TS
Hirarahmi39
Inilah 5 Sindrom Berbahaya yang Menghantui Ibu Hamil, Calon Orang Tua Wajib Tahu!
Learn On Thread
W/Hirarahmi
W/Hirarahmi
Selama masa kehamilan sampai pasca melahirkan, ibu rentan terhadap gejala-gejala psikiatrik. Oleh karena itu, agar perubahan psikologi itu tidak berdampak berlebihan, baik untuk sang ibu, bayi, maupun orang-orang di sekelilingnya, ibu harus bisa mendeteksinya sejak dini. Suami dan keluarga terdekat juga harus awaredengan masalah psikologis tersebut, karena di masa-masa rentan seperti itu, ibu sangat membutuhkan dukungan dari pasangan dan orang-orang di sekitarnya.
Pada thread ini, kita akan bahas secara ringkas mengenai macam gangguan psikiatrik pada ibu hamil. Semuanya akan dijelaskan secara singkat dan padat dalam satu thread. Jadi harap dimaklumi jika pembahasannya tidak selengkap yang disampaikan oleh ahli-ahli psikologi dan ilmu kebidanan atau kehamilan. Well, langsung saja simak thread ini sampai habis!
Selamat Membaca
____________________________
____________________________
Psikologis Ibu Hamil Pascapersalinan
Hamil dan melahirkan adalah impian sebagian besar ibu. Wajar jika setelah bayinya lahir, ibu merasa senang dan sayang kepada bayi tersebut. Namun tak menutup kemungkinan ibu mengalami gangguan psikiatrik yang disebabkan oleh perubahan hormon atau faktor-faktor lain. Secara umum, ibu dengan gangguan psikiatri akan merasa bahagia atas kelahiran bayinya selama lebih kurang tiga minggu. Lalu setelahnya, ibu mulai menunjukkan tanda dan gejala psikologis yang terguncang.
Ada beberapa faktor yang mendorong gangguan psikologi pada ibu, di antaranya:
Sebelum persalinan
• Riwayat kehamilan tidak diinginkan.
• Pernikahan yang bermasalah.
• Riwayat mengalami pelecehan seksual.
• Riwayat kemiskinan.
• Kekhawatiran akan karier dan usaha.
• Riwayat penyakit lain.
Pascapersalinan
• Rasa takut yang berlebihan selama kehamilan.
• Memiliki riwayat gangguan psikiatrik.
• Memiliki riwayat pernikahan tidak harmonis.
• Memiliki riwayat kandungan tidak normal.
• Memiliki riwayat melahirkan bayi abnormal (cacat).
• Memiliki riwayat penyakit lain terutama penyakit menular.
Secara umum, ada tiga fase yang dilalui ibu dalam masa adaptasi pasca persalinan.
• Fase Pertama
Fase ini terjadi setelah satu atau dua hari pasca melahirkan. Pada fase ini, ibu cenderung fokus pada dirinya sendiri. Ia akan menceritakan proses persalinannya berulang-ulang kepada orang lain. Ia juga merasa lelah yang berlebihan sehingga membutuhkan jam istirahat yang lebih panjang dari biasanya, dan porsi makan yang lebih besar (biasanya pada fase ini nafsu makan ibu akan bertambah).
• Fase Kedua
Terjadi setelah 3-10 hari pasca melahirkan. Pada fase ini ibu mulai menunjukkan gangguan psikologi yang disebabkan oleh perasaan khawatir tiba-tiba. Ibu merasa khawatir tidak dapat memenuhi tanggungjawabnya terhadap sang bayi dengan baik. Ibu menjadi lebih protektif pada bayinya dan mudah sekali tersinggung serta terbawa perasaan oleh hal-hal sepele. Jadi diharapkan untuk berhati-hati dalam berkomunikasi pada ibu di fase ini.
• Fase Ketiga
Terjadi setelah 11 hari pasca melahirkan. Pada masa ini, ibu sudah menunjukkan respon adaptasi kepada bayinya. Ibu mulai menerima kehadiran bayinya dan semakin ingin merawat bayinya sendiri. Namun dalam kondisi tertentu, ibu malah semakin depresi dan tidak menerima kehadiran bayinya yang disebabkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi, hal ini dapat ditanggulangi dengan baik jika pasangan dan orang di sekitar ibu peka dan melek ilmu tentang pediatri.
Sindrom pada Ibu Hamil dan Pascapersalinan
Tidak semua ibu mampu melewati tiga fase adaptasi pascapersalinan di atas dengan baik. Beberapa ibu malah mengalami kondisi yang lebih parah dan membahayakan, yang diakibatkan oleh tidak adanya penanggulangan sejak dini atas tanda dan gejala psikiatri pada ibu. Berikut dipaparkan 5 sindrom pada ibu yang harus diwaspadai sejak dini.
1. Phantom Pregnancy Syndrome
Phantom Pregnancy Syndromeatau Kehamilan Hantu (kadang juga disebut dengan istilah false pregnancy dan pseudocyesis) adalah kondisi ketika seseorang merasakan tanda dan gejala kehamilan yang diakibatkan oleh keinginan kuat untuk hamil, tetapi hasil USG menunjukkan tidak ada entitas janin sama sekali.
Dalam beberapa kasus, ibu dengan false pregnancy akan terlihat serta menunjukkan tanda-tanda kehamilan pada umumnya. Ibu akan mengalami morning sickness, henti menstruasi, mengidam, bobot tubuh bertambah, perut membesar dari bulan ke bulan, bahkan ada yang merasakan sensasi tendangan bayi.
