Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Hadapi Masalah Populasi, China Akan Berlakukan Kebijakan Tingkatkan Angka Kelahiran
Hadapi Masalah Populasi, China Akan Berlakukan Kebijakan Tingkatkan Angka Kelahiran
Minggu 16 Oktober 2022 14:23 WIB

Ilustrasi. (Foto: Reuters)

BEIJING - China akan memberlakukan kebijakan untuk meningkatkan angka kelahirannya, kata Presiden Xi Jinping pada Minggu, (16/10/2022). Ini dikarenakan pembuat kebijakan khawatir bahwa penurunan populasi China dalam waktu dekat dapat merugikan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Kami akan menetapkan sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi," kata Xi kepada sekira 2.300 delegasi dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis sekali dalam lima tahun di Beijing, Minggu. 
Meskipun China memiliki 1,4 miliar orang, paling banyak di dunia, ahli demografi mengatakan angka kelahirannya akan turun ke rekor terendah tahun ini, turun di bawah 10 juta dari 10,6 juta bayi tahun lalu - sudah turun 11,5% dari 2020.

Pihak berwenang memberlakukan kebijakan satu anak dari 1980 hingga 2015, kemudian beralih ke kebijakan tiga anak, mengakui bahwa negara tersebut berada di ambang penurunan demografis.
Tingkat kesuburannya 1,16 pada 2021 berada di bawah standar 2,1 OECD untuk populasi yang stabil dan termasuk yang terendah di dunia.

Selama sekira satu tahun terakhir, pihak berwenang telah memperkenalkan langkah-langkah seperti pengurangan pajak, cuti hamil yang lebih lama, asuransi kesehatan yang ditingkatkan, subsidi perumahan, uang tambahan untuk anak ketiga dan tindakan keras terhadap les privat yang mahal.


Namun, keinginan di antara wanita China untuk memiliki anak adalah yang terendah di dunia, sebuah survei yang diterbitkan pada bulan Februari oleh think-tank YuWa Population Research menunjukkan.
Demografer mengatakan langkah-langkah yang diambil sejauh ini tidak cukup. Mereka menyebut biaya pendidikan tinggi, upah rendah, dan jam kerja yang sangat panjang sebagai masalah yang masih perlu ditangani, bersama dengan kebijakan COVID-19 dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.

https://news.okezone.com/read/2022/1...ngka-kelahiran
gunliejack
gunliejack memberi reputasi
-1
295
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.