Saat ini pangsa pasar ponsel di Indonesia dikuasai oleh Oppo, Xiaomi, Samsung, Vivo, Realme, dan Apple. Padahal beberapa tahun sebelumnya, pangsa pasar ponsel di tanah air sempat dipenuhi oleh vendor-vendor lokal bahkan ketika sebelum Android sebesar sekarang.

Brand lokal tersebut pada akhirnya tidak bisa bersaing karena adanya produsen dari China yang jor-joran mengeluarkan produk dengan spek dan kualitas yang mumpuni tapi dengan harga yang terjangkau. Akibatnya ,para produsen ponsel lokal ini tak mampu beradaptasi karena kalah oleh kualitas teknologi yang mereka jual.

Nah, berikut ini adalah beberapa brand atau merk ponsel lokal yang dulu sempat mewarnai pasar dan kemanakah mereka sekarang?

Advan


Advan adalah salah satu merk ponsel lokal yang saat ini masih memproduksi smartphone namun dengan kesusahan. Pasalnya, masyarakat sudah kadung memandang hape lokal dengan citra jelek dan mudah rusak dan lebih memilih membeli Xiaomi atau Infinix yang sama-sama murah.

Di berbagai channel Youtube, ketika Youtuber mereview hape Advan, pasti ada saja yang meroasting di kolom komentar. Tapi salut bagi mereka yang masih mengapresiasi Advan dan membeli produknya untuk keperluan sehari-hari.

Evercoss

Awalnya bernama Cross lalu diubah menjadi Evercoss. Kini, nama Evercoss sudah jarang terdengar di dunia smartphone. Dulu, Evercoss pernah menjadi sponsor Indonesian Idol dan produknya lumayan laris. Evercoss bahkan sudah jualan hape ketika sebelum era Android yaitu ketika bentuk hape masih ngetren dengan bentuk qwerty ala Blackberry.

Ane lihat, sekarang Evercoss sudah memproduksi Set Top Box (STB) untuk tv digital dengan harga yang murah.

Nexian


Nama Nexian muncul ke pasar ponsel di Indonesia sejak tahun 2009 lewat produk hapenya mirip dengan Blackberry dan harganya yangbsangat murah. Kemudian pernah ada Nexian yang dibundling khusus dengan artis tertentu seperti Rhoma Irama dan Slank. Apakah agan pernah memiliki salah satunya?

Ketika era Android, nama Nexian tenggelam walaupun pada 2015 Nexian sempat meluncurkan Android One dengan nama Nexian Journey One dan dirilis bersamaan dengan Mito Impact dan Evercoss One X. Setelah itu nama Nexian benar-benar tenggelam bak ditelan bumi.

Mito


Mito tenar karena iklan-iklannya yang nyeleneh dengan bintang iklan seperti Limbad, Deddy Corbuzier, Rommy Rafael, dan Afghan. Mito kala itu suka merilis hape qwerty dengan gimmick dan bentuk yang unik seperti speaker besar, dual baterai, sampai dengan hape gaming yang isinya game Nintendo.

Di era Android, Mito sempat laris manis sekitar tahun 2013-2015 namun tergerus oleh segerombolan brand China. Mito kini berfokus pada produksi elektronik tumah tangga mulai dari mesin cuci, rice rooker, micro wave, sampai dengan air fryer.

IMO

Ketika awal-awal Android muncul di Indonesia, IMO adalah salah satu pilihan Android murah dengan spek seadanya tapi dapat jadi pilihan pengguna kelas menengah ke bawah. Apalagi, dulu sempat tren tablet dan IMO juga memproduksi tablet murah meriah.

Kemana IMO sekarang? Entahlah.

Andromax


Kalau yang satu ini sebenarnya bukan lokal karena devicenya diproduksi oleh Haier atau Hisense yang merupakan pabrikan dari China. Tapi tetap saja Smartfren Andromax hanya dijual di Indonesia saja dengan bundling kartu Smartfren.

Seri Andromax pernah sangat populer dan laris manis di Indonesia. Semuanya karena kualitasnya yang kala itu memang dapat bersaing di pasaran. Seri tersuksesnya asalah Andromax C dan Andromax A. Smartfren memutuskan untuk berhenti memproduksi seri Andromax pada 2017 dan lebih berfokus untuk pelayanan internet.

Nah, ada merk lain yang belum ane sebutin nggak gan? .

Referensi