Keinginan yang kuat untuk hamil dapat merangsang kemunculan hormon kehamilan, sehingga tanda-tanda kehamilan pun muncul, padahal tidak ada kehamilan. Ibu dengan riwayat keguguran atau vonis sulit hamil dari dokter, paling rentan dengan gangguan ini. Penjelasan lebih lengkap tentang phantom pregnancy syndrome dapat kamu baca di sini
***
2. Denial Pregnancy Syndrome
Sering dikenal dengan istilah Sindrom Menolak Kehamilan. Ini merupakan kebalikan dari sindrom kehamilan palsu. Dalam kasus ini, ibu hamil memiliki keinginan yang kuat untuk menyangkal kehamilannya. Ia selalu mensugesti diri bahwa dirinya sedang tidak hamil, padahal secara medis ia terbukti hamil. Penyangkalan ini direspon oleh tubuh dengan berkurangnya bahkan terhentinya produksi hormon kehamilan. Akibatnya ibu tidak menunjukkan gejala kehamilan sepanjang masa kehamilannya.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan rentan terhadap gangguan ini. Itulah kenapa ibu dengan kehamilan seperti itu sangat butuh pendampingan, agar penyangkalan kehamilan tersebut tidak berlarut-larut. Fatal akibatnya jika dibiarkan begitu saja. Risiko terburuknya, ibu bisa saja melenyapkan bayinya sesaat setelah melahirkan.
***
3. Baby Blues Syndrome
Baby Bluesadalah sindrom yang sering terjadi pada ibu pascapersalinan. Lebih kurang 50-80% ibu mengalami masalah ini. Secara sederhana, baby blues adalah stres dan depresi yang terjadi setelah melahirkan. Biasanya terjadi di minggu kedua setelah bayi lahir atau di fase-fase adaptasi pascapersalinan seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya.
Ketidaktahuan pasangan dan orang sekitar akan masalah ini, kerap membuat ibu dengan baby blues syndrome dihakimi sebagai ibu yang tidak baik dan tidak bertanggungjawab. Padahal di masa-masa seperti itu, yang ibu butuhkan adalah dampingan dan support dari orang sekitar.
Kehamilan dan persalinan yang melelahkanlah yang membuat ibu mengalami hal seperti itu. Kelelahan mempengaruhi hormon-hormonnya sehingga ibu menjadi sangat sensitif, sering cemas, sedih, mudah marah, mudah menangis, mood swings, dan bahkan mengacuhkan bayinya. Itulah kenapa calon orang tua dan orang-orang di sekitarnya harus memiliki pengetahuan soal ini.
Penjelasan lebih lanjut tentang baby blues akan dibahas pada thread selanjutnya.
***
4. HELLP Syndrome
HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes,dan low platelets count) Syndrome adalah sindrom yang sering tidak disadari oleh ibu hamil, karena tanda dan gejalanya hampir mirip dengan tanda dan gejala kehamilan biasa, seperti: mual & muntah, nyeri abdomen kanan atas, kelelahan, bengkak pada wajah, sakit kepala, dan mimisan.
Sindrom ini disebabkan oleh pecahnya sel darah merah, kerusakan hati, dan penurunan kadar trombosit darah yang tentu saja sangat berbahaya bagi ibu serta janinnya. Namun, awamnya pengetahuan ibu tentang sindrom ini membuatnya berpersepsi bahwa tanda dan gejala (yang disebut) di atas normal terjadi. Akibatnya, ibu pun terjerumus dalam masalah kehamilan yang berisiko.
***
5. Mirror Sindrom
Peningkatan bobot tubuh dan bengkaknya beberapa anggota badan merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu hamil. Namun, ada satu kondisi yang perlu diwaspadai, yaitu ketika kenaikan berat badan dan pembengkakan ini terjadi dengan cukup signifikan di usia 16-34 minggu kehamilan. Apalagi jika sampai terjadi edema.
Edema adalah pembengkakan pada tubuh akibat terjadinya penumpukan cairan. Anggota tubuh yang membengkak biasanya tampak mengilap, dan apabila ditekan, muncul cekungan yang bertahan selama beberapa detik.
Mirror sindrom terjadi karena adanya penumpukan cairan pada organ janin, biasanya pada paru, jantung, dan perut. Akibatnya, ibu dan janin sama-sama mengalami pembengkakan. Selain itu, ibu juga akan mengalami peningkatan tekanan darah serta adanya protein dalam urin.
Sebetulnya masih banyak sindrom-sindrom lain yang dapat menyerang dan membahayakan ibu hamil serta janinnya. Sayang sekali tidak bisa dijelaskan satu per satu di sini. Kalian bisa searchingdi berbagai sumber yang legit untuk info lebih lengkap.
Adapun kesimpulan penting yang dapat ditarik dari thread ini ialah, pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter guna mendeteksi adanya gangguan atau masalah pada ibu dan janin. Sebab masih banyak ibu hamil yang enggan pergi ke dokter dan lebih percaya pada dukun beranak atau bidan desa yang alat pemeriksaannya belum lengkap.
Mahalnya biaya pemeriksaan selalu menjadi alasan. Itulah kenapa calon orang tua harus mempersiapkan diri matang-matang sebelum memutuskan memiliki momongan. Baik mental, finansial, dan pengetahuan. Persiapan yang matang akan sangat bagus dampaknya bagi kesejahteraan dan kesehatan ibu dan janin.
cheria021 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
4.7K
59
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
25KThread•11.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya