Beberapa hari ini sejumlah wilayah di kota Jakarta terendam banjir. Di Kaskus sendiri fenomena ini mendapat banyak pemberitaan dan ada beberapa orang yang mengungkit kembali video lama yang berisi pidato Gubernur Anies Baswedan (saat itu masih calon) tentang penanganan air di Jakarta. Berikut videonya.



Di video tersebut Gubernur Anies Baswedan secara tegas menyebutkan bahwa air harus dimasukkan ke dalam tanah karena bila dialirkan ke laut menggunakan gorong-gorong termasuk dalam pelanggaran sunatullah.

Sunatullah sendiri, menurut Ensiklopedia Islam, dapat diartikan sebagai jalan, perilaku, watak, peraturan atau hukum, dan hadist. Sunatullah adalah ketentuan-ketentuan, hukum-hukum, maupun ketetapan Allah SWT yang berlaku di alam semesta.

Lalu seperti apa sunatullah mengenai air hujan? Apakah mengalirkan air menggunakan gorong-gorong ke laut merupakan pelanggaran sunatullah?

Ada beberapa ayat Al-Quran yang membahas tentang air hujan:



Secara sains sendiri, air memang selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Itu sudah hukum alam yang dirancang oleh Allah sehingga menyebut mengalirkan air ke laut sebagai pelanggaran sunatullah adalah hal yang keliru. Tak ada ayat maupun hadist yang melarang manusia mengalirkan air ke laut.



Namun, menyerap air sebanyak-banyaknya dan memasukkannya ke tanah memang sudah menjadi praktik sejak jaman Nabi. Apakah ini ajaran Islam? Tidak, kurang tepat menyebutnya seperti itu. Arab Saudi adalah wilayah yang cukup jarang mendapatkan hujan dan dan ini menyebabkan banyak wilayahnya menjadi tandus. Karena itulah sebisa mungkin air hujan diserap ke tanah agar penduduk bisa mengambil airnya melalui sumur mereka.

Lalu bagaimana dengan Jakarta? Apakah Jakarta termasuk wilayah yang jarang diterpa hujan? Sepertinya tidak. Lalu apakah air perlu dimasukkan ke dalam tanah? Perlu!



Seperti yang kita ketahui, dataran Jakarta semakin lama semakin turun. Alasan pertama adalah jumlah beban di permukaan dan alasan kedua adalah air di dalam Bumi yang terus disedot untuk dikonsumsi. Untuk mencegah daratan yang terus turun, tentunya pemerintah perlu melarang penggunaan sumur bor dan juga mencoba memasukkan sebanyak mungkin air untuk mencegah penurunan.

Karena itulah, sebenarnya tak ada hukum agama yang melarang ke mana air harus pergi. Apakah ingin dialirkan atau diserap, itu sepenuhnya tergantung pada wilayah masing-masing. Hal yang paling penting, dan ini benar-benar ada dalam sunatullah, adalah seorang pemimpin tidak boleh membuat rakyatnya menderita dan banjir jelas akan membawa penderitaan, bukan membawa berkah.



Kesimpulannya, tak masalah bila air dialirkan ke laut maupun dimasukkan ke Bumi. Bahkan bila perlu lakukan saja keduanya. Pastikan saja rakyat tidak menderita dan pastikan tak akan ada banjir yang mengganggu peribadatan warga.

Sekian dan terima kasih.

sumursumur