Picture : Pixabay

Bergaya boleh saja asal jangan ngutang sana sini demi memenuhi kebutuhan gengsi. Istilahnya gaya hedon, tetapi sayang ternyata dompet kosong melompong.

Lihat hijau kuning dunia tidak akan pernah ada habisnya. Tinggal kita saja mampu tidak memilah antara memenuhi kebutuhan pokok atau hanya untuk gaya semata.

Masih lekat dalam ingatanku, beberapa tahun yang lalu. Saat masih suka nongkrong sana sini. Bergaul dengan siapa saja tanpa berpikir pergaulan itu membawa dampak baik atau sebaliknya.

Ada sebagian teman yang gayanya bolehlah, tampilan bisa dibilang oke. Pakaian bermerek, serta selalu terlihat berduit. Kalau masalah makan jangan ditanya lagi, sekali jajan bisa untuk biaya hidupku selama seminggu.

Tapi, ternyata eh ternyata itu hanya luarnya saja. Kalau udah menjelang pertengahan bulan udah sibuk pinjam sana sini. Katanya sih untuk kebutuhan mendesak, inilah itulah. Dan hal tersebut berlangsung selama bertahun tahun.

Itu hanya ruang lingkup pertemanan saja. Lain lagi di lingkungan sekitar, bisa ruang lingkup keluarga, bisa juga ruang lingkup para tetangga. Apa ada yang ngalamin kayak yang kualami?

Coba deh perhatiin orang-orang sekitar kalian! Terkadang mereka yang sering terlihat belanja sana sini, berfoya-foya malah sering ngutang sama yang hidupnya sederhana.

Istilah tutup lobang gali lobang sudah tidak asing lagi dalam hidup mereka. Kadang ada juga yang ngeselin, mereka yang berhutang eh malah orang-orang sekitar mereka yang jadi korban.

Dipinjemin sekali lancar, kedua kali lancar. Ketiga kali mulai deh ngeluarin taring. Lebih galak yang berhutang daripada yang memberi hutang.

Itu kenapa sih, ada manusia seperti itu? Kalau misalkan memang tidak mampu kenapa harus terlihat mampu? Kalau memang tidak bisa, kenapa harus terlihat wah?

Ini memang udah jadi kebiasaan masyarakat umumnya atau hanya sebagian saja, ya? Yuk, mari kita diskusi di sini. Sharing untuk berbagi pengalaman, agar jangan sampai ikut-ikutan. Boleh tinggalkan komentar ya, Gan Sis 😊

Sumber : Opini Pribadi