Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
OPM Sebut Jokowi Penjahat Perang, Moeldoko: Kami Akan Tangkap Mereka




Kamis, 29 September 2022 14:07 WIB

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko ikut menyoroti insiden pemukulan yang dilakukan oleh anggota Paspampres kepada warga di Kota Solo, Sabtu, 13 Agustus 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko bereaksi keras atas pernyataan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai penjahat perang di Papua. OPM bahkan meminta Interpol untuk menangkap kepala negara.

Moeldoko menyinggung beberapa aksi yang dilakukan OPM, salah satunya ketika organisasi ini membakar gedung-gedung sekolahan hingga puskesmas. Aksi ini, kata dia, dilakukan OPM agar masyarakat setempat tetap tertinggal dan bisa tetep mereka pengaruhi.

"Apakah kelompok seperti ini, kriminal ini, kita diamkan? justru kami akan menangkap mereka," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis, 29 September 2022.

Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom pada Rabu, 28 September 2022 menganggap Jokowi bertanggungjawab atas segala kejahatan kemanusiaan terhadap orang asli Papua.

Moeldoko kemudian mengatakan bahwa OPM merupakan organisasi kriminal yang berulang kali bertanggung jawab atas berbagai kasus pembunuhan. Dari 2021 sampai dengan 2022, kata dia, OPM melakukan pembantaian 10 warga sipil dan melakukan berbagai perusakan yang mengerikan.

"Justru dia menindas petani di kampung-kampung, menganiaya perempuan, membunuh warga yang tidak bersalah. Justru bagi kami, pemerintah, TPNPB-lah yang harus kita tangkap dan kita adili," kata dia.

Moeldoko pun menyebut OPM saat ini merasa kehilangan pengaruh karena kondisi masyarakat semakin membaik. Sehingga, kata dia, OPM justru menyasar masyarakat sipil yang tidak bersalah menjadi target pembunuhan.

Untuk itu, mantan Panglima TNI pun menyebut negara harus mengambil langkah tegas untuk mengatasi situasi yang membawa tidak stabil sebuah negara. "Ini kondisi TPNPB yang kita hadapi saat ini," ujarnya.

https://nasional.tempo.co/read/16396...tangkap-mereka

Konteks lebih jelasnya

Waduh! TPNPB-OPM Sebut Jokowi Sebagai Penjahat Perang Di Papua, Minta Interpol Menangkap




Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom. (Ist)
Suara.com - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai penjahat perang di Papua. Mereka menganggap Jokowi bertanggungjawab atas segala kejahatan kemanusiaan terhadap orang asli Papua.

"Kami dari Pengendali Manajemen Markas Pusat Komando Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka mengumumkan kepada publik secara nasional dan internasional bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo adalah penjahat perang di Papua," kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/9/2022).

"Kejahatan mereka telah dan sedang dilakukan atas perintah presiden Republik Indonesia dan kejahatan mereka ini adalah kejahatan kolektif atas perintah institusi negara," sambungnya.

Sebby mengungkap kalau pihaknya meminta PBB, Dewan Komisi HAM PBB serta seluruh negara anggota PBB untuk dapat mendukung sikap mereka. Sebabnya, TPNPB-OPM menilai kalau Jokowi mengeluarkan perintah perang melawan orang asli Papua yang tengah berjuang menuntut hak politik penentuan nasib sendiri.

Sebby lantas menerangkan kalau perintah perang yang dilakukan Jokowi menyebabkan aparat TNI-Polri membunuh orang asli Papua.

"Hal ini adalah fakta yang Indonesia tidak bisa sembunyikan dari pantauan masyarakat internasional dan juga Indonesia tidak bisa sembunyikan dari pantauan PBB, juga oleh Dewan Komisi HAM PBB," ucapnya.

TPNPB-OPM membeberkan kejahatan paling fatal dilakukan ialah serangan terhadap pemukiman penduduk orang asli Papua dengan menggunakan bom mortir di Intan Jaya. Lalu, pembunuhan disertai mutilasi empat orang asli Papua oleh anggota TNI, hingga adanya 100 ribu penduduk terpaksa mengungsi di hutan akibat penyerangan yang dilakukan aparat TNI.

