Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LordFaries4.0Avatar border
TS
LordFaries4.0
Survei Litbang "Kompas" Puan Selisih Jauh dari Ganjar, Ini Kata PDI-P
Survei Litbang "Kompas" Puan Selisih Jauh dari Ganjar, Ini Kata PDI-P

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengomentari terkait hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Ketua DPP PDI-P Puan Maharani selisih jauh dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Adapun dalam Survei Litbang Kompas terkini menunjukkan bahwa elektabilitas Puan berada di angka 1 persen. Ia kalah jauh dari rekannya sesama kader PDI-P, Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 23,2 persen.

Hasto mengatakan, PDI-P terus mencermati dinamika hasil lembaga survei terkait calon presiden dan calon wakil presiden. Bagi PDI-P, kata Hasto, dalam menentukan calon presiden, tentunya melihat dari multidimensi yang ada.

"Tentu saja melihatnya multidimensi, semuanya dicermati, hanya saja ini kan sesuatu hal yang dinamis," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Hasto kemudian mengingatkan bahwa terkait pencapresan di partainya, merupakan kewenangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Dia menambahkan, partainya memiliki tim khusus bernama Balitbangpus (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat). Tim ini bertugas melakukan kajian secara politik terhadap hasil sejumlah lembaga survei.

"Tentu saja partai ini kan punya Balitbangpus untuk melakukan kajian-kajian secara politik dari hasil-hasil survei," ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa PDI-P tidak memikirkan elektoral semata dalam politik. Namun, PDI-P, katanya, tengah fokus menghadapi tantangan utama bangsa saat ini.

"Soal capres-cawapres akan tiba waktunya, Pak Jokowi kan berpesan jangan lama-lama, maksudnya jangan mendekati Oktober ketika pendaftaran itu dilakukan. Tafsirnya seperti tu. Ya jadi jangan sembrono lah," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, elektabilitas Puan Maharani sebagai capres berada di angka 1 persen menurut jajak pendapat Litbang Kompas yang dirilis Rabu, 26 Oktober 2022.

Meski masih minim, elektabilitas Ketua DPP PDI Perjuangan itu merangkak naik dari survei periode sebelumnya. Pada survei yang dirilis Juni 2022, elektabilitas Puan sebesar 0,2 persen.

Elektabilitas anak bungsu Megawati Soekarnoputri itu tak terpaut jauh dari Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan elektabilitas 1,2 persen.

Puan juga unggul sedikit dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang elektabilitasnya 0,7 persen.

Dia juga mengungguli dua nama pimpinan partai besar Indonesia, yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan elektabilitas 0,5 persen, serta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang elektabilitasnya 0,3 persen.

Namun demikian, Puan tertinggal jauh dari Ganjar Pranowo. Menurut survei yang sama, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu mencapai 23,2 persen.

Angka tersebut naik dari survei sebelumnya yang mencatatkan elektabilitas Ganjar sebesar 22 persen.

https://nasional.kompas.com/read/202...ini-kata-pdi-p

Mbak Puan jadi calon Presiden?
Bisa saja, tapi itu merupakan pilihan yang kurang bijak.

Kita berkaca kepada negara yang katanya paling demokratis sedunia dan negara ini biasa melakukan demokratisasi ke belahan bumi manapun, yaitu Amerika.

Di umurnya yang kurang lebih dua setengah abad, Amerika belum pernah memiliki presiden dari jenis kelamin perempuan. Jangankan perempuan, orang kulit hitam di Amerika baru dapat memegang pucuk pemerintah di tahun 2008, yang artinya 2 abad lebih baru terlaksana.

Survei Litbang "Kompas" Puan Selisih Jauh dari Ganjar, Ini Kata PDI-P

Bagaimana dengan kita?
Ada pakem yang tak tertulis yang menancap di masyarakat kita. Yang paling santer adalah harus Pria, Jawa, Muslim. Terdengar Sara, namun jika dilihat dari sudut pandang antropologi, ini merupakan hal yang biasa saja.

Bagaimana dengan PDIP?
2004 adalah tahun yang tak akan pernah di lupakan oleh PDIP. Selama 10 tahun PDIP konsisten menjadi oposisi akibat menelan pil kekalahan di pilpres 2004 dan 2009.

Padahal jika ditelisik lebih dalam, PDIP merupakan pemenang pemilu pertama semenjak Reformasi, dengan perolehan suara 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi.

Survei Litbang "Kompas" Puan Selisih Jauh dari Ganjar, Ini Kata PDI-P

Kisah Jokowi akan terulang?
Saat itu, "si kurus" asal solo yang sering di ejek sebagai "plonga plongo" karir politiknya melesat. Mulai dari walikota, gubernur hingga saat itu dicalonkan oleh PDIP sebagai capres dipilpres 2014.

Pencalonan Jokowi ini tak semulus arena balap Mandalika atau Formula E. Saat itu Megawati yang merupakan ketua partai terbesar di Indonesia, harus mengalah dan mendahulukan logika untuk keluar dari puasa selama 10 Tahun. Maka majulah Jokowi yang saat itu populer di mata masyarakat.

Saat ini mulai terlihat siapa "Jokowi versi 2.0". Bagi para pengagum Jokowi, mereka banyak yang menunjuk Ganjar Pranowo sebagai "Jokowi 2.0", tentu saja ini merupakan opini subjektif.

Namun sekali lagi subjektifitas akan berubah menjadi objektivitas jika mayoritas memilihnya, seperti halnya merah tidak akan di katakan merah jika mayoritas tidak menyepakati itu merah.

*Ini hanya opini, jangan baper terus bong, senyumlah dikit biar gak kena struk.
Diubah oleh LordFaries4.0 26-10-2022 15:50
s.c.a.
floriantito
srikuncara70484
srikuncara70484 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.5K
42
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.