Salah satu kapal induk terbaru Paman Sam, yakni USS Gerald R. Ford (CVN-78) resmi melakukan misi penyebaran pertamanya menuju kawasan Samudra Atlantik. Kapal meninggalkan kawasan Naval Station Norfolk di Virginia pada Selasa sore (04/10/2022). Sebelumnya kapal dijadwalkan berlayar pada hari Senin (03/10/2022), tapi pelayaran itu sempat ditunda karena cuaca buruk akibat badai Ian. Kapal baru diizinkan berlayar sehari kemudian.

USS Gerald R. Ford nantinya akan berada dibawah komando US 2nd Fleet, kelompok tempur kapal ini disebut sebagai Carrier Strike Group 12 (CSG 12).Pengerahan Carrier Strike Group (CSG 12) terdiri dari Carrier Air Wing 8 (CVW 8) dan Destroyer Squadron (DESRON) 2. Dikerahkan bersama kelompok tersebut adalah kapal penjelajah rudal kelas Ticonderoga USS Normandia (CG 60); kapal perusak peluru kendali kelas Arleigh Burke USS Ramage (DDG 61), USS McFaul (DDG 74), dan USS Thomas Hudner (DDG 116), turut juga kapal USCGC Hamilton (WMSL 753); kapal tangki pengisian ulang USNS Joshua Humphries (T-AO 188), dan kapal kargo dan amunisi USNS Robert E. Peary (T-AKE 5).

Sementara 8 skadron yang tergabung dalam Carrier Air Wing Eight terdiri dari F/A-18 E/F Super Hornet, E-2D Advanced Hawkeye, EA-18G Growler bersama dengan helikopter MH-60 Sierra dan MH-60 Sea Hawk. Dalam misinya ke Atlantik, Ford akan ambil bagian dalam latihan bersama NATO serta negara mitra kata Wakil Komandan US 2nd Fleet Laksmana Daniel Dwyer kepada wartawan.

Sementara itu, untuk mempersiapkan penyebaran yang lebih rutin pada tahun 2023, Ford akan menjalani delapan fase pelaksanaan tugas seperti latihan pertahanan udara, kesadaran domain maritim, serangan maritim jarak jauh, operasi maritim terdistribusi, latihan perang anti kapal selam, serta integrasi angkatan laut, tambah Dwyer. Dikutip dari Navy Times.



Penyebaran pertama USS Gerald R. Ford memang sudah lama dinanti, pasalnya setelah resmi bertugas lima tahun lalu, kapal ini telah mengalami berbagai masalah teknis utama sebelum dan sesudah pengiriman resminya ke Angkatan Laut AS. Beberapa masalah yang dimaksud terkait dengan sistem peluncuran pesawat dan lift yang digunakan membawa rudal dan bom menuju dek penerbangan.

Selain bermasalah, kapal ini juga merupakan salah satu kapal paling mahal yang pernah dimiliki US Navy, kapal induk Ford dibanderol dengan harga US$13,3 miliar atau setara dengan Rp 200 triliun. Harga itu belum termasuk pesawat yang dibawanya. Kapal induk Ford lebih mahal dari kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth yang bernilai Rp 50 triliun. Ford membawa beberapa teknologi baru, salah satunya adalah sistem peluncuran elektromagnetik yang menggantikan sistem peluncuran ketapel uap. Sistem ini diklaim bisa meningkatkan peluncuran pesawat dari dek kapal induk sepertiga lebih banyak dibanding kapal induk biasa.

USS Gerald R. Ford juga menjadi salah satu kapal terbesar yang pernah dibangun Amerika, kapal memiliki panjang 332,9 m; lebar 40,84 m serta lebar dek penerbangan 76,8 m. Kapal punya bobot 97.000 ton dengan muatan penuh. Ford memiliki dua reaktor nuklir yang memungkinkan kapal induk untuk melakukan perjalanan dengan kecepatan 30 knot.



Setelah pengiriman Ford ke US Navy, uji coba dan tes dimulai pada Oktober 2019 dan berakhir pada Mei 2021. Pada musim panas 2021, kapal melakukan tiga uji coba kejut — menandai pertama kalinya sebuah kapal induk melakukan pengujian kejut bawah air sejak Theodore Roosevelt melakukannya pada tahun 1987. Ford kemudian menyelesaikan pemeliharaan enam bulan di Huntington Ingalls Industries-Newport News Shipbuilding di Newport News, Virginia, diikuti oleh uji coba laut di Naval Station Norfolk tahun ini.

Meski baru memulai penempatan pada tahun ini, kapal induk Ford sendiri sudah mulai melakukan pelayaran selama 250 sampai 300 hari, selain itu kapal juga telah melakukan total 10.000 peluncuran dan pendaratan pesawat di kapal induk. Rencanya US Navy akan mendapat total 10 kapal Kelas Ford untuk menggantikan seluruh kapal induk Kelas Nimitz.





Referensi Tulisan: Navy Times& Naval News
Sumber Foto: US Navy