ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
AI Sudah Bisa Menciptakan Seni. Apakah Seluruh Pekerjaan Manusia Akan Direbut?


Sekitar dua minggu lalu ada sebuah kompetisi seni yang diikuti oleh berbagai seniman yang percaya diri akan lukisan mereka. Mereka semua berlomba demi mendapatkan juara pertama dengan skill yang telah diasah bertahun-tahun lamanya. Meski demikian, kompetisi tersebut ternyata dimenangkan oleh seorang kecerdasan buatan.

Jason M. Allen, orang yang menciptakan gambar tersebut dengan bantuan kecerdasan buatan, harus menanggung kemarahan dari para peserta lain karena mereka sama sekali tidak senang pada fakta bahwa mereka dikalahkan oleh kecerdasan buatan.

Meski demikian ini adalah suatu fenomena yang mempertegas posisi kecerdasan buatan di dunia ini. Setuju atau tidak, kecerdasan buatan akan semakin dan semakin banyak mempengaruhi segala aspek kehidupan. Sebagai contoh Anda bisa melihat Google Assisstant yang bisa menjadi teman bicara sekaligus mencarikan apa pun yang kamu mau.



Dibandingkan manusia, kecerdasan buatan memiliki performa yang lebih tinggi, tidak rewel, tidak perlu digaji, dan bisa bekerja 24 jam. Dengan semua kemampuan itu maka wajar saja jika di masa depan pekerjaan manusia akan dirampas oleh AI. Suka atau tidak, masa depan itu akan mendatangi kita.

Awalnya mungkin kita berpikir bahwa ada bidang tertentu yang tak bisa disentuh oleh AI. Kita mungkin mengira bahwa AI tidak bisa membuat lukisan yang indah, merancang desain pakaian, menulis cerita pendek, atau menkomposisi sebuah lagu. Meski demikian ternyata kita salah besar. Kecerdasan buatan berkembang jauh lebih cepat dari manusia itu sendiri. Kini, AI bahkan sudah melampaui manusia dalam bidang seni.



Lalu, adakah bidang yang tidak bisa disentuh oleh AI? Tidak, tidak ada lagi. Saat ini AI yang paling cerdas sudah bisa mengalahkan GM terbaik bermain catur, merancang arus kereta cepat, dan bahkan menjadi CEO perusahaan. Sekali lagi saya tegaskan, kecerdasan buatan akan segera merampas semua tugas manusia.

Lalu apa yang harus manusia lakukan di dunia yang penuh dengan AI? Well, mungkin belum terlambat untuk mempelajari satu dua ayat kitab suci dan mendirikan sekte ajaran sesat milik Anda. Kenyataannya, tak ada ruang untuk 8 milyar manusia di tengah-tengah kecerdasan buatan. Yang bisa Anda lakukan hanyalah pasrah atau memanfaatkan AI tersebut untuk kepentingan Anda sendiri.

Anggap saja kecerdasan buatan seperti sebuah kalkulator. Kalkulator memang sanggup menghitung dengan cepat, tetapi bukan berarti ahli matematika tidak lagi dibutuhkan. AI memang bisa membuat gambar yang bagus, cerita yang menarik, dan juga musik yang nendang di telinga, meski demikian manusia pasti bisa membuatnya menjadi lebih baik.



Ada satu hal yang dimiliki manusia tapi tidak dimiliki kecerdasan buatan. Hal itu disebut sebagai emosi. Kita bisa merasakan simpati maupun empati dan itu membuat kita paham apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Emosi adalah satu-satunya hal yang belum bisa sepenuhnya ditiru oleh kecerdasan buatan. Belum.

Pada akhirnya satu-satunya cara bertahan dari gempuran AI adalah dengan memastikan Anda memiliki kemampuan yang tak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan. Anda harus terus belajar, terus mengasah skill, dan kendalikan AI tersebut di bawah Anda. Itulah yang disebut sebagai seleksi alam, yang tak bisa bertahan akan tersingkirkan.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur
agusrezapratam4
c4punk1950...
ibelindua
ibelindua dan 20 lainnya memberi reputasi
21
8K
176
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread11KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.