Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
4 Hati, 3 Cinta Dan 2 Rasa
4 Hati, 3 Cinta Dan 2 Rasa

Picture: pexels

Belum genap sebulan setelah resmi bercerai dari mantan suaminya, Rea sudah dibuat pusing kepala oleh sang mantan. Hampir setiap hari Soni, mantan suaminya itu berkunjung dan memaksanya untuk kembali rujuk.

Untungnya Rea berhasil menolak sebanyak ucapan rujuk itu diucapkan.
Meski mulut manis dengan ribuan janji indah diucap, ia tak lagi percaya. Meski kedatangannya tak permah dengan tangan hampa tapi sudah tak ada lagi rasa iba.

"Son, maaf aku gak bisa. Hati aku ini ibarat gelas kaca. Udah retak, ancur. Gak mungkin lagi bisa nyatu kayak dulu."

"Rea, please aku janji. Aku akan buat kamu bahagia. Kasih aku satu kesempatan lagi."

"Son, aku udah beri kamu banyak kesempatan selama 3 tahun pernikahan mita. Nyatanya apa? Sebanyak apapun kesempatsn yang aku beri, sebanyak itu pula kamu buat semua tak berarti."

"Re, please.. Kali ini aja."

"Udah gak ada kali ini.atau nanti. Kita udah gak ada masa depan. Kamu sadar gak kalau aku tuh gak pernah bisa cinta sama kamu?!."

Soni berdiri melongo demi mendengar perkataan mantan istrinya itu.

"Rasa aku ke kamu cuma kecewa Son.. Dua kali keguguran, kamu gak pernah ada menemani."

"Maaf, aku khilaf. Please, balik lagi ke aku. Aku gak bisa hidup tanpa kamu."

"Tapi aku gak mau hidup sama kamu lagi. Kamu dimana saat aku dan calon anakmu butuh kamu? kali pertama kamu sibuk liburan sama ibu dan adik-adik kamu."

"Aku bisa jelasin itu Rea"

"Kedua kali malah sibuk dengan bisnis kamu."

"Aku tahu aku salah. Seandainya selama menikah aku lebih peduli sama kamu.

"Idah gak ada kata seandainya. Kita udah game over Son. Aku bersyukur tidak sempat melabirkan anak kita. Bagaimana jika dia lahir dan besar hanya untuk tahu seberapa buruk ayahnya?!"
Soni, tertunduk lemas. Tak lagi visa berkata-kata. Sebagai lelaki menangis dan mengwmis cinta sekarang oastilah pwrcuma.


"Tapi Rea. Aku.."

"Pintu dan pagar rumah masih terbuka. Silahkan pergi dari rumah ini." tanpa berkata apapun, Soni hanya bisa mendesah pasrah dan berlalu pergi meninggalkan Rea.

Sementara itu ibu dan kedua adik Rea yang sedari tadi mengintip, kompak memberi jempol kepada Rea.

"Maafin ibu ya nduk, gak seharusnya dulu ibu maksa kamu buat nikah sama Soni. Wong kog sablenge gak ketulungan"
Rea hanya tersenyum.

****
Kabar Rea menjadi janda sudah menyebar di seluruh jagad sosial media. Banyak pesan dari maengasr dan WA yg masuk berseliweran di layar ponsel Rea. Isinya sama: ada beberapa teman yang berbasa-basi mengungkapkan belasungkawanya karena sudah bercerai dari pengusaha kaya raya macam Soni. Begerapa lagi malah menawarkan bantuan buat mencarikan pengganti.

Dan tak sedikit lelaki yang to the poin ngajak nikah. Ada pak RT usia 40 tahun butuh madu buat istrinya, ada juga Kades yang ngaku udah jadi duda dan berharap Rea mau jadi istrinya. Padahal istri barunya masih kinyis-kinyis, usia belasan ketika dinikahi pak Kades.

Malas menggubris. Dibiarkan ponsel itu seperti itu tampilan selama beberapa hari lamanya.

Layaknya hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang bertahan. Setelah masa idah selesai. Perlahan mereka yang hanya menggoda dan tak serius sudah mundur teratur tak lagi menyapa ataupun menyebar kamuflase cinta.

Menyisakan dua lelaki yang intens tak menyerah terhadap Rea. Bagas dan Raka, dua lelaki yang oernah jadi baguan hidup kala ia belum menikah.

Raka memang tak seinsten Bagas dalam berkirim pesan. Namun justru bayangan masa-masa kuliah bersama Raka lah yang selalu menggenang di ingatannya. Tak jarang hal itu membuat Rea bisa melupakan luka yang dirasakan selama menikahi lelaki baik macam Soni.

