Gerakan 30 September atau dikenal dengan sebutan G30S PKI memiliki sejarah panjang. Salah satu tujuan aksi G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin Soekarno.

G30S PKI menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Terjadi tepat pada tanggal 30 September 1965 atau 57 tahun lalu, peristiwa ini masih membekas hingga sekarang.

PKI merupakan sebuah partai yang didirikan oleh seorang tokoh Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. Partai berideologi komunis ini berdiri pada tahun 1914.

Dikutip dari buku The Rise of Indonesian Communism oleh Ruth T. McVey, sang pendiri PKI yang dikenal dengan sebutan Henk Sneevliet ini merupakan Ketua Serikat Buruh Kereta Api Belanda atau Nederlandse Vereniging van Spoor en Tramwegpersoneel (NVSTP). Ia juga digambarkan sebagai sosok propagandis berbakat.

PKI merupakan salah satu partai tertua sekaligus terbesar yang pernah ada di Indonesia. Partai ini mengakomodir kalangan intelektual, buruh, hingga petani.

Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965. Gerakan ini dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau dikenal dengan sebutan DN Aidit. Saat itu, DN Aidit menjadi pimpinan PKI. Ia juga yang kemudian menjadi pemimpin terakhir PKI.

Dikutip dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, perkembangan PKI semakin nyata saat dipimpin oleh DN Aidit. DN Aidit mendukung konsep mantan kepala pemerintahan Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita akan mengikuti dengan cara perdamaian)."

Khrushchev adalah politikus Rusia yang pernah memimpin Uni Soviet pada masa-masa awal Perang Dingin. Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 1953-1964 dan Ketua Dewan Menteri Uni Soviet pada tahun 1958-1964.

Pandangan Khrushchev itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui perang.

G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965.

Gerakan pemberontakan G30S PKI mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.

Peristiwa G30S PKI menewaskan enam jenderal, tiga perwira, satu polisi, dan satu putri jenderal. Ada enam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Kini tempat pembantaian para perwira tinggi TNI AD di Lubang Buaya, Jakarta Timur didirikan Monumen Pancasila Sakti yang didalamnya berisi jejak sejarah peristiwa G30S PKI.

Tujuan utama dari peristiwa G30S PKI adalah untuk menggulingkan pemerintahan era Soekarno. Rencana ini kemudian akan dilanjutkan dengan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis.

Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, berikut beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno juga disebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

https://www.detik.com/edu/detikpedia...tahan-soekarno