Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Potret Budaya Ngopi Muda-Mudi : Sebuah Gaya Hidup dan Perasaan FOMO

cyber.police707Avatar border
TS
cyber.police707
Potret Budaya Ngopi Muda-Mudi : Sebuah Gaya Hidup dan Perasaan FOMO
Kalimat “Di mana? Hayu ngopi!” barangkali sudah menjadi hal yang tidak asing di telinga. Semakin menjamurnya café, coffee shop, restoran dan apapun sebutannya di Kuningan kini, ternyata berjalan beriringan dengan seringnya kalimat tersebut diucapkan. Ngopi –bahasa prokem muda-mudi untuk menyebut kegiatan berkumpul, berhimpun dan atau duduk bersama di suatu tempat. Kini menjadi satu gaya hidup yang seolah tidak bisa dipisahkan dari generasi kita. Bahkan sekelas pandemi, tidak sama sekali menyurutkan minat untuk melakukan kegiatan ini. Meski yang diminum bukan kopi, sebutannya tetap sama; ngopi



Ngopi Gan





Berbincang tentang segala hal, temu kangen, menghabiskan akhir pekan atau sekadar menyambangi tempat kekinian yang baru dan popular untuk diunggah di media sosial, adalah segelintir hal-hal biasa dilakukan ketika kegiatan ngopi berlangsung. Rasa takut tertinggal,  karena tidak mengikuti aktivitas tertentu atau tidak menyambangi tempat yang sedang populer, mau tidak mau harus diakui telah menjadi satu hal yang akut menggerogoti keseharian muda-mudi kita. Mencoba filter instagram terbaru, membuat konten yang sedang viral, menyambangi tempat wisata populer dan termasuk mengunjungi tempat kopi kekinian. Fenomena ini dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out). Tapi benarkah ngopi derajatnya hanya sebatas itu? 

Bercermin ke belakang, mari kita ingat kembali dimensi kopi serta apa yang telah diperbuat kopi dan orang-orang yang ngopi. Prancis 1970-an misalnya, ketika itu minuman wajib orang-orang Eropa bernama “wine” sedang mengalami penurunan popularitas. Linda Civitello mengatakan, untuk pertama kalinya orang (Eropa) memiliki alasan untuk berkumpul tanpa melibatkan alkohol. Orang-orang lebih memilih minum kopi dan berkumpul di warung kopi. Di sanalah, gagasan-gagasan bermula, dipercikkan, menyulut menjadi api-api diskusi, menjalar dan berkobar sedemikian rupa hingga akhirnya lahir apa yang kita kenal dengan Revolusi Prancis.

Kemudian di Inggris 1975, masa ketika kopi mulai menemukan dimensi sosialnya; diminum sembari berbincang-bincang, dengan dalih mengganggu stabilitas dan melalaikan tanggung jawab, Raja Charles II menerbitkan larangan warung-warung kopi. Singkatnya, London bergejolak, protes-protes bermunculan hingga akhirnya Raja Charles II mengundurkan diri. Kita tak perlu heran dengan kenyataan ini, sebab masa itu, konsep media massa belum dikenal. Sehingga berita tersebar dari mulut ke mulut di warung-warung kopi, melalui proses dialogis.


Selengkapnya disini gan
emineminna
azhuramasda
redvelvet666
redvelvet666 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.2K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.