***
Semenjak resmi menjadi janda, Rea memilih berkecimoung dalam usaha kukiner. Belum ramai tapi ada saja yang memesan kue bukinannya. Saat tengah asyik membuat adonan kue pesanan ibu-ibu arisan kamoung aebelah. Sebuah pesan masuk dari Raka

Rea besok ada waktu senggang, aku boleh main ke rumah kamu?

Iya, santai kug. Boleh, ajak juga Renata ya

"Siap, boss"

Masih mengaduk adonan dan menyiapkan toping untuk kue yang sudah jadi. Sebuah pesan WA masuk lagi, kali ini dari Bagas

Aku besok main yah ke rumah kamu?
Boleh gak?

Jam bwrapa?

Habis magrib ya

Jangan malam-malam, apa kata orang. Ingat lo, aku ini janda. Tanpa anak lagi.

Beres

Jangan lupa izin dulu ama emak lo, gue gak mau besok2 dilabrak dikatain godain anak perjaka orang

Iyeeee, lebai loh ag

***
Sore hari di malam minggu yang kelabu, Bagas yang memang sering datang berkunjung ke rumah Rea, kali ini datang dengan penampilan suoer rapi.

Aneh, pikir Rea. Biasanya Bagas datang sekedarnya, pakai kaos oblong dan celana kolor selutut kebanggaanya. Entah itu membawa buah-buahan, martabak manis atau empek2 Palembang kesukaan Rea.

Malam itu, Bagas datang membawa seikat bunga dengan beberapa potonh coklat kesukaan Rea. Seolah tau apa maksud Bagas, malam itu Rea berusaha memperjelas batas antara mereka berdua.

"Bagas aku minta maaf, aku mau ngomong serius sama kamu."

"Iya ngomong aja."

"Gas kamu itu ganteng, udah mapan dan aku yakin di luar sana pasti banyak cewek yang mau sama kamu. Kalau tiap malam minggu kamu kesini, apa kata orang? Aku ini janda."

"Gak masalah kali Gaess. Kamu sebenarnya udah tau ya kalau sejak lama aku itu suka banget sama kamu."

Rea mengangguk pelan

"Aku tuh udah usaha buat ngelupain kamu, pacaran sama Nina, Desi dan semua mantan-mantan aku. Tapi aku tetap gak bisa lupa sama kamu." Lanjut Bagas

"Iya aku paham. Tapi maaf, aku harus bilang ini: aku gak bisa terima perasaan lebih dari teman."

"Kenapa? Apa aku kurang baik buat kamu?"

"Enggak justru karena km baik aku gak bisa. Selama ini aku cuma anggap kamu sebagai teman, gak lebih. Kita dari jaman SMA itu udah kayak sodara loh. Gak mungkin kan aku rusak hubungan dengan terima kamu"

"Jadi aku di tolak? Lagi?" Bagas menatap Rea dengan mata bulatnya.

"Yakin? Gak nyesel?!" Bagas masih tak percaya. Rea mengangguk tanpa sedikit keraguan di matanya. Baginya Bagas tak lebih sari seorang sahabat.

Tak lama setelah itu sebuah mobil datang. Raka keluar bersama anak semata wayangnya yang baru berusia 4 tahun, Rena.

Rena tampak cantik dan imut dengan dress pink dan sepatu ala princess. Rambutnya yang ikal dikuncir dua, semakin memperlihatkan pipi chuby. Mereka berdua masuk ke halaman rumah.

"Hai ini pasti Renata.. Halo sayang... gimana kabar kamu? Rea langsung menyambut Renata dan mengendongnya.

"Baik..."

"Kamu cantik sekali, sini tante gendong"

"Ogh, jadi aku kalah start lagi nih ceritanya. Oke, fine. Aku doain kamu selalu bahagia" Bagas beanjak dari kursinya, melihat keda

"Bagas, ati-ati ya. Jangan ngebut"

Bagas pergi meninggalkan rumah dan Rea, yang menolaknya bersama pria

***
Malam itu Rea, Rakar dan Renata bahagia bersama. Rea sudah menantikan saat-saat ini, ia memilih menerima perjodohan tak semata-mata paksaan kedua orang tuanya. Tapi Rakalah alasannya, lelaki yang disukainya selama masa kuliah. Waktu itu mereka berdua dekat hingga digosiokan berpaxaran, tapi Raka tak oernah menyatakan lerasaanya oada Rea dan memilih menikahi Gadis, mama Renata.

