Selain dikenal dengan produk drone militernya yang mendunia, Turki juga mengembangkan berbagai jenis alutsista untuk kebutuhan sendiri maupun impor. Bicara soal alutsista, salah satu kendaraan taktis buatan Turki kini sudah sukses diekspor ke Rwanda, sebuah negara di benua Afrika. Menurut artikel Army Recognition, pada 13 September 2022 lalu muncul foto kendaraan taktis Cobra II yang diunggah ke Twitter oleh Hammer of War. Kendaraan yang dimaksud dioperasikan Rwanda di Mozambik untuk membantu melawan kelompok separatis ISIS pada Mei 2020.

Seperti yang dijelaskan oleh Jordan Smith di africanarguments.org, pada Juli 2021, Rwanda Defense Force (RDF) mengerahkan 1.000 tentara dan petugas polisi ke Mozambik utara. Sejak Oktober 2017, pemerintah Mozambik memerangi militan yang terkait ISIS di provinsi Cabo Delgado. Hingga saat ini, konflik tersebut telah menyebabkan sedikitnya 3.700 kematian dan 820.000 orang terpakda mengungsi.

Sebelumnya Presiden Mozambik Filipe Nyusi menghabiskan sekitar US$154 juta untuk memakai jasa perusahaan militer swasta seperti Grup Wagner Rusia untuk mendukung militer negaranya tidak dilengkapi senjata dengan baik. Namun hal ini gagal memperbaiki situasi. Militan dari ISIS-Mozambik terus tumbuh dan merebut kota-kota seperti kota pelabuhan utama Mocimboa de Praia dan melakukan serangan sporadis di sepanjang perbatasan Tanzania.

Rwanda kemudian ikut membantu Mozambik dengan pengerahan pasukannya, untuk meredam kelompok milisi tersebut berdasarkan doktrin Responsibility to Protect (R2P) dan 2015 Kigali Principles on the Protection of Civilians. Dalam operasinya, mereka memakai kendaraan taktis Cobra II buatan Turki. Tidak diketahui kapan mereka mulai membeli dan berapa jumlah kendaraan yang dimiliki Rwanda saat ini.



Cobra II merupakan kategori kendaraan MRAP (Mine Resistant Ambush Protected)untuk fungsi angkut personel buatan perusahaan Otokar dari Turki, pihak manufaktur mengatakan kendaraan ini adalah varian mutakhir dari produk MRAP mereka. Kendaraan jenis MRAP difokuskan untuk melindungi kru dari ledakan improvised explosive device (IED), bom rakitan yang sering dipakai para milisi. Selain itu kendaraan juga dirancang tahan akan ledakan ranjau.

Cobra II mampu membawa 10 personel termasuk pengemudi dan komandan, akan tetapi konfigurasi kursinya bisa dirubah untuk menampung hingga 11 orang. Kendaraan bisa dilengkapi 3 atau 5 pintu sesuai permintaan pemesan.

Cobra II MRAP punya panjang 6.35 m, lebar 2.75 m, serta tinggi 2.65m. Untuk gross vehicle weight kendaraan adalah 18.500 kg. Cobra II ditenagai Turbo Charged Diesel Engine yang menghasilkan tenaga maksimum 400 hp, mesinnya lalu dijodohkan dengan transmisi otomatis. Cobra II mampu digeber hingga kecepatan maksimum 110 km/jam dengan jarak jelajah maksimum 700 km.



Untuk urusan senjata memang tidak istimewa, stasiun senjata yang ada di atap kendaraan bisa dipasangi senapan mesin ringan 7.62 mm atau senapan mesin berat 12.7 mm. Jika merasa kurang greget, Cobra II juga bisa dipasangi kanon otomatis dengan kaliber 25 mm. Untuk Cobra II Rwanda pilihan peluncur granatnya memakai Namenska M07 kaliber 40 mm buatan Serbia.

Seperti konsep kendaraan militer modern yang modular, maka Cobra II bisa dikembangkn ke berbagai varian mulai dari ambulance, kendaraan pos komando, surveillance radar serta kendaraan CBRN reconnaissance.




Referensi Tulisan: Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera di atas