebenaran yang absolut, seperti kata Oli London, “Aku menghidupi kebenaranku, dan melakukan apa yang membuatku bahagia.”
Repotnya, pandangan ini dipaksakan untuk diterima di negara yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang percaya akan penciptaan manusia oleh Tuhan. Asosiasi psikiater USA menyurati psikiater Indonesia untuk menerima LGBT. Menurutnya itu hak manusia, tetapi bagaimana dengan hak Tuhan untuk menetapkan, dan hak kita untuk percaya pada-Nya?
KEBOHONGAN TIDAK MENJADI KEBENARAN, SALAH TIDAK MENJADI BENAR, JAHAT TIDAK MENJADI BAIK, HANYA KARENA SAYA BERPENDAPAT DEMIKIAN.
Sumber :
Diolah dari ulasan seorang psikolog
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oli_London
tumiskecap dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.6K
76
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru