Menutup akhir tahun 2022, Turki kembali bikin kejutan, setelah menunraskan uji coba darat untuk drone bermesin jet Bayraktar Kizilelma; kini mereka mulai memamerkan wujud jet tempur generasi kelima bernama TF-X. Melalui postingan video yang diunggah oleh beberapa media Turki pada 23 November 2022 lalu; tampak fuselage (badan) pesawat sudah jadi. Video tersebut diambil pada 21 November, selama kunjungan resmi ke jalur perakitan pesawat oleh anggota kementerian pertahanan Turki, badan industri pertahanan, dan Angkatan Udara Turki.

Dari foto dan video yang beredar, jet tempur ini akan memakai dua mesin; yang tampak belum terpasang. Pada bagian kokpitnya sendiri juga belum menerima avionik dan kursi pelontar (ejection seat), sementara kanopi kokpit sudah terpasang. Bagian lain yang belum dipasang adalah sirip ekor miring dan stabilisator horizontal.

Sekilas dari dimensi TF-X, tampak lebih besar dari F-35 dan lebih kecil dari F-22. Pesawat punya panjang keseluruhan 18,2 meter dan bentang sayapnya adalah 11,8 meter. Sebagai tambahan, program TF-X ini di Turki dikenal sebagai Milli Muharip Ucak (MMU, atau Pesawat Tempur Nasional). Program ini pertama diluncurkan pada Desember 2010, untuk mengembangkan jet tempur generasi kelima buatan sendiri yang kemudian dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries. Pekerjaan desain konseptual dilakukan pada tahun 2011 – 2013, yang mengarah ke fase pengembangan skala penuh yang dimulai pada tahun 2016.



Sebagai pengingat, mock up pesawat tempur ukuran penuh diluncurkan di Paris Air Show pada tahun 2019. Waktu itu Presiden dan CEO Turkish Aerospace Industries Temel Kotil mengatakan bahwa, TF-X akan memulai penerbangan pertama pada tahun 2025. Serta pesawat produksi pertama akan mulai beroperasi paling cepat tahun 2028. Sementara sekarang, penerbangan perdana dilaporkan bakal berlangsung pada 2025 atau 2026 dan pesawat produksi pertama akan dikirim ke Angkatan Udara Turki pada awal 2030.

Dan menurut artikel TheDrive.com, prototype pesawat akan segera diluncurkan pada 18 Maret 2023. Saat itu kita bisa melihat wujud pesawat lebih jelas. Di sisi lain, TF-X menjadi harapan baru bagi Turki untuk bisa mengoperasikan pesawat tempur generasi kelima, setelah sebelumnya mereka ditendang dari program F-35 karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia.




Salah satu kendala dalam pengembangan TF-X adalah mesin, tetapi sebenarnya Turki punya pilihan yang beragam untuk mesin TF-X. Mengutip artikel Airspace Review, berikut ini adalah beberapa pilihannya:



Pada Januari 2015, Aselsan dari Turkiye menandatangani nota kesepahaman dengan Eurojet, pembuat mesin EJ200 untuk Eurofighter Typhoon; guna memasok mesin untuk TF-X. Pada Mei 2017, Rolls Royce mendirikan perusahaan patungan dengan Kale Group dari Turki untuk mengembangkan serta memproduksi mesin untuk proyek TF-X.

Namun, hubungan kedua negara sempat memburuk terkait transfer teknologi sensitif dan hak kekayaan intelektual. Pada 14 Maret 2022 Kale & Rolls Royce sepakat memulai kembali pengembangan mesin TF-X, menegaskan jika perselisihan telah diselesaikan. Tetapi sejak 31 Mei 2022, Rolls Royce tak tampak terlihat lagi dalam proyek TF-X.



Tusaş Engine Industries (TEI) yang bekerja sama dengan General Electric dari AS pada Juni 2018 mengusulkan mesin GE-F110 yang telah digunakan F-16C/D dan F-15E sebagai mesin TF-X. Pada Oktober 2018, media lokal Turki mengatakan bahwa, pesawat tempur produksi awal dalam jumlah yang tidak diketahui akan memakai mesin GE-F110. Pada 2 Juni 2022, gelombang pertama sejumlah 10 mesin GE-F110 telah dikirim ke Turki.




Tidak banyak informasi yang diketahui tentang mesin dari Rusia yang diincar Turki, tetapi kedua negara telah memulai diskusi kerja sama dalam pengembangan mesin untuk TF-X di masa depan. Perusahaan pertahanan Rostec dari Rusia mengatakan niat untuk ikut dalam program TF-X dalam acara Eurasia Air Show 2018. Beberapa perusahaan Rusia seperti UAC (United Engine Corporation) juga mengatakan siap memberi teknologi untuk mesin TF-X.




Dari dalam negeri pun juga tak mau ketinggalan menawarkan mesinnya, mesin buatan lokal itu akan dibuat oleh TRMotor Power Systems Inc. Perusahaan patungan yang dibuat pada April 2017 oleh BMC, Turkish Aerospace Industries dan SSTEK. Pada 8 November 2018, TRMotor menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pertahanan Turki untuk mengembangkan mesin untuk proyek TF-X. Akan tetapi para analis menyebut mesin buatan dalam negeri tidak akan siap sampai tahun 2038. Memang butuh waktu panjang untuk bisa memproduksi mesin pesawat sendiri.




Dengan 10 mesin GE-F110 yang sudah dikirim ke Turki pada 2 Juni 2022 lalu, kemungkinan besar prototype TF-X akan memakai mesin buatan Paman Sam. Sekilas mesin GE-F110, punya berat lepas landas maksimum 27.215 kg dan memiliki thrust (daya dorong) 120 kN. Dengan mesin ini, TF-X disebut akan memiliki kecepatan maksimum 2.470 km/jam, ketinggian terbang hingga 17.000 m, serta radius tempur 1.100 km.

Saat ini, memakai mesin buatan Amerika adalah yang paling logis, meski hubungan Turki dan Amerika sempat tidak harmonis. Tapi belakangan, hubungan keduanya telah membaik; terutama setelah dimulainya pembicaraan untuk penjualan F-16 Viper.







Referensi Tulisan: TheDrive.com& Airspace Review
Sumber Foto: sudah tertera di atas