Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Quantum Mekanik, Superposisi, Antara Takdir dan Dunia Paralel.
Benernya ane masih lagi banyak kerjaan, cuma gara-gara rame di tritnya Gan @c4punk1950... dengan beberapa agan-agan ini : @jw.89 @damel88 @iidpriimee793, ane jadi tertarik buat nulis ini trit.

Seperti di beberapa trit ane yang lain, di awal trit ane punya beberapa disclaimer :

Quote:


Apa itu pengertian tentang superposisi dalam quantum mekanik? Superposisi itu kurang lebih menyatakan bahwa sebuah partikel quantum, secara matematis, bisa memiliki keadaan yang berbeda-beda di waktu yang sama. 

Supaya bisa lebih jelas, pertama kita mesti mundur dulu ke fisika klasik.

Bayangkan tentang sebuah percobaan, yang menembakkan peluru dengan meriam, kecepatan angin diukur, berat peluru diukur, besarnya ledakan yang dihasilkan mesiu diukur, dst. Ketika semua faktor itu sudah diketahui, maka dalam fisika klasik, kita bisa tahu, di mana peluru itu berada sekian detik kemudian.

Seratus kali dilakukan percobaan, jalur lintasan peluru (koordinat x,y,z menurut waktu), itu akan selalu tepat sesuai rumus matematikanya.

Gbr diambil dr YouTube.com


Ketika masuk ke mekanika quantum, hal yang berbeda terjadi.

Dalam mekanika quantum, muncul yang namanya superposisi. Supaya lebih sederhana (karena ane sendiri juga tidak terlalu paham, wkwkwkwk), katakanlah sebuah partikel quantum itu seperti sebuah lampu, dia bisa punya kondisi padam, dia juga bisa punya kondisi menyala.

Dalam fisika klasik, maka ketika semua faktor diperhitungkan dan kita melakukan sesuatu sesuai perhitungan itu, seseorang bisa dengan pasti mengatakan, pada jam 10:00 partikel ini akan berada dalam kondisi menyala. Pada jam 10:01, partikel itu akan berada dalam kondisi padam. Dst.

Tetapi tidak demikian di level quantum, rumus matematika di level quantum hanya bisa memberikan jawaban yang kurleb spt ini: pada jam 10:01 partikel itu memiliki kemungkinan menyala sekian persen, memiliki kemungkinan padam sekian persen.

Gbr diambil dr physyc.stackexchange.com

Ketika dibuat gambarnya dalam grafik waktu, maka sebuah partikel quantum bisa berada dalam beberapa kondisi yang berbeda, di waktu yang sama. -> inilah yang mengawali munculnya Schrodinger Cat dan juga kutipan yang terkenal dari Einstein "Tuhan tidak bermain dadu."

Quantum mekanik, melanggar sifat deterministik yang ada pada fisika klasik. Balik ke contoh awal tadi, kalau sebuah peluru, seberat sekian, ditembakkan dengan derajat kemiringan sekian, dengan daya ledak mesiu sekian, MAKA PASTI, peluru itu akan jatuh di lokasi x,y,z. Tidak ada yang namanya kehendak bebas dalam fisika klasik. Tidak ada yang namanya, ya si A bisa jadi ke sini, bisa jadi ke situ. Dalam dunia fisika klasik, kalau blablabla, maka pasti akan blablabla.

Sifat fisika quantum, yang kalau blablabla, bisa jadi blabla, bisa juga blibli. Nggak tahulah hasilnya, nanti kalau sudah diamati baru kita tahu hasilnya (hasilnya adalah probabilitas atau yang digambarkan dengan kata lempar dadu oleh Einstein). Secara logikanya terasa salah, akan tetapi jutaan kali eksperimen membuktikan bahwa memang di level quantum, seperti itulah kondisinya.

Dalam fisika quantum, seperti cerita Schrodinger dengan kucingnya, seekor kucing bisa jadi mati dan hidup di saat yang bersamaan.

Gbr diambil dr www.stratfor.com

Jadi apakah ini membuktikan bahwa manusia bisa memiliki kehendak bebas, karena segala sesuatu di alam semesta kita ini, ternyata tidak deterministik. Seorang anak maling, belum tentu jadi maling (rumus yang sangat amat disederhanakan).

Atau ....

Ada pemikiran lain. Dalam eksperimen Schrodinger Cat itu, seorang pengamat hanya bisa mengamati satu kondisi, bukan karena di titik waktu tersebut memang cuma ada 1 kondisi (mati atau hidup). Mungkin hal itu terjadi, karena si pengamat cuma berada di satu kemungkinan dari dua kemungkinan yang terjadi dalam waktu yang bersamaan. ---> dunia paralel.

Jadi bisa saja, persamaan matematis dari quantum yang tidak deterministik tadi, bukan membuktikan adanya kehendak bebas, atau lebih tepatnya sebuah hasil tidak akan pernah diketahui sebelum tiba waktunya. Akan tetapi persamaan matematis itu, membuktikan adanya dunia paralel. Sebuah kondisi lain yang terjadi, di waktu yang bersamaan.

Seorang pengamat karena keterbatasan dimensinya, maka dia hanya bisa mengamati salah satu kondisi itu. Padahal sebenarnya di dunia paralel yang lain, kondisi kedua sedang terjadi.

-------------

Demikian dari saya yang serba tidak tahu dan serba bertanya tanpa bisa memberi jawaban.
emoticon-Nyepi


Sumber referensi
1. https://www.chegg.com/homework-help/...-pro-q68032421
2. https://www.space.com/32728-parallel...universes.html
3. https://scienceexchange.caltech.edu/...-superposition
Diubah oleh lonelylontong 21-09-2022 05:02
CoZiA
pard0
asukashin
asukashin dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.4K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.