"Kita udah sama-sama dewasa udah pernah menjalani biduk rumah tangga. Kamu mau gak setelah ini dan seterusnya jadi mama Renanta?" Perkataan yang sedsri tadi tertahan di mulut Raka kekuar begitu saja demi melihat Rea yang duduk di deoannya.

"Hanya jadi mama Renata? Berarti tak harus menikah dan jadi istri kamu kan?"

"Bukan, bukan gitu... Aku juga ingin menyampaikan keinginan yang aku pendam 5 tahun lalu. Aku ingin kamu jadi istri aku."

"Serius, 5 tahun lalu? Kenapa baru bilang sekarang"

"Aku tidak ada keberanian untuk bilang. Kudenga dari Septianr kau sudah punya pacar."

"Dan kau percaya? Kenapa tidak tanya langsung padaku?"

"Udah agh, terus ini gimana? Mau gak jadi istri sekaligus mama Rena?"

"He em," Rea mengangguk, satu bulir air mata mengalir di pipinya yang kemerahan.


***

Pesan terkirim: Bagas
Maaf ya Bro... aku bukan membenci atau tak menyukaimu. Rasa sayang ku padamu tak lebih dari rasa sayanh seorang saudara pada kakaknya. Salam sayang. Sebagai ganti ini aku kirim foto sahabatku yang masih single

Note: dia pecinta pedas kaya kamu
Pesan masuk: Bagas
Jadi aku ditolak karena pecinta pedas. Apa bukan karena mulut mamiku yang pedas?
Pesan terkirim: Bagas
Dua-duanya, maaf. Kabur


Pesan masuk: bagas
Udah aku chat temenmu, dia asyik juga diajak ngobrol, thanks ya sis

***
Rea akhirnya bisa bernafas lega. Alasan ia tak bisa menjalin cinta dengan sahabatnya . Mama Bagas tiba-tiba bicara hal aneh oada Rea.
"Heh, Rea aku wanti-wanti kamu yah.. Berteman aja sama Bagas gak usah berlebih. Gak usah ngarep si Bagas bakal suka sama kamu. Sampai mati pun aku gak akan kasih izin kamu sama Bagas jadian. Ihh amit-amit aku punya calon mantu model gini. Kaya enggak, cantik juga enggak."

Jadi sejak sat itu rasa sayang dan peduli Rea untuk Bagas hanya sebatas rasa sayang terhadap saudara. Berusaha ia mati-matian menjaga harga dirinya sebagai wanita. Siapa juga yang mau punya mertua bermulut panci rombeng macam itu. Meskipun tak dipungkiri, saat menikah dengan Soni pun ia tak bisa menghindari punya mertua super jilid.

3 tahun menikah tanpa dikaruniai anak membuat ibu mertuanya semakin berbisa. Di depan berkata baik di luar mengumbar semua aib, tak jarang dibere sedikit bumbu. Daftarnya pramuria yang digulir beberapa pria di komplek ia tinggal bingung dikatai mandul.

Padahal jelas-jelas Rea pernah 2 kali hamil dan keguguran masih saja dikatain mandul.
Ditambah Soni, sanh suami yang tak pernah membelanya membuat Rea memilih berpisah. Meski bercerai iyu perbuatan halal yang dibenci Allah, namun Rea tak ada pilihan lain. Dipikiran ia hanya hidup sekali dan berhak dapat kebahagiaan yang ingin dia rasakan.

**"
Kini babak baru kehiduoannya bersama keluarga kecilmya akan segera dimulai. Rea tampak cantik, ia mengenakam kebaya modern putih dengan jilbab dan make up natural yang semakin menambah kecantikannya.

Dengan hati berdegup kencang ia berharap-harap cemas. Semoga Raka yang tengah duduk di meja akad bersama sanga ayah bisa lancar mengucapkan ijab qobul.

"Bagaimana hadirin, sah?" terdengar semua hadirin mengatakan kata sah.

Hati Rea lega. Ia tersenyum bahagia. Penantian selama 5 tahun, kini telah terbayar dengan sah menjadi istri Muhammad Raka Firdaus. Bonus menjadi mama Renata, gadis cantik imut yang akan menjadi anaknya. Obat terbaik yanv diberikan Allah setelah kehilangan dua calon bayinya.

Ia melihat sahabatnya Bagas dan Sarah saling bergandengan tangan. Mereka berdua tampak serasi. Lega, itukah yang dirasakan Rea karena sebulan lagi sahabatnya pun akan segera menikah.



Short story by L13sk@
0
288
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.