Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Kecurangan dan Kebrutalan Pelayaran Columbus Menuju Dunia Baru

Kecurangan dan Kebrutalan Pelayaran Columbus Menuju Dunia Baru

Galih Pranata
Selasa, 1 November 2022 | 08:00 WIB


Christopher Columbus dan awaknya mendarat di pulau yang ia beri nama San Salvador, kini Bahama. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id—Sebagai seorang pemuda, Christopher Columbus adalah pemuda yang paling terobsesi untuk menemukan rute laut ke Asia dan menemukan 'dunia baru' di sana.

Dalam melancarkan upayanya, ia mencari seseorang yang dapat membantunya. Columbus menemukan gagasan untuk mendekati Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol sebagai orang yang dapat membiayai perjalanannya.

Ia menyebut upayanya untuk menyebarluaskan ajaran Katolik ke dunia baru. Bagi Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, gagasannya adalah hal yang terpuji lagi mulia, sehingga mereka membiayai pelayaran pertama Columbus ke Dunia Baru.

Jesse Greenspan menulis kepada Daily Collegian dalam artikel berjudul "Columbus’ Sad Legacy" (2003), bahwa pelayaran Columbus dimulai "pada bulan September 1492, di mana Columbus berlayar dengan tiga kapal dan sekitar 90 orang."

Dalam upaya menemukan dunia baru, seluruh kru dari masing-masing kapal diminta untuk berlomba menemukan daratan. Tak segan, Columbus berjanji akan memberikan hadiah kepada yang berhasil menemukannya.

"Columbus telah menjanjikan hadiah 10.000 maravedi (sekitar satu tahun gaji untuk pelaut) kepada orang pertama yang melihat daratan," imbuhnya. Pada tanggal 12 Oktober 1942, salah satu kru kapal bernama Rodrigo de Triana mengaku menemukan daratan itu.

Menariknya, alih-alih memberinya uang, Christopher Columbus mengatakan bahwa dia telah lebih dahulu melihat daratan beberapa hari sebelum Rodrigo. Alhasil, Columbus mengantongi uang itu untuk dirinya sendiri.

Keserakahan semacam ini merangkum sebagian besar warisan sejarah hidupnya. Ketika Columbus dan anak buahnya tiba di San Salvador, penduduk asli yang ramah berenang untuk menghampiri kapal mereka.

Segera Columbus menghampiri penduduk asli sembari menunjukkan pedang yang ia bawa. Alih-alih ketakutan, direbutnya pedang itu dari tangan Columbus hingga melukai dan memotong bagian dari tubuh mereka sendiri.

Ketidaktahuan dan anggapan primitif Columbus terhadap penduduk asli, menjadi salah satu celah baginya untuk menguasai dunia yang masih asing bagi koloni Eropa. Ide penaklukan segera diusung Columbus.

Agaknya dengan mudah Columbus dan pasukannya menaklukan San Salvador. Setelah kembali lagi ke Spanyol, Columbus sekali lagi "membuat janji-janji palsu kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella," terus Greenspan.


Columbus akhirnya dibiayai perjalanannya lagi pada tahun berikutnya. Ia berangkat dengan armada yang lebih besar dari sebelumnya, dengan 17 kapal dan hampir 1.500 awak kapal. Kali ini orang-orang Spanyol pergi dari pulau ke pulau di Karibia untuk mengambil budak, memerkosa wanita, dan membunuh anak-anak.





Kekejaman semacam ini dilakukan untuk menemukan emas-emas yang mereka cari, meskipun mereka tidak pernah menemukannya. Akibat sulitnya mendapatkan emas yang mereka inginkan, Columbus menyerukan semua penduduk asli untuk mencari emas.

"Bagi setiap penduduk asli yang berusia di atas 14 tahun memiliki kuota emas yang harus mereka kumpulkan setiap tiga bulan, dan mereka akan dibunuh kapan pun jika kuota itu tidak terpenuhi," sambungnya.

Akibat hampir tidak ditemukannya emas di kepulauan Karibia, penduduk asli diburu dan dimusnahkan atau dibawa ke Eropa sebagai budak. Dalam dua tahun, Columbus dan anak buahnya bertanggung jawab atas tewasnya 125.000 penduduk asli di pulau Haiti saja.

Amarah yang membabi buta membuat orang-orang Spanyol ini melakukan sejumlah kebrutalan. Pada tahun 1550, 500 dari 250.000 orang Indian asli di Haiti dinyatakan tewas, dan pada tahun 1650, penduduk asli itu benar-benar punah.


Pada 1495, Christopher Columbus berada dalam kesulitan. Kekayaan yang dia bayangkan ditemukan di Asia tidak terwujud di Dunianya yang baru (Amerika). Mengirim penduduk asli Amerika ke Eropa sebagai budak menjadi solusinya. (Heritage Images/Getty)
Bartolome de las Casas adalah satu-satunya orang Spanyol yang berbicara dengan nada menentang Columbus. Ia menggambarkan kecurangan, kebrutalan, dan kekejaman yang dilakukannya selama berkoloni di dunia baru—benua Amerika.

Setelah kematian Columbus pada tahun 1506, de las Casas membongkar semua rahasia yang dilakukan pemimpin pelayaran itu menuju dunia baru.

Namun, terlepas dari semua kisah suram ini, mayoritas orang Amerika (dan Eropa) memperlakukan Columbus sebagai pahlawan, dan anak-anak sekolah dasar belajar tentang perjalanan heroiknya untuk misi suci dan kemuliaan.


Hak Cipta © Nationalgeographic.CO.ID

https://www.google.com/url?q=https:/...CoEw-Chg3su7BE

s.c.a.
bang.toyip
kasihudin
kasihudin dan 3 lainnya memberi reputasi
4
3K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.