Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
Untuk Abah Ridwan Saidi, Ini Kata I-ching Tentang Sriwijaya
Untuk Abah Ridwan Saidi, Ini Kata I-ching Tentang Sriwijaya


Yth. Babeh Ridwan Saidi,
di Tempat.

Saya tidak peduli sih sebenarnya apakah Babeh Ridwan akan membaca thread yang saya buat seolah-olah seperti surat terbuka kepada Babeh. Yang saya pedulikan adalah, bahwa, setiap orang berhak memperoleh akses terhadap pengetahuan, tentunya, pengetahuan yang tepat. Sehingga, saya membuat thread ini supaya para kaskuser yang membaca dapat mengetahui hal-hal yang selama ini, mungkin, tidak pernah diajarkan selama sekolah.

Tentu saja terkait Sriwijaya, atau Srivijaya, yang oleh Babeh Ridwan anggap sebagai bajak laut, bukan kerajaan. Yang oleh Babeh sebut fiktif di channel Macan Idealis dan berbagai channel-channel Youtube pembodohan publik lainnya. Yang ternyata cukup banyak menarik perhatian publik, dan tidak sedikit yang percaya begitu saja dengan celotehan Babeh tentang "fiktif"-nya Srivijaya. Saya tidak tahu apa sebenarnya motif Babeh berceloteh ngawur seperti ini, tentu Babeh bukan orang bodoh dan bebal. Pada kesempatan wawancara di channel-channel itu, Babeh tampak sangat membenci apa yang berbau "Cina", termasuk tentang kerajaan Srivijaya yang Babeh sebut sebagai upaya Cina mengaburkan fakta bahwa Islam telah masuk Nusantara sejak abad ke-7. Sekali lagi, saya yakin Babeh bukan orang bodoh dan bebal, dan pasti Babeh tahu bahwa Cina jugalah yang berperan penting dalam penyebaran Islam. Babeh boleh cek juga thread saya yang berjudul: Sejarah Islam di Nusantara: Formasi dan Evolusinyayang cukup detil menggambarkan bagaimana Islam kemudian menjadi mayoritas di Indonesia, barangkali Babeh "lupa" bahwa baju koko juga merupakan warisan kebudayaan Tionghoa, begitu pula bedug di masjid dan pernak-pernik seperti tasbih dan sarung. Tentu Babeh tidak boleh lupa bagaimana Cheng-ho/Zhenghe datang menyusuri Malaka dan pantai utara Jawa membawa ribuan orang Cina ber-madzhab Hanafi, mendahului orang-orang Hadhramaut yang membawa thariqah 'Alawiyyah.

Kembali ke topik.

Saya sadar, tentu, ini bukan tanggungjawab saya untuk meluruskan. Namun, saya juga sadar, meskipun tidak begitu banyak tahu sejarah, bahwa saya memiliki kemampuan untuk mencari akses sumber-sumber primer. Tentu kita yang pernah sekolah pernah diajarkan, bahwa Srivijaya banyak sekali disebutkan dalam teks-teks Cina, salah satunya oleh seorang bhikkhu/bikhsu Cina bernama I-ching/I-tsing/Yijing dimana dia menyebutnya Shi-li-fo-shi, atau San-fo-tsi. Yang menurut Babeh , itu adalah kebohongan, dan kesalahan penafsiran oleh para sejarahwan. Maka pada thread ini, saya akan menyajikan apa yang ditulis Yijing tersebut tentang Srivijaya dalam terjemahan bahasa Indonesia.

1. Sekilas tentang Kitab yang ditulis oleh Yijing.

Tidak sedikit dari kita mencoba googling nama Yijing, atau I-tsing, atau I-ching. Sebagian halaman Google akan menampilkan berbagai sumber kesekian, seperti artikel sejarah, opini, dan/atau kolom yang tentu saja bukan menjadi sumber utama. Sehingga banyak sekali orang-orang awam menanyakan, apakah ini fact, atau fake. Sebagian orang awam juga ada yang keliru ketika Google justru menampilkan halaman Yijing yang ini di Wikipedia, yang ternyata bukan nama orang, melainkan judul buku/kitab suci Taoisme dan falsafah Cina kuno yang ditulis sekitar tahun 1000-750 Sebelum Masehi (SM), jauh sebelum Srivijaya ada. Ternyata, cukup banyak juga orang yang percaya bahwa sejarahwan telah membohongi kita, bahwa bhikhhu atau pendeta Buddha asal Cina bernama Yijing itu, tidak pernah ada.

