Kalian masih ingat dengan 'prank' kiamat 2012? Film '2012'-lah biang keroknya! Maksud saya, para pencetus berita 'kiamat 2012' terinspirasi dari ramalan suku Maya yang disebut-sebut dalam film ini, yang mana banyak orang yang memercayai bahwa ramalan itu benaran ada dan prediksinya sangat akurat.

Alhasil berita heboh itu bergema di seluruh dunia dan membuat masa anak-anak saya-- waktu itu saya masih 12 tahun-- tidak tenang, apalagi pas mau mendekati tanggal 12 Desember. Alhamdulillah itu semua tidak terjadi dan kita masih bernapas dengan bebas hingga hari ini.

Kali ini saya akan menceritakan alur film tersebut secara ringkas dalam satu thread. Warning: spoiler alert! Bagi yang belum menonton film ini dan tidak suka spoiler, sebaiknya jangan membaca thread ini! Silakan baca thread saya yang lain atau thread kreator Kaskus lain! Terima kasih.








Judul: 2012
Sutradara: Roland Emmerich.
Pemeran: John Cusack, Chiwetel Ejiofor, dkk.
Tahun: 2009.
Negara: Amerika Serikat
Rating IMDb: 5,8/10






* John Cusack sebagai Jackson Curtis
* Chiwetel Ejiofor sebagai Adrian Helmsley
* Amanda Peet sebagai Kate Curtes
* Tom McCarthy sebagai Gordon Silberman
* Woody Harrelson sebagai Charlie Frost
* Morgan Lily sebagai Lily Curtis
* Liam James sebagai Noah Curtis
* Zlatko Buric sebagai Yuri Karpov
* Danny Glover sebagai Thomas Wilson
* Dan lain-lain







Adrian adalah seorang ahli geologi Amerika Serikat. Waktu itu di tahun 2009, ia menemukan tanda bahwa bumi akan dilanda bencana besar akibat badai matahari. Untuk itu ia menemui temannya Satnam, seorang ahli astrofisika yang tinggal di India.

Satnam juga menunjukkan penemuannya pada Adrian. Ia membawa Adrian ke dalam sebuah ruangan di mana tangki baja yang tertanam ratusan meter ke dalam bumi berada, dan menemukan fakta bahwa air dalam tangki tersebut telah mendidih.

Kata Satnam, badai matahari telah membuat suhu kerak bumi naik drastis dan pergerakan planet-planet jadi tidak stabil. Hal ini akan memicu gelombang besar dan pergerakan kerak bumi yang dahsyat. Itu artinya, bumi akan mengalami bencana besar dalam waktu dekat. Mereka meyakini itu sebagai kiamat seperti yang tertulis dalam ramalan suku Maya.

Adrian kembali ke AS untuk menemui Thomas Wilson, presiden As dan menyampaikan informasi tersebut. Presiden menanggapi itu dengan serius. Ia pun menggaet negara-negara maju untuk mengerjakan proyek besar dalam misi 'melarikan diri' dari kiamat.



Mereka membuat 3 bahtera raksasa super canggih yang mampu menampung 100.000 ribu manusia dan hewan-hewan langka. Sayangnya bahtera itu hanya dapat dinaiki oleh orang-orang yang memiliki tiket-- yang tentu saja hanya mampu dibeli oleh orang-orang kaya.

***



Jackson adalah penulis yang cukup terkenal. Ia memiliki dua orang anak bernama Lily dan Noah yang tinggal bersama mantan istrinya, Kate beserta suami baru sang istri, Gordon.

Desember 2012, ia datang menjemput anak-anaknya untuk berlibur ke danau cantik di Yellowstone. Namun setibanya di danau, mereka mendapati tempat itu sudah dipagari dan danaunya mengering. Ketika asyik melihat-lihat situasi, mereka dicegat oleh anggota militer dan dibawa ke markas. Di sanalah Jackson bertemu Adrian.

Singkat cerita, Jackson dan anak-anaknya diizinkan untuk pulang. Namun karena sudah larut malam, mereka memutuskan untuk bermalam di sekitar lokasi tersebut. Saat itulah Jackson bertemu Charlie, seorang pria yang menurut Jackson tidak waras. Soalnya Charlie bercerita mengenai konspirasi dunia akan kiamat dan orang-orang kaya hanya akan menyelamatkan diri mereka sendiri dengan bahtera raksasa.