"Pemerintah Indonesia melalui militer dan polisi telah dan sedang halangi bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi internal dan juga pengungsi eksternal, akibatnya banyak orang asli Papua meninggal di pengungsian," tuturnya.

Sebby juga menyebut kalau pihaknya memiliki bukti hukum yang kuat untuk Jokowi bisa diadili di pengadilan kriminal internasional. Karena itu, TPNPB-OPM meminta supaya interpol bisa menangkap Jokowi.


"TPNPB tuntut presiden Indonesia Joko Widodo diadili di ICC sebagai penjahat perang dan meminta interpol tangkap Jokowi.

https://www.suara.com/news/2022/09/2...rpol-menangkap

Sementara itu kelompok teroris ini kembali menebar teror dan membunuh pekerja jalan di Papua Barat

TPNPB di Teluk Bintuni klaim lakukan penembakan terhadap pekerja jalan


Kelompok TPNPB OPM Kodap IV Sorong Raya yang berada di Teluk Bintuni - Istimewa
Manokwari, Jubi – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – TPNPB Organisasi Papua Merdeka – OPM mengklaim telah menembak sejumlah pekerja jalan di wilayah Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Kamis (29/9/2022).
Hal itu disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebi Sambom melalui Arnoldus Yancen Kocu. Dalam keterangan yang diterima itu menyebut, TPNPB telah menembak mati empat orang pekerja jalan.

Selamat malam tuan Jubir Sebi Sambom, kami laporkan dari lapangan bahwa terjadi penembakan terhadap pengerja jalan dari Distrik Moskona Barat Moyerga hingga distrik Moskona Utara atau Moyeba,” dalam rilis yang diterima Jubi.

Dalam rilis tersebut, TPNPB melakukan penembakan dengan sejumlah alasan.

Karena alasan kedapatan senjata tabung dan sejumlah 12 butir amunisi jenis SS1 5,56 mm dan beberapa butir amunisi jenis pistol,” sebutnya dalam rilis.

Selain empat korban meninggal dunia, terdapat juga tiga pekerja yang diklaim terluka akibat ditembak. Lalu, pihaknya juga telah membakar dua kendaraan truk yang digunakan para pekerja dan alat berat eksavator.

Jenazah para korban saat ini dalam penguasaan pihak TPNPB-OPM,” sebut rilis itu.

Dikonfirmasi terkait ini, Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi membenarkan hal tersebut.

“Iya telah terjadi penembakan, kepada pekerja proyek jalan Teluk Bintuni – Maybrat, pada Kamis (29/9/22) informasi didapat sekitar pukul 18.20 WIT, telah diperoleh informasi dari Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, telah datang melapor tentang adanya tembakan yang diduga dilakukan oleh OTK,” jelas Adam mengutip yang disampaikan Kapolres Teluk Bintuni.

Menurut Adam, saat ini Polda Papua Barat  tengah mendalami kejadian tersebut.

Sementara saat ini masih didalami dan dicek, Kapolres bersama personil Kodim dan Brimob akan upaya evakuasi korban dan mendatangi TKP,” ujarnya.

Adam menjelaskan, kronologi kejadian awalnya pada saat masyarakat yang sedang membuat jalan di wilayah Kampung Majnik ke arah Moskona Utara mendengar suara tembakan yang sangat kencang dan terdapat rentetan bunyi.

Akibat penembakan tersebut, terdapat satu teman mereka yang terkena tembakan dibagian tangan kanan sehingga mereka semua sekitar 12 orang (11 laki-laki dan 1 perempuan) langsung melarikan diri dari tempat kejadian dan melapor ke Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni,” jelas Adam. (*)

https://jubi.id/domberai/2022/tpnpb-...medium=twitter
teroris kembali menebar terornya dan membantai pekerja...
s.c.a.
gabener.edan
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.5K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.