Oke, kali ini kita akan diskusikan gagasan-gagasan Mardigu Wowiek Prasantyo, atau biasa kita panggil Bossman. Apalagi terkait 2023, tentu hal itu butuh cara untuk berfikir kritis apa benar resesi 2023 menjadi ancaman dunia termasuk Indonesia.

Apalagi setelah Raymond Chin menjelaskan apa yang terjadi pada tahun 2023, tentu spekulasi yang disampaikan pun viral hingga dibahas banyak pakar. Namun apakah menurut Mardigu tentang 2023?

Untuk jelasnya video podcast Mardigu bersama Denny Sumargo menjawab hal tersebut, mungkin yang punya kuota bisa melihat video di bawah ini,



Tapi yang malas nonton karena durasinya 50 menit, maka akan TS singkat saja pendapat Mardigu tentang tahun 2023, dimana ada hal yang bersifat konspirasi dan juga ada hal yang memang nyata sudah terjadi.

Kenyataan yang terjadi saat ini di dunia, sudah sejak lama transaksi perdagangan menggunakan dollar. Namun per 2022 penggunaan dollar makin turun sekitar 60% dari transaksi dunia.

Lalu Mardigu menyinggung tentang printing money yang dilakukan Amerika, dengan menerapkan konsep MMT (Modern Monetary Economy).



Dan di ikuti negara besar lain seperti China, analoginya begini negara akan printing money untuk membangun sesuatu dan dianggap hutang, seperti membangun perumahanan tanpa bunga, dimana uang yang dibayar oleh pembeli nantinya dibakar biar tak terjadi inflasi.

Namun saat ini di dunia terjadi anomali dalam currency dunia, dimana negara sudah menaikkan suku bunga berkali-kali agar peredaran uang ditarik, namun ternyata tetap inflasi terus meroket.

Ini yang memberikan dampak resesi di tahun 2023, karena terjadi anomali yang tidak biasa. Dan saat ini kita rasakan ekonomi dunia sedang goyang.



Itu yang faktanya sudah terjadi, dan berlanjut pada teori konspirasi yang akan terjadi nantinya. Yaitu great reset, atau perang dunia ketiga.

Seperti perang yang terjadi saat ini by design, bahkan China menyerbu Taiwan sudah diprediksi. Tapi syarat perangnya cuma satu jauh dari main land benua Amerika.

Maka inti dari pendapat Mardigu karena banyak negara di dunia sudah terjadi Inflasi, tinggal menunggu waktu Indonesia akan terdampak. Tapi, anehnya kebijakan-kebijakan pusat saat ini malah banyak yang membebankan masyarakat, dan banyak orang denial terhadap resesi di tahun 2023.



Walau resesi tapi di Indonesia tidak separah 1998, hanya kebutuhan tersier yang mendapat ancaman. Disini gw punya cerita, dulu pas pandemi kira-kira tahun 2020 gw pernah beli motor second tahun 2014 di harga Rp 9 juta, nah sekarang motor gw ketika di pasaran tahun 2022 naik Rp 11 juta.

Berarti inflasi itu nyata, dan tahun 2023 akan banyak orang menahan uang agar tak membeli kebutuhan tersier. Yang kredit-kredit kendaraan tambahan mending lepas aja daripada jadi beban.



Hal yang paling terdampak adalah mahalnya harga pangan, setidaknya itulah inti pembahasan dari Mardigu tentang resesi 2023. Bagaimana, agan sudah siap dengan hal itu.

Aware boleh, panik jangan. Maka, TS juga menahan diri untuk membeli sesuatu yang tak perlu. Seperti STB untuk tv digital, kurang dirasa perlu karena memang jarang sekali nonton tv, mending uang yang ada di keep atau saving dibelikan emas atau hal yang tak terkoreksi inflasi.

Kalau agan sendiri apa langkah untuk kedepan? Masihkah berharap pada opung, bagaimana langkah negara ini kedepan? Atau mencari leader yang bagus di 2024 nanti yang visioner dan bisa memberikan solusi kedepannya agar Indonesia tidak terjebak pada resesi yang panjang.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3
Pic : google