Tidak semua dari masyarakat awam memiliki kecermatan dalam melakukan searching informasi di Wikipedia. Tentu saja, bhikkhu Cina tersebut ada. Pendeta Buddha yang dimaksud adalah Yijing yang ini. Dalam banyak teks Latin, kita disuguhkan ejaan "I-ching", atau "I-tsing". Sebenarnya sama saja, baik I-ching, I-tsing, atau Yijing, yaitu sama-sama ditulis 易經. Perbedaan ejaan tersebut adalah perbedaan romanisasi biasa. Di zaman sekarang, romanisasi standar dari aksara Mandarin ke aksara Latin menggunakan standar Pinyin yang juga digunakan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Namun, sebelum tahun 1949, romanisasi Mandarin belum memiliki standar. Sejumlah ahli linguistik bahasa Mandarin biasanya menulis sendiri romanisasi yang menurut transliterasi mereka. Demikian juga nama "I-ching" adalah sistem Wade-Giles, yang disusun oleh Thomas Wade dan Herbert Giles melalui kamus Mandarin-Inggris yang mereka tulis tahun 1892, akhir abad ke-19.

Sampai sini, tentu mungkin dari kita bertanya, kenapa buku-buku sejarah di sekolah kita tidak menulis "Yijing" saja, yang mana romanisasi ini praktis sudah digunakan sejak tahun 1949 ke atas? Jawabannya, karena buku-buku sejarah di sekolah kita mengutip dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada puluhan tahun sebelumnya. Tentu saja, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Junjiro Takasuku, seorang ahli bahasa Sanskerta dan kebudayaan Buddhisme dari Universitas Oxford. Dia merupakan seorang ahli kebudayaan (bukan budayawan) asal Jepang yang memang menspesifikasi kompetensinya di bidang sastra dan bahasa Sanskerta, serta kebudayaan Buddhisme dunia. Dengan pengetahuannya yang cukup mendalam terhadap kesusasteraan Mandarin dan Pali, Takasuku mencoba meneliti kitab yang ditulis Yijing. Dia mengumpulkan 364 facsimile (salinan fragmen) naskah-naskah Mandarin, 27 di antaranya ditulis oleh Yijing, dan diketahui bahwa judul kitab yang ditulis oleh Yijing tersebut adalah Nanhai Jigui Neifa Zhuan, yang artinya "Memoar/Catatan Ajaran Sang Buddha di Laut Selatan". Kitab ini ditulis oleh Yijing, yang oleh Takasuku ditulis "I-tsing", sekitar tahun 671 sampai 695 Masehi (M). Kitab ini ditulis dalam bahasa Mandarin Pertengahan, yaitu bahasa yang umum digunakan masyarakat Cina di zaman pemerintah Dinasti Tang dimana Yijing hidup di sana. Dia menulis ulang kitab Nanhai ini ke dalam bahasa Inggris dengan judul Buddhist Practices In India pada tahun 1896. Pada buku itu, dia juga mengurai analisisnya terhadap nomenklatur, atau nama-nama yang ditulis oleh Yijing, baik itu nama tempat, maupun istilah. Termasuk tentang nama Srivijaya yang ditulis Yijing sebagai Shi-li-fo-shi.

Tentu banyak dari kita yang bertanya, apa sebenarnya motif dari Yijing menulis kitab Nanhai ini dan menyebut Srivijaya? Untuk itu, kita perlu tahu sedikit biografi tentang Yijing.

2. Sekilas tentang Yijing.

I-tsing/I-ching (Yijing) adalah seorang bhikkhu asal Cina yang hidup di masa pemerintahan Dinasti Tang sekitar tahun 635 sampai 713. Bagi yang belum tahu, dinasti ini menjalin hubungan diplomatik yang sangat baik dengan pemerintahan 'Abbasiyyah seabad kemudian, termasuk dengan pemerintahan-pemerintahan bercorak Islam lainnya.

Pada masa hidup Yijing, pengembaraan ke India adalah hal yang sangat digandrungi oleh banyak orang Cina, baik pedagang maupun bhikkhu. Apalagi bagi seorang bhikkhu, kebutuhan akan pengetahuan ajaran Buddha sangat tinggi, namun memiliki keterbatasan terhadap literatur. Sedikit sekali orang-orang Cina yang memiliki kitab-kitab suci Buddhisme seperti sutra/sutta. Sutra adalah teks-teks yang mengandung petuah Sang Buddha (buddhavacana) dalam bahasa Pali. Ketika pengikut Buddhisme di Cina bertambah banyak, maka banyak sekali bhikkhu yang ingin mencari dan mengumpulkan sutra-sutra Buddha, untuk kemudian diterjemahkan dan diajarkan kepada para sangha. Untuk mencapai tujuan itu, maka banyak bhikkhu yang memulai pengembaraan ke India, khususnya ke mahavihara terbesar saat itu, yaitu "Universitas" Nalanda di Bihar, India. Nalanda merupakan wihara besar (mahavihara), dimana menjadi pusat keagamaan sekaligus pusat intelektual ummat Buddha selama berabar-abad, mirip seperti pondok pesantren terbesar. Karena sifatnya intelektual, banyak sejarahwan menyebut Nalanda layaknya "universitas" yang juga mengajarkan filsafat dan ilmu-ilmu lain selain agama, seperti matematika, kedokteran, fisika, kenegaraan, dan semacamnya. Bahkan, Universitas Nalanda merupakan pusat intelektual terbesar di dunia zaman pertengahan sebelum digantikan dengan Baitul-Hikmah di Baghdad. Saking besarnya, peradaban Islam sampai-sampai menerjemahkan koleksi kitab-kitab ilmu pengetahuan yang ada di Nalanda ke dalam bahasa Arab. Kebetulan sekali, saya pernah membuat thread khusus tentang Nalanda dengan judul: Selamat Datang di Universitas Nalanda yang Legendaris.

