Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • DEMO BESAR BESARAN ANTI NATO DI PRANCIS : AMERICA IMPERIALIST DOWN DOWN DOWN

kasihudinAvatar border
TS
kasihudin
DEMO BESAR BESARAN ANTI NATO DI PRANCIS : AMERICA IMPERIALIST DOWN DOWN DOWN
Demonstrasi Massal di Prancis Menentang NATO
Okt 11, 2022 11:46 Asia/Jakarta

Puluhan ribu orang Prancis menggelar demonstrasi di Paris untuk memprotes kenaikan tajam biaya hidup dan inflasi, dan menuntut penarikan negara mereka dari NATO. Mereka meminta pemerintah Prancis mengubah posisinya terhadap NATO dan Uni Eropa secara umumnya.

Protes ini diorganisir oleh Florian Philippot, pemimpin partai sayap kanan dan anti-Eropa The Patriots dan mantan wakil partai sayap kanan Front Nasional.

Menurut Philippot, yang menjadi anggota Parlemen Eropa dari 2014 hingga 2019, Ribuan pengunjuk rasa berpartisipasi dalam demonstrasi ini dengan nama "Pertemuan Perlawanan Nasional".


Aksi demo di Prancis
Selama demonstrasi protes terhadap sikap pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron, warga Prancis menuntut penarikan negara mereka dari NATO dan berkata, "Mari kita mundur dari NATO". Mereka juga menuntut pengunduran diri Macron.

Para pengunjuk rasa mengkritik NATO sebagai aliansi "haus perang" dan aliansi yang "menciptakan pembatasan di bidang energi dan masalah ekonomi".

Demonstran Prancis Tuntut Negaranya Keluar dari NATO

Para pengunjuk rasa memegang spanduk besar bertuliskan "Perlawanan" bersama dengan plakat kecil bertuliskan "Frexit" - referensi permintaan Prancis untuk meninggalkan Uni Eropa.

Demonstrasi besar-besaran menentang NATO dan kebijakan pemerintah Prancis telah dilakukan dalam situasi di mana sekelompok intelektual Prancis, termasuk Annie Ernaux, pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra pada tahun 2022, menyerukan kepada orang-orang untuk bergabung dengan demonstrasi menentang presiden Prancis.

69 orang, di antaranya nama penulis, direktur dan profesor universitas, telah mengkritik kebijakan Emmanuel Macron dalam sebuah surat, yang telah menyebabkan peningkatan inflasi dan melebarnya kesenjangan ekonomi.

Dalam surat mereka, kelompok ini menulis, Macron menggunakan inflasi untuk memperlebar kesenjangan ekonomi dan meningkatkan pendapatan modal, yang merugikan kelompok orang lain.

Puluhan ribu orang Prancis menggelar demonstrasi di Paris untuk memprotes kenaikan tajam biaya hidup dan inflasi, dan menuntut penarikan negara mereka dari NATO. Mereka meminta pemerintah Prancis mengubah posisinya terhadap NATO dan Uni Eropa secara umumnya.
Tampaknya demonstrasi protes ini, yang belum mendapat banyak liputan media di Barat, merupakan reaksi terhadap sikap bermusuhan pemerintah Prancis terhadap Rusia dan partisipasi aktifnya dalam sanksi anti-Rusia, yang konsekuensi bencananya kini telah terungkap untuk Prancis.

Meskipun sikap awal Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mencegah perang di Ukraina, setelah masuknya Rusia di Ukraina pada akhir Februari 2022, Prancis, sebagai negara terpenting kedua di Uni Eropa dan anggota penting NATO di Eropa, telah memainkan peran aktif di front blok Barat melawan Rusia. Paris bahkan telah mengambil sanksi paling luas terhadap Moskow dan mengirim senjata ke Ukraina.

Sanksi energi Eropa terhadap Rusia dan reaksi Moskow terhadap sanksi ini telah menciptakan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pasokan energi negara-negara Eropa, terutama di bidang gas, dan Prancis sekarang memahami dampaknya.

Protes di Prancis sedang berlangsung sementara pemogokan yang meluas dari perusahaan energi di Prancis telah menyebabkan kekurangan bahan bakar dan pembentukan antrian sepanjang kilometer di pompa bensin di negara ini. Sekitar seperlima SPBU di Prancis terkena dampak kekurangan bahan bakar.

Krisis Energi di Pelupuk Mata Eropa

Padahal musim dingin Eropa belum tiba dan dengan datangnya musim dingin, warga Eropa, termasuk Prancis, tentu akan menghadapi banyak kesulitan dan masalah. Masalah ini telah menyebabkan protes luas di Eropa.

Protes di Prancis ini terjadi bersamaan dengan upaya pemerintah negara ini untuk mengelola krisis energi. Isu ini menyebabkan para politisi yang menentang pemerintah Prancis mengkritik kebijakan Emmanuel Macron.


Marine Le Pen, pemimpin partai sayap kanan National Rally memperingatkan bahwa Prancis akan menghadapi "musim dingin yang keras" dan mengatakan, "Sanksi terhadap Rusia tidak berhasil dan malah merugikan rakyat Prancis."

Dapat diprediksi bahwa dengan semakin sulitnya situasi dan kondisi Prancis dan datangnya musim dingin serta kelangkaan yang parah, situasi sosial negara ini akan semakin krisis dan protes akan semakin meluas.


https://www.google.com/url?q=https:/...WJjozQyvfxbHnY





RAKYAT PRANCIS JELAS TRAUMA AKAN KESALAHAN MEREKA SETELAH WW1 YANG MENEKAN KERAS JERMAN DI PERJANJIAN VERSAILLES YANG MENGAKIBATKAN JERMAN DENDAM DAN MEMULAI AKSI BALAS DENDAM MEREKA DI WW2

KEJADIAN SAMA SEPERTI SEKARANG YANG RUSIA DIPOJOKKAN N DIINTIMIDASI TERUS MENERUS OLEH NATO
JIKA SAMPAI KEHILANGAN KESABARAN,HANCUR SUDAH DUNIA
Diubah oleh kasihudin 11-10-2022 09:48
areszzjay
bang.toyip
darmowinoto182
darmowinoto182 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.4K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.