Jackson tidak percaya. Apalagi ketika Charlie mengatakan ia punya peta di mana proyek rahasia tersebut dikerjakan. Menurut Jackson, Charlie hanya sedang membual sehingga ia pun meninggalkan Charlie.

***

Adrian sangat terkejut ketika melihat kondisi bumi yang makin memburuk. Bencana itu terjadi lebih cepat dari yang mereka perkirakan. Ia pun menemui Presiden dan menyarankan agar Presiden segera menghubungi para penumpang bahtera untuk segera mengevakuasi diri ke sana. Presiden pun setuju. Sayangnya Presiden enggan ikut dalam misi evakuasi tersebut. Ia lebih memilih mati bersama rakyatnya.

Yuri adalah salah satu orang yang memiliki tiket. Ketika mendapat panggilan dari pemerintah AS, ia segera meminta Jackson (yang ternyata bekerja sebagai supir pribadi keluarga Yuri) untuk mengantar anak-anak Yuri ke bandara. Jet pribadi mereka sudah stand bydi sana dan siap terbang menuju lokasi rahasia tempat bahtera itu berada.

Anak-anak Yuri rupanya sangat angkuh. Sebelum naik pesawat, ia sempat mengolok Jackson dengan mengatakan bahwa sebentar lagi Jackson akan mati karena bencana, sedangkan dirinya (anak itu) akan selamat karena punya tiket yang hanya dimiliki oleh orang kaya.

Seketika Jackson teringat perkataan Charlie dan mulai menyadari kebenarannya. Jackson pun langsung membeli pesawat kecil sederhana dengan menjual jam tangan mewahnya, lalu bergegas menjemput anak-anaknya ke rumah sang mantan.



Namun ketika sampai di sana, gempa dahsyat berguncang dan merubuhkan gedung-gedung. Untungnya Lily, Noah, Kate, dan Gordon selamat. Mereka langsung naik mobil bersama Jackson menuju pesawat mereka. Perjalannya sangat menantang karena harus melewati jalan-jalan yang terus terbelah dan gedung yang runtuh.

Ketika sampai di pesawat, Jackson menyuruh semua orang naik sementara ia pergi menemui Charlie; menanyakan peta menuju lokasi bahtera sekaligus mengajak pria itu bersamanya. Sayangnya Charlie menolak ikut, tetapi tetap mengizinkan Jackson mengambil peta yang tersimpan di mobilnya. Saat itulah hujan bola lava turun. Untungnya Jackson selamat setelah melewati drama yang menegangkan.

Jackson kaget setelah melihat peta pemberian Charlie. Ternyata bahtera itu ada di pegunungan Tibet yang sangat jauh. Tentu saja pesawat kecilnya tidak mampu terbang ke sana. Alhasil Jackson menelpon bosnya, Yuri, dan memohon agar ia dan keluarganya diizinkan ikut. Yuri pun terpaksa mengizinkan mereka karena pilot pesawatnya, Sasha, butuh seorang co-pilot dan Gordon bisa melakukan itu.



Setelah melewati penerbangan yang mengerikan, pesawat terpaksa berhenti di dataran salju karena Sasha yakin bahan bakar tidak cukup untuk ke Tibet. Ia memutuskan berhenti agar orang-orang bisa mengambil mobil yang tersimpan di ruang kargo dan menyelamatkan diri dengan mobil itu.

Ketika semua penumpang sudah turun, pesawat malah hilang kontrol dan jatuh jurang. Beruntung Gordon selamat walau terpaksa harus meninggalkan Sasha di ruang pilot, yang mana akhirnya Sasha mati bersama ledakan pesawat tersebut.

Mereka sempat putus asa. Sampai kemudian melintas rombongan helikopter yang mengangkut hewan langka. Satu helikopter turun dan menawarkan tumpangan asal dibayar. Keluarga Yuri pun langsung menerima tawaran itu. Ia terbang lalu meninggalkan Jackson dan keluarganya yang makin kebingungan.