Karena itulah, Yijing memulai pengembaraannya dari Cina ke India. Dia menulis kitab Nanhai ini sebenarnya bukan untuk menceritakan kisah petualangannya, tapi untuk merangkum etika tentang varsha. Artinya, kitab Nanhai ini sebenarnya buku agama dan filsafat. Lalu, mengapa ada Srivijaya di dalam kitab tersebut? Jawabannya, karena dia mengawali kitab ini dengan catatan tentang pengalaman pengembaraannya dari Cina ke India melalui Laut Cina Selatan. Inilah yang membuat Yijing dan kitab Nanhai-nya istimewa, ditulis oleh orang asing yang tidak ada sangkut-pautnya dengan politik di Srivijaya, sehingga apa yang ditulisnya adalah sesuatu yang tulus sebagai memoar/catatan pengalaman pengembaraannya melewati Asia Tenggara abad ke-7, dan sangat layak dapat diandalkan sebagai bukti keberadaan Srivijaya.

Jadi gini, trend pengembaraan telah dilakukan oleh orang-orang Cina sebelum Yijing, di antaranya seperti yang dilakukan oleh Fa-hsien (Faxian) dan Hiuen-tsang (Xuanzang). Mereka umumnya melalui Jalur Sutra, jalur utama perdagangan internasional di abad pertengahan yang dilalui di daratan dari Yunani di barat menuju Cina di timur. Namun, Yijing memilih perjalanan laut, sehingga dia mau gak mau pasti harus melewati Nusantara, bahkan dia menetap di Sumatra selama 2 (dua) tahun saat perjalanan pulang dari India ke Cina, dan kemudian setelah dia pulang ke Cina, dia kembali ke Sumatra dan menetap di sana 3 (tiga) tahun untuk menulis kitab Nanhai. Dia tentu bukan orang Cina pertama yang mengunjungi Nusantara, namun dia dapat dikatakan penjelajah Cina pertama yang mencatat perjalanannya melewati dan mengunjungi Sumatra. Maka dari itu, namanya ditemukan di banyak buku-buku sejarah sekolah kita karena keterangannya tentang Srivijaya ditulisnya sendiri oleh tangannya sendiri. Pada thread ini, maka saya akan menyajikan apa yang ditulis oleh Yijing dalam Nanhai-nya tentang Srivijaya. Tentu saya tidak akan menulis semua isi kitab Nanhai di sini. Selain karena tebalnya kitab ini bisa mencapai 300 halaman, juga karena isi kitab ini merupakan kitab filsafat dan agama Buddha. Saya hanya akan mengutip isi kitab ini tentang perjalanan Yijing ke India, dimana dia menyebutkan Srivijaya cukup banyak di sini.

3. Penutup.

Sebagaimana saya jelaskan di atas, saya akan mengutip isi kitab Nanhai yang ditulis oleh Yijing ini tentang perjalanannya ke India, dimana dia menyebutkan Srivijaya cukup banyak di sini. Dia menuliskannya di bagian pendahuluan, dan sebagian kecil di bab pertamanya. Pada bab pendahuluan, dia menceritakan latar belakang mengapa dia mengembara ke India, dilengkapi dengan titik-titik singgahnya, mulai dari persinggahan di Champa, Srivijaya, Kepulauan Andaman dekat Sentinel, Tamralipti, Mahabodhi, hingga sampai di Nalanda. Pada bab pertama, dia menguraikan beragam mazhab/aliran pemikiran Buddhisme di tempat-tempat yang dia singgahi, termasuk di Srivijaya.

Tidak hanya itu. Pada thread ini, akan saya sajikan pula berbagai analisis dan bukti terhadap nama-nama tempat yang ditulis Yijing dalam bahasa Mandarin tersebut, termasuk catatan-catatan Arab sebagai penguat. Maka dari itu, saya pikir, ini sudah cukup untuk membantah klaim Babeh Ridwan Saidi bahwa kesaksian I-ching tentang Srivijaya itu hanya hoaks dari para sejarahwan.

Akhir kata, semoga thread ini dapat mencerahkan para pembaca dan meningkatkan kembali wawasan sejarah dan kebudayaan, serta memperkuat daya kritis kita terhadap klaim-klaim bodong dari manapun, termasuk celotehan dari Babeh Ridwan Saidi. Terima kasih dan selamat membaca.

ttd: Tyrodinthor (kaskuser).
Diubah oleh tyrodinthor 12-02-2024 04:34
agarina88
gatauaja
winardo32
winardo32 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.8K
23
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.