• Beranda
  • ...
  • Movies
  • Mengapa Hollywood Perlu Memasukkan Unsur LGBT dan Feminis?

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Mengapa Hollywood Perlu Memasukkan Unsur LGBT dan Feminis?


Beberapa tahun belakangan ini ada banyak sekali komentar komentar netizen yang berkaitan dengan unsur LGBT dan juga feminis yang mulai memasuki film-film Hollywood. Beberapa memberikan analisis logis, sebagian besar sisanya memuntahkan alergi mereka.

Kenyataannya, ada begitu banyak orang yang tidak menyukai unsur-unsur LGBT dan SJW yang film-film itu tampilkan. Entah apa pun alasannya, bukan itu yang hendak saya bahas. Saya ingin membahas fenomena ini dari sudut pandang Hollywood, lebih tepatnya si penulis skenario.

Banyak orang yang tidak menyukai unsur LGBT dan SJW, kebanyakan film yang mengandung unsur-unsur itu berakhir memiliki rating yang rendah dan kebanyakan rugi besar. Meski demikian, rumah produksi film terus saja memasukkan unsur-unsur tersebut.



Alasan pertama dan yang paling utama tentunya adalah kecaman dari para SJW dan aktivis yang menuntut agar kaum mereka mendapat lebih banyak representasi dalam film. Pihak studio memang bisa saja mengabaikannya, tetapi jumlah aktivis dan sjw ini bukan sesuatu yang bisa diremehkan. Jika permintaan mereka tidak dituruti maka bukan tak mungkin mereka akan melakukan berbagai hal negatif seperti bomb rating atau report akun instagram ramai-ramai.

Bayangkan saja seperti sekelompok orang yang menuntut agar pemerintah memboikot barang-barang dari negara tertentu. Tentunya itu merugikan pemerintah, tetapi karena para demonstran amat berisik dan mengganggu pemerintah akhirnya setuju meskipun itu merugikan.

Cancel culture bukan satu-satunya alasan, ada alasan lain yang jauh lebih masuk akal dibanding sekedar menuruti keinginan penonton.

Konten Sensitif


Mari ambil MCU sebagai contoh. Saya sering sekali melihat komentar netizen yang tampaknya tak senang karena tiba-tiba saja ada banyak sekali superhero wanita di proyek-proyek terbaru MCU. Beberapa bilang itu agenda woke atau feminazi, tapi saya rasa bukan begitu.

MCU adalah studio yang semua filmnya saling berkaitan dan agar penonton tetap tertarik untuk menonton semua seri tersebut maka proyek-proyek mereka dibuat dengan konsep yang berbeda satu sama lain.

Contohnya Iron Man. Film ini mengusung tema SciFi, egoisme, dan ptsd sementara film Captain America lebih humanis, idealis, dan penuh konspirasi. Keduanya berbeda, tapi keduanya sama-sama bertarung melawan pihak yang jahat. Pola-pola seperti ini sangat umum di film superhero, tetapi karena terlalu sering maka bisa berujung membosankan.



Semakin banyak film yang MCU keluarkan maka semakin banyak tema yang mereka perlukan agar penonton tidak bosan dengan cerita yang itu-itu saja, karena itulah MCU mulai mengadaptasi superhero wanita ke layar dan bereksperimen dengan unsur-unsur LGBT. Suka atau tidak, karakter superhero wanita memang membuka lebih banyak topik untuk dieksplore.

Bisa dibilang beberapa tahun ini adalah masa transisi atau masa percobaan untuk memperkenalkan fenomena-fenomena yang semakin marak di dunia nyata. Meski banyak yang tidak suka tetapi Hollywood akan selalu membutuhkan topik-topik baru yang bisa dijadikan lahan uang.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.



sumur
Diubah oleh ih.sul 23-10-2022 06:38
goeltom25338186
siloh
diki174
diki174 dan 26 lainnya memberi reputasi
25
14.3K
282
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.