Jackson berusaha mencari jalan lain. Ketika melintasi jalan yang sepi, datang sebuah mobil yang dikendarai seorang pemuda Tibet bersama ibunya yang sudah tua. Mereka menumpangi keluarga Jackson. Ternyata pemuda itu ingin menemui kakaknya di perbatasan. Sang kakak adalah mantan teknisi yang bekerja di proyek bahtera itu. Ia akan menyelundupkan ibu dan adiknya lewat jalan rahasia yang ia buat.

Jackson memohon agar teknisi itu mengizinkan ia dan keluarganya ikut. Namun teknisi itu malah marah-marah. Namun, ia tak punya pilihan ketika sang ibu yang meminta agar Jackson diizinkan bergabung dengan mereka. Mau tak mau, teknisi itu memberi izin dan Jackson pun masih punya kesempatan untuk selamat.

***

Kondisi di bahtera sangat kacau. Gelombang besar akan segera menerjang tempat itu. Mau tak mau, Adrian memerintahkan timnya untuk menutup pintu bahtera padahal waktu itu masih ada ribuan orang yang belum naik, termasuk Yuri. Alhasil orang-orang itu berontak dan saling dorong agar bisa masuk. Saat itulah Yuri melihat Jackson dan keluarganya sedang menyelundup ke bahtera.



Keluarga Jackson susah payah untuk masuk ke bahtera. Mereka harus memanjat celah yang lumayan tinggi menggunakan tali kabel kuning yang kokoh. Sayangnya, saat itu Gordon terjatuh dan masuk ke mesin bahtera sehingga ia tewas dan tali kabelnya tersangkut di mesin.

Di luar bahtera, ombak besar sudah menghantam badan kapal. Orang-orang di dalam bahtera panik, apalagi melihat pintu bahtera tiba-tiba macet sehingga belum tertutup sempurna. Akibatnya bahtera tak bisa dijalankan dan air mulai masuk ke bahtera. Bahtera itu terombang-ambing tanpa bisa dikontrol dan menabrak bahtera lain.

Di ruangan navigasi, Adrian bisa melihat keluarga Jackson yang terjebak di ruang mesin. Mereka berjuang di tengah air yang terus meninggi. Orang-orang di kapal sempat marah dan menyalahkan Jackson atas kegagalan fungsi bahtera itu.

Adrian langsung mengatasi suasana. Ia mengatakan bahwa bukan waktu untuk marah sekarang. Terus dilanjut dengan ceramah kemanusiaan bahwa siapa saja layak untuk diselamatkan, sekaligus menyinggung temannya Satnam yang tak bisa menyelamatkan diri karena tidak memiliki tiket, padahal Satnam sangat berjasa dalam misi penyelamatan ini. Semua orang tersentuh dan berdoa agar semua orang selamat.



Di ruang mesin, Jackson menyadari 'biang kerok' rusaknya bahtera itu. Ia lalu menyelam ke ruang mesin untuk menarik kabel yang tersangkut di mesin, dan dibantu oleh putranya, Noah. Aksi ini dapat dilihat oleh orang-orang di ruang bahtera lewat CCTV. Mereka jadi harap-harap cemas dan mendukung Jackson dengan diam-diam.

Setelah melewati perjuangan yang menegangkan, Jackson akhirnya berhasil melakukan aksi penyelamatan. Pintu tertutup dan bahtera berhasil dinyalakan. Semuanya bersorak bahagia. Lalu mulai berlayar, yang mana saat itu mereka berlayar melintasi puncak gunung Everest.



Endingnya, Jackson dan keluarganya ikut bergabung bersama orang-orang kaya di bahtera. Rupanya hal yang mereka anggap kiamat hanya bencana tsunami dahsyat yang tidak menghancurkan seluruh bumi. Mereka semua bahagia dan bersyukur bisa selamat.

Di part ending, terlihat air mulai mulai surut. Matahari bersinar oranye dan bahtera berlabuh di daratan Tanjung Harapan. Semua orang turun dari bahtera dengan perasaan campur aduk dan dengan harapan akan memulai hidup baru di sana.